Innalillahi wa inna ilaihi raajiuun...
Allohummaghfirlahu war hamhu wa’aafihi wa’fu anhu husnul khotimah
Telah berpulang ke Rahmatullah Ustadz Insan Mokoginta (Seorang Kristolog) di Rumah Sakit Eka Hospital BSD.
Beliau direncanakan untuk mengisi acara peresmian Rumah Tahfiz di BSD. Setelah shalat magrib, berdzikir, habis itu shalat sunnah ba'diyah magrib. Belum sampai selesai, beliau jatuh dan pingsan. Setelah dibawa ke rumah sakit الله
memanggilnya 😭😭😭
Semoga الله Ampuni semua dosa dan khilafnya, Jannah baginya...
آمين يَارَبَّ العَالَمِين
Itu adalah notifikasi yg lewat di salah satu group wa ku. Biasanya aku biasa saja dg notif-notif kabar orang meninggal, sebab memang bukankah kematian itu adalah hal yang biasa dan pasti terjadi pada yang hidup?
Namun kali ini tidak. Padahal saya sendiri juga belum pernah bertemu beliau. Saya beritahu dengan suara yang agak serak pada suami saya.
"Pi, ust. Insan Mokoginta meninggal. " Suamiku yang sedang melakukan aktifitas, langsung berhenti dan berucap," Innalillahi wa'inailaihi roji'un. "
"Kapan meninggalnya mi?"
"Malam ini (1 Muharam 1442H), di RS Eka Hospital BSD. "
"Emang beliau sakit apa?"
"Menurut berita, beliau tidak sakit, tapi pingsan saat sedang shalat sunnah ba'diyah magrib. "
" Ya Allah bagus banget meninggalnya. Pas tahun baru hijriah dimalam jum'at, saat shalat lagi. Beliau sudah dalam kondisi bersih, bahkan meninggal dalam keadaan sehat. "
Ah iyaa benar, syarat mati tak harus sakit. Banyak orang melakukan ini itu untuk kesehatan tubuh, namun seringkali lupa melakukan ini itu untuk kesehatan jiwa. Seolah sehatnya tubuh adalah tolok ukur panjangnya umur.
Bagi mereka yg dipanggil dalam kondisi sakit, insyaa Allah mereka masuk dalam golongan orang yg beruntung, sebab Allah sudah beri aba-aba untuk persiapan apabila akan dijemput pulang. Terlebih dalam Islam dipercaya, sakit yang Allah beri merupakan cara Allah membersihkan dosa-dosa. Saat dosa-dosa sedang dibersihkan Allah panggil, insyaa Allah husnul khotimah.
Sementara bagi mereka yang dipanggil dalam kondisi sehat, akan dipanggil sebagaimana hal yang sedang mereka perbuat. Apakah sedang mendekat pada Allah? Atau sedang bermaksiat pada Allah? Atau bahkan secara tidak sadar sedang memerangi syari'at Allah?
Ust. Insan Mokoginta, teringat bagaimana serorang Kristolog ini bersama ust. Nababan, menjabarkan tentang kebenaran Islam dihadapan para murtadin. Hari-hari yang selalu beliau isi dengan dakwah, dan berakhir di perjalanan dakwah, saat sedang mendekat pada Allah. Orang-orang ini insyaa Allah bukan hanya masuk golongan orang-orang beruntung. Mereka adalah orang-orang hebat yang selalu bersiap. Selalu siap untuk dipanggil sewaktu waktu.
Bagaimana dengan kita? Ah inilah yang sudah hampir setahun terakhir ini membuat saya enggan untuk bicara politik, corona, corona yang dipolitisir, dsb. Bukan untuk play safe supaya akun fb saya aman, atau untuk play safe dihadapan follower saya. Tapi saya lebih memilih play safe dihadapan Allah.
Saya cuma ngebayangin. Saat saya sedang posting tulisan marah-marah penuh emosi untuk mendebat postingan orang yang bahkan tidak saya kenal. Hanya untuk mendebat antara yang masih patuh pakai masker dan yang sudah enggan pakai masker. Hanya untuk mendebat yang masih bisa tetap stay at home dan yang sudah memilih menikmati jalan-jalan. Tiba-tiba jempolnya cantengan dan ambruk. Begitu pedulinya pada kesehatan tubuh, sampai lupa pada kesehatan jiwa yang harusnya dilatih melalui sabar dan shalat. Kebayang tidak, ketika Allah panggil dalam kondisi sehat, namun tidak sedang dalam kondisi sabar dan shalat? Naudzubillahhi min dzalik.
Ust. Insan Mokoginta, insyaa Allah husnul khotimah. Terimakasih atas pelajaran kematian yang sudah ustad tinggalkan. Alfatihah...
Banten, 2 Muharam 1442 H
Irene Radjiman
No comments