Pernah kita membaca ungkapan menyejukkan, dimana dikatakan bahwa "Jika kita tidak tahu dimana rezeki kita, maka tidak perlu khawatir, karena rezeki kita itu tahu dimana kita berada." Ini adalah sebuah hal yang benar, ingatlah hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau pernah bersabda:
لَوْ أَنَّ ابْنَ آدَمَ هَرَبَ مِنْ رِزْقِهِ كَمَا يَهَرَبُ مِنَ الْمَوْتِ؛ لَأَدْرَكَهُ رِزْقُهُ كَمَا يُدْرِكُهُ الْمَوْتُ
“Seandainya anak Adam lari dari rezekinya sebagaimana ia lari dari kematian, niscaya rezekinya akan mendatanginya sebagaimana kematian mendatanginya.” (HR. Ibnu Hibban, dishahihkan Syaikh al-Albani dalam ash-Shahihah: 952)
Tapi ini bukan berarti kita boleh meninggalkan usaha, tidak perlu bekerja. Justru usaha dan tawakal itu adalah dua hal yang tidak terpisahkan. Karenanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
لَوْ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَوَكَّلُونَ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرُزِقْتُمْ كَمَا يُرْزَقُ الطَّيْرُ تَغْدُو خِمَاصًا وَتَرُوحُ بِطَانًا
“Andai saja kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenarnya, niscaya kalian diberi rezeki seperti rezekinya burung, pergi dengan perut kosong di pagi hari dan pulang di sore hari dengan perut terisi penuh.” (HR. Tirmidzi: 2433)
Seperti burung, mereka bertawakal kepada Allah, dan mereka pun berusaha. Perhatian hadits tersebut, mereka keluar di waktu pagi menunjukkan semangat tinggi bukan malah tidur, atau berleha kemudian berdalih bahwa rezeki akan mengejar. Mereka pulang di sore hari menunjukkan bekerja dan usaha itu jangan pula sampai berlebihan. Tidak ada burung yang pulang malam atau lembur kemudian meninggalkan keluarganya, hanya karena mencari rezeki.
Oleh sebab itu, tidak perlu gusar masalah rezeki. Allah Maha Kaya dan Maha Tahu, cukup usaha semampunya tanpa memaksakan diri, adapun hasil banyak sedikitnya maka biarlah Allah yang memutuskan, karena Allah Maha Tahu mana yang lebih baik buat kita.
Semoga bermanfaat.
No comments