Setiap insan manusia sudah pasti pernah mengalami kegagalan dalam hidup. Gagal merupakan salah satu cara Allah berikan kepada makhluknya untuk pembelajaran dan pendidikan. setelah mengalami banyak kegagalan kita belajar lebih banyak untuk mendapatkan keberhasilan.
Namun, tidak semua orang menyadari hal ini sebagai hikmah. dalam kehidupan ini kita akan menemui dua type manusia tatkala mengalami kegagalan: penghadap dan peratap. kita termasuk dalam type yang mana?
Tipe penghadap; selalu menganggap dirinya yang salah dalam kegagalan apapun. kemudian ia akan berpikir untuk mencari solusi untuk memperbaikinya, saat kegagalan menghadang didepannya, ia akan menghadapinya.
sedangkan tipe peratap; selalu menganggap orang lain yang salah dalam kegagalan apapun. sehingga ia tidak bisa berpikir untuk mencari solusi untuk memperbaikinya. sebab ia telah menemukan seseorang sebagai kambing hitam yang bisa disalahkan. sehingga tatkala kegagalan menghampiri ia justru meratapi semua kejadian.
tatkala dalam rumah tangga, seorang peratap pasti akan menyalahkan pasangannya. ketika gagal dalam usaha, peratap akan menyalahkan konsumennya. Bahkan jika gagal memperbaiki diri, peratap akan menyalahkan orang lain. pada intinya ia merasa benar dan orang lain salah.
Berbanding terbalik dengan seorang penghadap. tatkala gagal dalam rumah tangga, ia akan mengkoreksi dirinya sendiri, ketika gagal dalam usaha, maka ia akan berusaha keras untuk mencari jalan solusi terbaik tanpa menyalahkan orang lain. bahkan saat ia gagal dalam memperbaiki diri ia akan tetap terus berusaha lagi dan lagi. bahwa kegagalan yang ia alami merupakan kesalahan diri maka akan berusaha memperbaiki diri.
Rasulullah dan para sahabat merupakan sosok yang menghadapi kegagalan bukan meratapi. Mari membuka memori kita tentang perang Uhud.
Inilah perang di mana kaum muslimin mengalami kegagalan, disebabkan pasukan pemanah turun dari bukit Uhud karena mengira perang telah usai.
Apa yang dilakukan oleh Rasulullah ketika pasukan ini pulang kembali ke Madinah? Tidak sedikitpun ucapan Beliau SAW yang menyalahkan para pemanah, justru Rasulullah berpikir cepat bagaimana mempertahankan wibawa umat Islam. Beliau lantas mengutus Sahabat Ali bin Abi Talib bersama sejumlah besar pasukan untuk mengejar tentara kaum musyrik.
Akan halnya dengan kaum munafik di Madinah, merekalah yang memperlihatkan sikap peratap dengan saling melempar kesalahan.
الَّذِينَ قَالُوا لِإِخْوَانِهِمْ وَقَعَدُوا لَوْ أَطَاعُونَا مَا قُتِلُوا
Orang-orang (munafik) yang mengatakan kepada saudara-saudaranya dan mereka tidak turut pergi berperang, "(Ini salah mereka sendiri), sekiranya mereka mengikuti kita tentulah mereka tidak terbunuh."
(Surat Ali Imran : 168)
Jadi kembali kepada diri sendiri, jika saat ini kita sedang mengalami kegagalan, apakah kita akan memilih menjadi seorang Penghadap atau Peratap?
No comments