Selesai membaca tulisan tentang bakti kepada orang tua yang kemarin, berarti kini bertambah luas pula pemahaman kita tentang perbedaan antara ibadah jasad dengan ibadah hati.
Mengertilah kita sekarang bahwa kedua-dua jenis ibadah ini adalah baik, namun bagaimanapun ibadah hati lebih unggul dan lebih penting.
Misalnya dalam shalat, jika selama ini masih kita kerjakan sebatas gerakannya saja, maka sempurnakanlah dengan kehadiran hati ketika shalat (khusyu). Dengan demikian shalat kita dicatat sebagai ibadah jasad sekaligus ibadah hati.
Saat membaca nasihat-nasihat yang baik di medsos, jangan sekedar melibatkan mata dan menjetikkan jari. Namun niatkan dalam hati untuk merenungkan (tadabbur) betapa indahnya Islam ini dan mensyukuri nikmat bahwa Allah masih mengingatkan kita dengan berbagai cara-Nya.
Dengan demikian aktivitas kita menggunakan ponsel dicatat sebagai ibadah jasad sekaligus ibadah hati.
Lalu bagaimana dengan adab dalam pergaulan di antara suami dan istri? Ketahuilah bahwa hak dan kewajiban suami istri itu juga meliputi jasad dan hati. Surat An-Nisa ayat 19 merangkum aneka macam etika bergaul yang baik antar suami istri.
وَعَاشِرُوهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ
"(wahai para suami) bergaullah dengannya (istri) secara terpuji."
Al-Imam Ibnu Katsir menguraikan tafsir ayat di atas bahwa pergaulan yang terpuji antar suami dan istri misalnya bertutur sapa yang baik, bersikap lemah lembut, memberi kelapangan nafkah, dan selalu bergembira. Tampak benar bahwa semua hal tersebut adalah ibadah jasad.
Adapun dalam Surat Al-Baqarah ayat 187 Allah berfirman,
هُنَّ لِبَاسٌ لَكُمْ وَأَنْتُمْ لِبَاسٌ لَهُنَّ
"Mereka (para istri) adalah pakaian bagi kalian (para suami), dan kalian adalah pakaian bagi mereka."
Salah satu penjelasan ayat tersebut dalam Tafsir Al-Qurtubi adalah bahwa antara suami dengan istri satu sama lain saling memberi ketenangan.
Bagaimana ketenangan itu diperoleh? Yaitu dengan adanya rasa saling percaya, tanggung jawab, dan setia kepada pasangannya. Dan kesemua perihal ini adalah ranah hati.
Oleh karena itu wahai para istri, engkau masih bisa mendapatkan pahala taat pada suami, meski ia sedang tidak ada di rumah. Yaitu dengan keadaan hatimu. Jagalah hati jangan sampai memiliki prasangka yang tidak pantas pada suami.
Jangan pula melakukan hal-hal yang tampak biasa bagimu, tetapi sebenarnya membuat tidak tenang suami.
Begitu pula wahai para suami, ingatlah bahwa adab kepada istri itu diuji justru ketika ia jauh darimu. Yaitu dengan keadaan hatimu. Janganlah membandingkan istrimu dengan perempuan lain, meski ia tidak mengetahui.
Jangan pula menyembunyikan sesuatu, yang apabila istrimu tahu maka menjadi tidak tenanglah dia.
Kita tentu sudah pernah dengar bahwa pernikahan adalah ibadah yang paling lama masa mengamalkannya. Karena dimulai sejak ikrar akad terucap, dan berakhir hingga ajal memisahkan.
Maka hari ini bertambah lengkaplah pengetahuan itu, bahwa ibadah paling lama tersebut rupanya tidak hanya berkaitan dengan jasad saja, melainkan juga melibatkan ibadah hati.
Baca Bakti kepada Ayah dan Ibu
No comments