Ketika saudara-saudara Nabi Yusuf meminta izin kepada ayahnya untuk mengajak dia pergi bersama-sama, maka sang ayah yang tidak lain adalah Nabi Ya'kub berkata,
وَأَخَافُ أَنْ يَأْكُلَهُ الذِّئْبُ وَأَنْتُمْ عَنْهُ غَافِلُونَ
"dan aku khawatir kalau-kalau dia dimakan serigala, sedang kalian lengah dari padanya."
(Surat Yusuf: 13)
Sejarah mencatat, bahwa Nabi Yusuf ternyata dicelakai oleh saudara-saudaranya dan mereka membawa alasan yang persis seperti perkataan ayahnya itu bahwa dia dimakan serigala saat mereka semua lengah dari padanya!
Seolah-olah apa yang dikatakan Nabi Ya'kub benar terjadi. Meskipun sebenarnya alasan tersebut hanya rekayasa mereka saja. Namun sang ayah tidak punya bukti untuk mengelaknya, sehingga mau tidak mau beliau harus menerima alasan itu.
Demikianlah ayat tersebut memberi hikmah kepada kita bahwa perkataan yang kita ucapkan bisa menjadi inspirasi untuk orang lain, apakah itu inspirasi kebaikan atau kejahatan.
Oleh karena itu, kita harus perhatikan dengan teliti segala perkataan yang akan kita ucapkan. Apabila mengandung kemungkinan menjadi hal yang negatif, sebaiknya simpan saja dalam hati dan tidak perlu diutarakan.
Misalnya orang lain bertanya apakah bulan Ramadhan ini kita berniat shalat tarawih berjamaah di masjid selama sebulan penuh? Jangan sampai kita menjawab, "Aku terkadang pulang malam dari kantor. Jadi tidak setiap hari aku bisa mengejar shalat tarawih berjamaah."
Daripada mengutarakan kemungkinan yang bisa menjadi hal yang negatif, lebih baik simpan saja dalam hati dan tidak perlu diutarakan. Bahkan kalau bisa ucapkan, "Insya Allah, semoga Allah berikan kemudahan waktu padaku di bulan ini sehingga akan kumanfaatkan untuk melaksanakan shalat tarawih berjamaah setiap malam."
Atau saat orang lain bertanya apakah bulan Ramadhan ini kita berniat bersedekah selama sebulan penuh? Jangan sampai kita menjawab, "Saat ini sedang pandemi, omsetku merosot. Jadi aku tidak yakin bisa melazimkan sedekah sepanjang bulan."
Daripada mengutarakan kemungkinan yang bisa menjadi hal yang negatif, lebih baik simpan saja dalam hati dan tidak perlu diutarakan. Bahkan kalau bisa ucapkan, "Insya Allah, semoga Allah berikan kelancaran rezeki padaku di bulan ini sehingga akan kumanfaatkan untuk bersedekah setiap hari."
Jadi, kalau saya bertanya kepada saudara, apakah bisa pada bulan Ramadhan ini saudara berniat membaca Al-Qur'an satu juz di siang hari dan satu juz di malam hari? Apa yang saudara akan jawab?
Syahrul Mubarak.
⏰ Ada rezeki baru jika kita mau mencoba Ramadhan yang baru!
No comments