PROPERTY SOLO

PROPERTY SOLO

Kembalilah!

Share:




Sekadar analog tentang pendaki gunung. 


Mereka yang mencapai puncak dengan aman, lancar, dan menyenangkan, adalah yang mendaki dengan mengikuti semua aturan. Mulai dari preparing, sampai pulang kembali ke basecamp.


Pernah mendengar pendaki tersesat? Apa sebabnya?


Banyak pendaki tidak sampai ke puncak, bahkan tersesat, dan tidak jarang berakhir dengan kematian. Sebab terbesar adalah si pendaki itu sendiri.


Kondisi fisik tidak fit dipaksa mendaki, kurang konsentrasi, tidak memiliki wawasan atau informasi terkini, kurangnya persiapan, adalah faktor-faktor yang sering menyebabkan tersesat.


Ego yang diikuti juga menjadi faktor tersesat. Percaya diri berlebihan, bahkan arogan, membuatnya tidak menghormati aturan. Meremehkan dan mengarah ke sikap sombong, mendorongnya bersikap semau-maunya.


Sebenarnya rute sudah dibuat pasti. Jalur pendakian diberi rambu-rambu lengkap. Kondisi cuaca telah dipelajari. Perkiraan waktu disepakati. Namun, ego dan arogan merusaknya.


Karena tergoda gemericik air, ia tinggalkan jalur. Karena ingin jalan pintas, ia tinggalkan rombongan. Karena tertarik suara burung, ia masuk ke daerah yang masih asing. Karena mengejar hewan langka, ia tidak peduli arah. Akhirnya? Tersesat.


Maka, jangan tergoda dengan hal-hal yang membuatmu lupa dari tujuan sesungguhnya! Jika terlanjur keluar jalur, kembalilah! Segeralah berhenti, kemudian kembalilah ke rute pendakian!


Begitulah perjalanan manusia ke surga. Banyak sekali godaan yang merayu-rayu. Di setiap langkah, ada setan yang memanggil-manggil. Setiap panggilan setan, terlihat indah dan terdengar merdu. 


Jangan tergoda! Kalaupun sempat salah langkah, sempat keluar jalur, maka kembalilah!


Allah Ta’ala berfirman:


وَأَنِيبُوٓاْ إِلَىٰ رَبِّكُمۡ وَأَسۡلِمُواْ لَهُۥ مِن قَبۡلِ أَن يَأۡتِيَكُمُ ٱلۡعَذَابُ ثُمَّ لَا تُنصَرُونَ 


"Dan ber-inabahlah (kembalilah kalian) kepada Tuhan kalian, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu, kemudian kalian tidak dapat ditolong lagi" QS Az Zumar; 54


Ibnul Qayyim dalam Thariqul Hijratain mendefinisikan al Inabah, " Kembali kepada Allah. Daya dorong dan daya tarik hati, seluruhnya kepada Allah. Hal ini, berlandaskan kekuatan cinta dan rasa takut ".


Al Inabah bertingkat-tingkat. Tingkat tertinggi, menurut Ibnul Qayyim, " Kembalinya ruh secara totalitas kepada Allah, yang didasarkan cinta murni yang sangat, sehingga meniadakan cinta kepada yang lain "


Contoh aplikatifnya adalah sirkel atau pertemanan yang buruk. Tidak semua teman mau mendukung untuk baik. Bahkan, banyak teman yang justru menjadi penghambat kebaikan.


Seringkali karena alasan pertemanan, salat jamaah terlambat diikuti. Karena alasan teman, rencana ikut kajian ilmu dibatalkan. Karena alasan menjaga pertemanan, kebiasaan buruk yang sudah ditinggalkan, dilakukan lagi.


Kalau memang merasa tidak enak dengan teman, malu atau sungkan, tidak sampai hati atau alasan-alasan lainnya membuat seseorang meninggalkan kewajiban sebagai hamba atau menjerumuskan kepada kejelekan, putus saja pertemanan itu!


Kembalilah kepada Allah secara totalitas!


وَأَنِيبُوٓاْ إِلَىٰ رَبِّكُمۡ وَأَسۡلِمُواْ لَهُ


"Dan ber-inabahlah (kembalilah kalian) kepada Tuhan kalian, dan berserah dirilah kepada-Nya! "


Memang benar, godaan syahwat dan syubhat tidak pernah berhenti bergulir. Selalu saja mengalir. Kadang manusia terbawa arus, terseret, dan terjebak hingga hampir tenggelam. Ada juga yang benar-benar tenggelam.


Ada yang kemudian selamat karena berjuang untuk menepi dan meminggir.


Kenapa sampai terjadi? Karena, ia mengikuti nafsu dengan berspekulasi atau coba-coba bermain dengan arus. Kadang ia berfikir, kalau pun terbawa arus, ia akan cepat-cepat kembali menepi. Berinabah!


Padahal berinabah itu, kembali kepada Allah tingkat tertinggi bukan kalau berbuat dosa lalu bertaubat. Inabah tertinggi itu ketika berusaha memutus semua hal yang bisa membuatnya jauh dari Allah Ta'ala.


Lendah, 05 Februari 2025

No comments

Featured Post

Ubah Perilaku, Barang Pun Laku

  Ini tentang berbisnis! Detail dan teknis pun tak luput dari perhatian Islam. Benar-benar sempurna agama kita! Misalnya saja membuka usaha ...