Dear sahabat, alangkah indahnya jika kita bersikap dan bertutur kata yang baik atau memilih untuk diam.
Adalakanya saat kita berkunjung ke sanak saudara, ada perkataan yang menyinggung perasaan orang lain tanpa kita sadari, lewat pertanyaan misalnya. Mungkin bagi kita pertanyaan itu hal yang biasa, tapi bagi mereka dapat menyakiti hati. Karena kita tidak tahu seberapa besar ikhtiar yang telah dilakukan oleh saudara kita.
Sebagaimana kita diajarkan untuk membiasakan diri untuk lebih banyak diam dibanding kita berbicara hal-hal yang tidak penting. Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullahﷺ bersabda,
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaklah ia berkata baik atau hendaklah ia diam.” (Muttafaq ‘alaih: Al-Bukhari, no. 6018; Muslim, no.47)
⠀
Ibnu Hajar menjelaskan, “Ini adalah sebuah ucapan ringkas yang padat makna; semua perkataan bisa berupa kebaikan, keburukan, atau salah satu di antara keduanya. Perkataan baik (boleh jadi) tergolong perkataan yang wajib atau sunnah untuk diucapkan. Karenanya, perkataan itu boleh diungkapkan sesuai dengan isinya. Segala perkataan yang berorientasi kepadanya (kepada hal wajib atau sunnah) termasuk dalam kategori perkataan baik. (Perkataan) yang tidak termasuk dalam kategori tersebut berarti tergolong perkataan jelek atau yang mengarah kepada kejelekan. Oleh karena itu, orang yang terseret masuk dalam lubangnya (perkataan jelek atau yang mengarah kepada kejelekan) hendaklah diam.” (lihat Al-Fath, 10:446)
⠀
Imam An-Nawawi rahimahullah menyebutkan dalam Syarah Arbain, bahwa Imam Syafi’i rahimahullah mengatakan, “Jika seseorang hendak berbicara maka hendaklah dia berpikir terlebih dahulu. Jika dia merasa bahwa ucapan tersebut tidak merugikannya, silakan diucapkan. Jika dia merasa ucapan tersebut ada mudharatnya atau ia ragu, maka ditahan (jangan bicara).”
⠀
Sebagian ulama berkata, “Seandainya kalian yang membelikan kertas untuk para malaikat yang mencatat amal kalian, niscaya kalian akan lebih banyak diam daripada berbicara.”
⠀
Ingat ya sahabat.
Bahwa kita selalu dbersamai oleh malaikat pencatat perbuatan dan lisan kita, maka berhati-hatilah dengan ucapan kita. Jangan sampai lisan ini menjadi pedang yang dapat melukai perasaan saudara kita saat silaturahim
⠀
#JagaSilaturahim
#Lebaran
Adalakanya saat kita berkunjung ke sanak saudara, ada perkataan yang menyinggung perasaan orang lain tanpa kita sadari, lewat pertanyaan misalnya. Mungkin bagi kita pertanyaan itu hal yang biasa, tapi bagi mereka dapat menyakiti hati. Karena kita tidak tahu seberapa besar ikhtiar yang telah dilakukan oleh saudara kita.
Sebagaimana kita diajarkan untuk membiasakan diri untuk lebih banyak diam dibanding kita berbicara hal-hal yang tidak penting. Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullahﷺ bersabda,
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaklah ia berkata baik atau hendaklah ia diam.” (Muttafaq ‘alaih: Al-Bukhari, no. 6018; Muslim, no.47)
⠀
Ibnu Hajar menjelaskan, “Ini adalah sebuah ucapan ringkas yang padat makna; semua perkataan bisa berupa kebaikan, keburukan, atau salah satu di antara keduanya. Perkataan baik (boleh jadi) tergolong perkataan yang wajib atau sunnah untuk diucapkan. Karenanya, perkataan itu boleh diungkapkan sesuai dengan isinya. Segala perkataan yang berorientasi kepadanya (kepada hal wajib atau sunnah) termasuk dalam kategori perkataan baik. (Perkataan) yang tidak termasuk dalam kategori tersebut berarti tergolong perkataan jelek atau yang mengarah kepada kejelekan. Oleh karena itu, orang yang terseret masuk dalam lubangnya (perkataan jelek atau yang mengarah kepada kejelekan) hendaklah diam.” (lihat Al-Fath, 10:446)
⠀
Imam An-Nawawi rahimahullah menyebutkan dalam Syarah Arbain, bahwa Imam Syafi’i rahimahullah mengatakan, “Jika seseorang hendak berbicara maka hendaklah dia berpikir terlebih dahulu. Jika dia merasa bahwa ucapan tersebut tidak merugikannya, silakan diucapkan. Jika dia merasa ucapan tersebut ada mudharatnya atau ia ragu, maka ditahan (jangan bicara).”
⠀
Sebagian ulama berkata, “Seandainya kalian yang membelikan kertas untuk para malaikat yang mencatat amal kalian, niscaya kalian akan lebih banyak diam daripada berbicara.”
⠀
Ingat ya sahabat.
Bahwa kita selalu dbersamai oleh malaikat pencatat perbuatan dan lisan kita, maka berhati-hatilah dengan ucapan kita. Jangan sampai lisan ini menjadi pedang yang dapat melukai perasaan saudara kita saat silaturahim
⠀
#JagaSilaturahim
#Lebaran
No comments