Imamah adalah kain sorban yang dililitkan dikepala seorang khalifah.
Ustadz Abdul Somad mengatakan bahwa sorban yang dililitkan dikepala namanya adalah Imamah.
Mereka, para Khalifah (Imam) terdahulu biasa menggunakan kain yang dililitkan di kepalanya untuk kain kafan mereka.
Kalau melihat gambar sultan-sultan Khilafah Utsmaniyah yang berpusat di Turki dahulu, kelihatan surban atau imamah mereka besar-besar, apa nggak keberatan, ya?
Ternyata, itu bukan sekedar peci, topi, atau mahkota tanda kebesaran, tetapi juga akan menjadi kain kafan yang dipersiapkan untuk mereka.
Kain kafan itu diikat menjadi mahkota, dan itu adalah salah satu syarat menjadi Khalifah.
Apa makna filosofianya?
- Setiap Khalifah yang memimpin harus berjiwa mujahid,
- Harus berani memimpin perang dan berada di barisan terdepan.
- Sebagai pengingat para Khalifah, bahwa kematian selalu mengintainya, dan kain kafan sudah disiapkan.
Sehingga dalam memimpin negara dan rakyat, dia harus sadar bahwa kepemimpinan hanya amanah. Bukan keren-kerenan.
Bukan buat bangga-banggaan. Tapi itu adalah kesempatan mengumpulkan kebaikan.
Dan di saat dia mau berbuat zalim, dia akan ingat kalau kain kafan selalu di kepalanya, kapan saja dia bisa mati.
Khalifah Bayazid, salah satu Khalifah yang syahid di medan perang melawan tentara Romawi yang berkoalisi dengan Rusia dan Jerman, beliau syahid dan dikafani dengan kain surbannya itu.
[Dikutip dari berbagai sumber]
No comments