PROPERTY SOLO

PROPERTY SOLO

NGALAHAN

Share:


Mengambil hikmah dari kisah Qabil dan Habil dalam menjalankan perintah Allah.


Bahwa salah satu sifat orang yang baik, calon ahli surga dan yg amalannya diterima oleh Allah adalah orang yang ngalahah,suka mengalah,gampang dan longgar. 

Tidak suka membalas kejelekan orang lain dan mampu menahan sakit hati.


Sebaliknya, sifat orang yang tidak disukai oleh Allah adalah orang yang ambisius, merasa paling benar berdasarkan hawa nafsunya, memanjakan dorongan hasadnya, melakukan hal-hal tanpa banyak pertimbangan syariat sehingga menyebabkan dia menjadi nekad, dan suka menyalahkan orang lain atas nasib buruk yang menimpanya.


Saat Allah mensyariatkan pernikahan silang antar saudara kembar pada anak anak Nabi Adam, Qabil menikah dengan saudara Habil dan Habil menikah dengan saudara Qabil, Qabil tidak terima. Dia merasa lebih berhak atas saudari kandungnya yang lebih cantik dibanding saudari Habil.


Mengetahui hal itu, Nabi Adam menyuruh dua anak lelakinya untuk berkurban. Siapa yang kurbannya diterima oleh Allah maka dia berhak menikah dengan saudari Qabil yg cantik.


Habil yang bertakwa memberikan kambing terbaiknya karena dia adalah seorang peternak. Bukan agar memenangkan taruhan utk menikah dg wanita tercantik. Tetapi memang karena jiwanya yg bersih dan bertakwa sehingga ia ingin memberi yg terbaik utk Allaah. Sedangkan Qabil, yang bekerja sebagai petani, memberikan buah-buahan yang kurang baik.


Diterimalah kurban Habil karena memang Allah hanya menerima yang baik-baik. Qabil, yang ambisius, marah dan ingin membunuh Habil. Dia lupa daratan. Lupa bahwa yang menyuruh untuk menikah dengan pernikahan silang itu Allah. Bukan atas keinginan Habil. Nafsu menguasai. Pikirannya diikat dengan kalimat "pokoknya harus aku. Pokoknya aku yang benar". 


Bagaimanakah sikap Habil?

Dia tidak melawan meski mampu. Dia bersabar dan berharap pahala. Dia tidak masalah harus mati di tangan saudara sendiri. 


Dia tidak mau membalas sebab membalas hanya akan menjadikan dia dan Qabil sama jahatnya. Qabil adalah seorang muslim. Bila Habil melawan dan dia menang berarti dia membunuh seorang muslim terlebih Qabil adalah saudara kandungnya sendiri. Makanya, dia tidak membalas.


Suka mengalah bukan berarti mudah kalah. Diam bukan berarti lemah. Bukan berarti bila dizhalimi tidak usah membela diri. Antara membela diri dengan dihiasi ambisi dan membela diri dengan dihiasi tawakkal itu beda. Bisa dirasakan bahkan oleh lawan.


Semoga kita dimudahkan oleh Allah utk menjadi pribadi yg seperti Habil. Aamiin


Wallaahu a'lam bi showwab.


Copas



No comments

Featured Post

HIDUP TIDAK PERNAH BERMASALAH, KITALAH SENDIRI YANG MEMBUATNYA MENJADI MASALAH

  "Hari ini sungguh sial. Jalanan macet, angkot biadab berhenti sembarangan, bos di kantor kurang ajar, mengapa semua orang menjadi bod...