Pendidikan itu ada ditangan kita, bukan ditangan dia atau mereka. Tidak perlu membuat tulisan-tulisan protes, menganalisa pribadi orang, menelusuri kehidupan pribadinya, menyimpan dokumen foto pernikahannya, misuh misuh di sosmed (ini yang orang surabaya pasti tahu arti misuh misuh), bikin meme, pasang emosicon nangis, tepok jidat, dsb.
UDAH BERHENTI ! NGGAK PERLU ! Sebab semua itu tidak akan ada yang menggubris dan tidak berefek apapun !
Nangis saja gerung-gerung diatas sajadah ! asal jangan misuh misuh diatas sajadah !
Minta ampunan sejadi jadinya, minta Allah bimbing, sebab kabinet ini berdiri atas ijin Allah juga. Pahami maksud Allah. Kita sudah bisa menerka kan arahnya akan kemana saat mereka ada di posisi itu ? sudah terima saja, trimo ing pandum. Tapi bukan berarti harus diam saja, pasrah nangis menderita tak berdaya, hadeeehhh bukan begini juga yaaa. Ini mah cuma ada di sinetron.
Apa yang Allah ijinkan terjadi pasti terjadi. Sekarang mari kita lihat dari kacamata iman. Kita ini sudah hidup di akhir jaman. Ummat nabi Muhammad ini adalah ummat yang umurnya paling singkat, maka lapangan jihadnya paling banyak. Sekarang Allah sedang membuka lapangan jihad baru, "JIHAD PENDIDIKAN".
Apa yang terjadi saat ini adalah jihad bagi kita.
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.” (At Tahrim: 6).
Seorang tabi’in, Qatadah, ketika menafsirkan ayat ini mengatakan,
"Yakni, hendaklah engkau memerintahkan mereka (keluargamu) untuk berbuat taat kepada Allah dan melarang mereka (keluargamu) dari berbuat durhaka kepada-Nya. Dan hendaklah engkau menerapkan perintah Allah kepada mereka dan perintahkan dan bantulah mereka untuk menjalankannya. Apabila engkau melihat mereka berbuat maksiat kepada Allah, maka peringatkan dan cegahlah mereka.” (Tafsir al-Quran al-’Azhim 4/502).
Lihat ayat itu mengatakan bahwa tugas orang tua adalah menjadikan anak-anak mereka taat kepada Allah dan mencegah anak-anak itu berbuat durhaka pada Allah. Siapakah manusia yang paling taat pada Allah dan tidak pernah berani mendurhakai Allah ? YESS ! Manusia mulia, Rasulullah Sholallahu Allaihi Wassallam. Berarti setiap orang tua diperintah untuk menjadikan anak-anak mereka seperti Rasulullah.
Atuh susahlah bu, lha kita aja orang tuanya belum bisa kayak Rosul ! Ya makanya orang tuanya jangan santai-santai ! jangan cuma berisik di sosmed aja, tapi anak-anak tidak melihat ortunya pantas sebagai panutan !
Kalau mau anaknya jadi penghafal Qur'an, ortunya ayoo mulai menghafal Qur'an dulu. Setiap hari harus ada "Quality Time" untuk anak.
Berhentilah berburu "sekolah favorite" menurut kacamata manusia. Sebab anda diminta menjadikan anak anda seperti Rasulullah, bukan menjadi Einstein, bukan menjadi Bill Gates, bukan menjadi Neil Amstrong !
Terlalu sempurna bun kalo harus jadi seperti Rasulullah. Baiklah minimal menjadi pemimpin seperti khalifah Abubakar Ash-Shidiq, Umar bin Khatab, Ustman bin Affan, Ali bin Abi Tholib. Atau bagi yang merasa kurang mampu, minimal mampu menjadikan anaknya berakhlak seperti bilal.
Disini perlu bersatu para ortu dan ulama. Sudah jangan lama-lama prihatinnya, jangan lama-lama sedihnya. Bila sekolah-sekolah negeri kurikulumnya mulai menjauhkan anak-anak dari tauhid, tinggalkan ! Jangan terfokus pada sekolah negeri ! cari pondok pesantren yang terjangkau ! sukur-sukur bisa dapat yang gratis !
1. Perlu perubahan pola pikir dari ortu, cari sekolah yang mengedepankan akhlak dan ilmu agama, bukan hanya sekedar mengejar prestice ataupun keren.
2. Berhenti menyuruh anak hanya sekedar menghafal ayat Qur'an tanpa memberi pemahaman maknanya. Tanpa memahami maknanya, bagaimana mungkin anak-anak akan tahu, apa yang difirmankan oleh Rabbnya dan bagaimana mengamalkannya. Hafalan bukan hanya dijadikan bangga-banggaan, tetapi hafalan harus diamalkan, sebab Al-Qur'an diturunkan bukan hanya untuk sekedar dihafal, tapi Al-Quran adalah petunjuk untuk diikuti.
3. Ayoo bergabunglah para ulama dan konglomerat beriman, sedekahkanlah harta dan ilmu kalian di jalan Allah, sebagaimana para sahabat nabi dulu sangat royal dalam bersedekah apapun !
4. Dirikanlah pondok pesantren bukan untuk tujuan komersil ! Jangan terapkan metode kapitalis dalam pengasuhan pondok pesantren ! Islam punya metode sendiri bukan ? Pikirkanlah bagaimana caranya bahkan mereka yang tak mampu membayar sekalipun tetap mampu terdidik di sekolah sesuai tuntunan syari'at Islam.
5. Hanya pondok pesantren lah pusat pendidikan bagi generasi muslim dan mampu merepresentasikan syari'at Islam.
6. Pikirkanlah bagaimana caranya masjid-masjid bukan hanya sekedar menjadi tempat sholat tapi juga menjadi pusat pendidikan akhlak bagi generasi muda.
Biarkan saja mereka membuat kurikulum suka-suka mereka, kita buat kurikulum sesuai tuntunan agama kita. Tidak perlu takut dengan tekanan, jangan pesimis dengan keadaan, sebab dengan berjama'ah ada ganjaran 72 kali lipat, berarti ada 72x percepatan, ada 72x kemudahan, insyaa Allah.
Ingatlah ! Allah runtuhkan Fir'aun dan Allah bebaskan bani Israil dari kedzoliman Fir'aun bukan karena kodzoliman Fir'aun sudah mencapai puncaknya, namun karena bani Israil telah mampu kompak berjama'ah mengikuti perintah Allah melalui petunjuk Musa.
Saya tidak berharap tulisan ini dibaca oleh pejabat negara, tidak perlu juga mereka baca.
Tapi saya berharap tulisan ini dibaca oleh para guru-guru ulama, para konglomerat beriman, para pejuang subuh, para pejuang sedekah. Saya Yudhi bersedia berjihad bersama kalian !
Pemenang bukanlah mereka yang mendapatkan kartu baik, tapi mereka yang mampu memainkan kartu buruk dengan baik.
ALLAHU AKBAR
Ditulis by Irene Radjiman
No comments