PROPERTY SOLO

PROPERTY SOLO

KEMBALI PADA FITRAH

Share:


Oleh : Irene Radjiman

"Bah, pembacokan ulama kembali terulang. Komunis sudah merajalela di negeri ini Bah." Kataku pada guruku.

Abah menunduk, seolah ada kesedihan tergambar dari wajah beliau. Kupikir beliau pastilah prihatin pada pemimpin negeri ini yang tak mampu membuat negeri ini aman dari kriminal. Dengan mata menerawang, Abah menatap kami semua yang ada disitu.

"Kembalilah pada fitrah, kalian sudah terlalu jauh meninggalkan fitrah. Para ulama, mereka para juru bicara Allah, tertusuk, tertikam, terkoyak, berdarah. Allah ijinkan ini terjadi, apa yang ingin Allah sampaikan pada kalian? Bisa jadi benar, ini adalah ulah komunis, atau siapapun dia/mereka, sebenarnya itu tidak penting. Yang patut kita pikir adalah, "Allah ingin bicara apa pada kita melalui peristiwa ini?"

Apakah Allah hanya ingin bicara, "Awas, hati-hati ada komunis!" Sesederhana itukah? Perangi mereka! Sebuah pertanyaan lagi, bagaimana caranya memerangi mereka? Bagaimana kita tahu si Fulan komunis dan si Fulan bukan? Apakah kita diberi kedetilan sedemikian rupa untuk mengetahui hal itu?"

Aku mendongak mengernyitkan dahi, belum paham arah jawaban guruku. Abah melanjutkan.

"Para ulama itu, mereka jubir Allah, terkoyak, tertikam, tertusuk
, berdarah. Allah ijinkan semua itu terjadi, untuk bicara pada kalian, bahwa seperti itulah perilaku kalian pada Allah. Saat Nabi Adam Alaihisalam diturunkan dari surga, beliau tidak menyalahkan iblis ataupun menyalahkan isterinya Siti Hawa. "Gara-gara si iblis penipu, jadinya Allah turunkan aku ke bumi!" Nggak, nabi Adam tidak bicara seperti itu. Namun dengan tertunduk, beliau justru mengatakan ini

قَا لَا رَبَّنَا ظَلَمْنَاۤ اَنْفُسَنَا وَاِ نْ لَّمْ تَغْفِرْ لَـنَا وَتَرْحَمْنَا لَـنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخٰسِرِيْنَ
*"Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi."*
(QS. Al-A'raf 7: Ayat 23)

Apa jawaban Allah?

قَا لَ اهْبِطُوْا بَعْضُكُمْ لِبَـعْضٍ عَدُوٌّ ۚ وَلَـكُمْ فِى الْاَ رْضِ مُسْتَقَرٌّ وَّمَتَا عٌ اِلٰى حِيْنٍ
"Turunlah kamu! *Kamu akan saling bermusuhan satu sama lain.* Bumi adalah tempat kediaman dan kesenanganmu sampai waktu yang telah ditentukan."
(QS. Al-A'raf 7: Ayat 24)

Kemudian dilanjut

قَا لَ فِيْهَا تَحْيَوْنَ وَفِيْهَا تَمُوْتُوْنَ وَمِنْهَا تُخْرَجُوْنَ
"Di sana kamu hidup, di sana kamu mati, dan dari sana (pula) kamu akan dibangkitkan."
(QS. Al-A'raf 7: Ayat 25)

Setelah bapak moyang kita Nabi Adam Alaihisalam beserta isterinya Allah turunkan ke bumi, dan dibuat terpisah satu sama lain, apa pesan yang Allah serukan untuk kita?

يٰبَنِيْۤ اٰدَمَ قَدْ اَنْزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَا سًا يُّوَا رِيْ سَوْاٰ تِكُمْ وَرِيْشًا ۗ وَلِبَا سُ التَّقْوٰى ۙ ذٰلِكَ خَيْرٌ ۗ ذٰلِكَ مِنْ اٰيٰتِ اللّٰهِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُوْنَ
"Wahai anak cucu Adam! Sesungguhnya Kami telah menyediakan pakaian untuk menutupi auratmu dan untuk perhiasan bagimu. Tetapi pakaian takwa, itulah yang lebih baik. Demikianlah sebagian tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka ingat."
(QS. Al-A'raf 7: Ayat 26)

