Hari ini merupakan kunjungan ke karawang untuk ke sekian kalinya dalam rangka menghadiri acara pernikahan saudara.
Setelah beberapa lama ngobrol kesana kemari terasa bosan dan hendak keluar untuk menghirup suasana berbeda.
Dalam perjalanan ke kota karawang, terlintas kenangan-kenangan masa lalu, tidak lama kemudian ada suara sms yang masuk. ternyata orang rumah menitip bakso.
Dalam perjalanan pulang, akhirnya ketemu juga dengan gerobak tukang bakso. Kok ini gerobak baksonya ada namun penjual nya tidak ada.
Pak, maaf ini tukangnya kemana ya pak?
tanyaku ke tukang gorengan yang ada disebelahnya.
"Oh,. lagi sholat magrib dulu pak, tunggu saja sudah dari tadi kok, bentar lagi juga datang". jawabnya.
sehubungan ini adalah pesanan dari orang rumah, mau tidak mau harus menunggu agak lama, kalo ini untuk sendiri pasti sudah saya tinggal.
Sempat terlintas dalam pikiran, betapa banyak pembeli yang membatalkan, jika ditinggalkan begitu lamanya untuk sholat.
tak lama kemudian datanglah tukang Bakso tersebut. " Beli Bakso 5 bungkus, pak" ucapku
Beberapa menit kemudian, datanglah beberapa orang yang ikut mengantri untuk membeli bakso. Entah dari mana mereka datang, tadi saya menunggu sendirian ga ada orang lain. tiba tiba mereka juga ikut memesan bakso.
MasyaAllah, tidak sedikit pedagang yang rela meninggalkan sholat demi menjaga dagangannya yang belum tentu ada pembelinya. Apalagi kalo sedang ramai ramainya jualan, mereka rela untuk menunda nunda atau bahkan meninggalkan sholat hanya karena alasan sibuk kerja, meeting dan lain sebagainya. Mereka ( dan juga kita) seakan lupa kalo sebenarnya Allah telah mengatur rezeki setiap hambanya.
Tukang bakso ini secara logika seakan akan lari meninggalkan rezekinya, namun sekembalinya dari shokat ternyata rezeki datang bak lebah yang mendatangi bunga. Bahkan Allah sendiri menggerakkan hati saya untuk menunggu sampai pedagang datang dengan membeli 5 bungkus.
Sungguh benar perkataanmu wahai
Nabiku,
ﻟﻮ ﺃﻥ ﺍﺑﻦ ﺁﺩﻡ ﻫﺮﺏ ﻣﻦ ﺭﺯﻗﻪ ﻛﻤﺎ ﻳﻬﺮﺏ ﻣﻦ
ﺍﻟﻤﻮﺕ ﻷﺩﺭﻛﻪ ﺭﺯﻗﻪ ﻛﻤﺎ ﻳﺪﺭﻛﻪ ﺍﻟﻤﻮﺕ
“Kalaulah anak Adam lari dari rezekinya sebagaimana ia lari dari kematian, niscaya rezekinya akan mengejarnya sebagaimana kematian itu akan mengejarnya.”
( HR Ibnu Hibban No. 1084. Hadits
hasan dalam Silsilah al-Ahadiits no. 952.)
Semoga Allah menjadikan kita hamba-hambaNya yang selalu bertakwa, yang selalu mengutamakanNya di atas dunia & seisinya.
No comments