Saat masih kost di Bandung, beberapa teman satu kost saya memiliki motor. Namun bisa dibilang saya jarang meminjam motor mereka, karena saya termasuk penghuni kost yang juga membawa motor sendiri.
Suatu hari karena alasan tertentu, akhirnya saya meminjam motor teman kost juga. Itulah pertama kali merasakan motor dia. Rasanya? Bagus sekali. Seperti membawa sebuah motor baru!
Saya cukup kaget, bagaimana motor lama seperti itu masih punya tarikan gas yang prima. Berbeda sekali dengan punya saya. Sampai saya tanyakan kepada sang teman apakah rahasianya motor masih terawat sebaik ini. Jawabannya, perawatan yang telaten, dan gunakan oli yang berkualitas jangan asal murah saja.
Saya pikir rahasianya ada beberapa fisik mesin yang diganti, ternyata tidak ada. Semuanya masih _sparepart_ yang sama, hanya asupan oli yang tepat memberi pengaruh yang besar terhadap fisik mesinnya.
Saya bersyukur punya kenangan demikian. Karena memudahkan saya untuk memahami penjelasan dari guru kami perihal hubungannya ruh, nafsu, dan jasad manusia. Sesungguhnya awalnya manusia hanya jasad yang Allah ciptakan dari tanah.
Pada usia kandungan empat bulan, jasad yang mati ini diberikan ruh sehingga hidup. Setelah jasad hidup, yang tadinya tidak punya keinginan kini menjadi banyak inginnya. Itulah awal munculnya nafsu. Mari kita menyimak surat Al-Jatsiyah ayat 23.
اَفَرَءَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ اِلٰهَهٗ هَوٰىهُ وَاَضَلَّهُ اللّٰهُ عَلٰى عِلْمٍ وَّخَتَمَ
_"Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya sesat dengan sepengetahuan-Nya."_
Guru kami lantas melanjutkan, bahwa ruh maupun nafsu sama-sama bisa mempengaruhi kekuatan jasad kita secara fisik. Apabila ruh itu kuat, maka jasad akan kuat untuk ibadah kepada Allah. Maka kita harus selalu berusaha menguatkan ruh dengan cara banyak membaca Al-Quran, interaksi dengan orang salih, bangun malam, dan lain sebagainya.
Pernahkah kita melihat orang yang sedang sakit, tapi ketika datang waktu shalat tahajud ia bisa memaksakan dirinya untuk mengerjakan shalat. Padahal jasadnya sedang tidak baik-baik saja, namun karena ruhnya kuat maka fisiknya mendapatkan pengaruh dan timbul kekuatan juga dalam ibadah.
Contoh lainnya adalah orang tua kami yang berbadan gemuk. Sepintas beliau tak ada bedanya seperti orang-orang lain yang kelebihan berat badan. Bergeraknya susah, cepat lelah, dan tidak bisa gesit seperti orang-orang dengan badan ideal. Namun apabila waktu Dhuha datang, beliau bisa menghabiskan 12 rakaat setiap harinya dengan gerakan shalat yang sempurna.
Dari mana datangnya kekuatan fisik yang prima seperti itu dalam urusan ibadah? Dari kekuatan ruhnya. Maka jangan heran, bila ruh kita lemah baru shalat sunnah dua rakaat saja sudah keletihan! Sudah saya ceritakan di awal, asupan oli yang berkualitas mempengaruhi fisik motor secara nyata.
Sebaliknya, jika nafsu yang kuat maka akan mempengaruhi fisik pula. Tapi dalam hal kekuatannya ketika bermaksiat. _Naudzubillah._ Contohnya gampang saja, berapa banyak orang yang kuat berkumpul dengan teman-temannya untuk bermaksiat semalam suntuk?
Dari mana datangnya kekuatan fisik yang prima seperti itu dalam urusan maksiat? Dari kekuatan nafsunya. Nafsu itu menjadi kuat dengan banyaknya dosa yang dilakukan. Hal ini disebut langsung oleh Allah dalam lanjutan ayat di atas, bahwa mereka yang nafsunya kuat maka telinganya, hatinya, matanya, ikut terpengaruh dan memiliki kekuatan yang kokoh untuk menolak kebenaran.
وَّخَتَمَ عَلٰى سَمْعِهٖ وَقَلْبِهٖ وَجَعَلَ عَلٰى بَصَرِهٖ غِشٰوَةًۗ فَمَنْ يَّهْدِيْهِ مِنْۢ بَعْدِ اللّٰهِ ۗ اَفَلَا تَذَكَّرُوْنَ
"Dan Allah telah mengunci pendengaran dan hatinya serta meletakkan tutup atas penglihatannya. Maka siapa yang mampu memberinya petunjuk setelah Allah (membiarkannya sesat?) Mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?”
Jadi berhati-hatilah dalam setiap aktivitas yang kita lakukan. Renungkan dahulu, apakah aktivitas tersebut menguatkan ruh atau menguatkan nafsu? Masing-masing ada efeknya sendiri terhadap tubuh kita.
✏️ _Sahabatmu, Arafat._
No comments