Kemudian dilanjut dengan

يٰبَنِيْۤ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَـنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَاۤ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَـنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَا سَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰ تِهِمَا ۗ اِنَّهٗ يَرٰٮكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْ ۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَآءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
"Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman."
(QS. Al-A'raf 7: Ayat 27)

Dari rangkaian ayat diatas, inilah poin yang ingin Allah sampaikan

Yang pertama, fitrah kita sebagai manusia adalah seperti yang dicontohkan bapak moyang kita, nabi Adam Alaihisalam, bahwa apapun yang terjadi, karena kedzaliman kita sendiri, bukan karena bujuk rayu iblis, padahal Allah sendiri mengatakan pada QS. Al-A'raf 7: Ayat 27 bahwa iblislah yang sudah membuat gara-gara sampai nabi Adam dan Siti Hawa dikeluarkan dari Surga. Allah maha berhak mengatakan apapun, sebab IA adalah hakim atas surga dan bumi. Tapi kita? Siapa kita? Sehingga merasa bebas menuding yang lain, atas setiap kejadian yang tidak menyenangkan? Sikap tahu diri ini yang dicontohkan nabi Adam, hingga Allah abadikan dalam QS. Al-A'raf 7: Ayat 23.

Poin kedua, Allah katakan bahwa manusia akan saling bermusuhan dan bersenang-senang dimuka bumi sampai batas waktu yang ditentukan (QS. Al-A'raf 7: Ayat 24), namun kemudian datang seruan Allah pada QS. Al-A'raf 7: Ayat 26
*"Wahai anak cucu Adam! Sesungguhnya Kami telah menyediakan pakaian untuk menutupi auratmu dan untuk perhiasan bagimu. Tetapi pakaian takwa, itulah yang lebih baik. Demikianlah sebagian tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka ingat."*

Pada poin kedua ini, Allah berseru agar kita menutup aurat kita dengan taqwa. Mari kita lihat di era milenial yang sangat bebas ini. Kalian sebar konten dakwah, tapi kalian saling caci, saling bully, dan saling hujat. Kalian bebas saling membuka aib. Kalian bebas saling fitnah. Kalian sebar kebencian. Lantas bagaimana cara kalian menutup aurat dengan taqwa, bila begitu bebasnya kalian saling caci dan saling benci? Kalian bukan lagi saling caci antar tetangga, tapi kalian sudah saling caci antar benua. Astaghfirullahaladziim. Kalianlah yang memulai pertumpahan darah itu, tak terlihat kasat mata, sebab terjadi didunia maya. Kini Allah perlihatkan dengan nyata didepan mata kalian, bahwa bila saat ini Rasulullah masih hidup, itulah darah yang akan mengoyak hati Rasulullah, karena kalian sudah jauh dari fitrah.

Ingatlah saat iblis menolak untuk sujud pada Nabi Adam Alaihisalam, kemudian ia diusir oleh Allah dari surga, dan Allah tetapkan kekal di neraka, apa kata iblis?

قَا لَ فَبِمَاۤ اَغْوَيْتَنِيْ لَاَ قْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَا طَكَ الْمُسْتَقِيْمَ ۙ 
" Karena Engkau telah menghukum aku tersesat, pasti aku akan selalu menghalangi mereka (manusia) dari jalan-Mu yang lurus,"
(QS. Al-A'raf 7: Ayat 16)

Iblis sangat dendam pada Adam, sehingga iblis bertekat akan menyesatkan anak cucu Adam, karena secara tidak langsung iblis bicara seperti ini

"Gara-gara Adam, Allah usir aku dari surga dan Allah sediakan neraka bagiku! Awas saja, akan aku sesatkan anak cucumu Adam!"

Maka, wahai anak cucu Adam, kembalilah pada fitrah, karena sejatinya fitrah manusia bukanlah menuding, tapi tahu diri dan tahu malu. Jaga hati, pikiran dan lisan, agar kita tidak berkhianat pada fitrah kita dengan mengikuti cara-cara setan.

Guruku menutup penjelasannya. Ada yang bergejolak di dadaku, betapa diri ini tak tahu diri dan tak tahu malu.

Semoga bermanfaat. Barokallahu fikum.

t.me/ireneradjiman

No comments

Featured Post

HIDUP TIDAK PERNAH BERMASALAH, KITALAH SENDIRI YANG MEMBUATNYA MENJADI MASALAH

  "Hari ini sungguh sial. Jalanan macet, angkot biadab berhenti sembarangan, bos di kantor kurang ajar, mengapa semua orang menjadi bod...