Mentari pagi mulai mengufuk di timur meninggi.
Mulai memanas tak bisa di hindari.
Seorang anak menatap dan menggerutu ke matahari.
Dengan kehadirannya ia merasa silau setiap hari.
Juga merasa suasana sumuk tak nyaman di nikmati.
Karena sulit dan tak mungkin matahari di hindari.
Ia yang memilih mengurung diri.
Tak ingin di sinari.
Beberapa waktu tubuhnya kurus tak bergairah dan makin kurus tambah hari.
Diagnosa dokter katanya kurang sinar matahari.
Rupanya yang ia lakukan merugikan diri.
Rupanya ia salah, dan baru menyadari.
Ke egoisan diri ternyata merugi.
Mengurung diri dari matahari justru merugikan diri sendiri.
Matahari tiap hari akan menyinari.
Baik di suka atau di benci ia tak peduli.
Sejak awal di cipta itu yang menjadi misi.
Seorang mukmin begitulah sebagai fungsi.
Mau di puji atau di benci.
Ia tetap menjalankan fungsi.
وَخَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ
“Dan sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.”
(HR. Al-Qadlaa’iy dalam Musnad Asy-Syihaab no. 129, Ath-Thabaraaniy dalam Al-Ausath no. 5787).
Semoga kita bisa merealisasi.
Sesuai fungsi dan misi.
Belajar yang di perankan matahari.
By Ustadz Umar Faqihuddin M.M.
No comments