PROPERTY SOLO

PROPERTY SOLO

SYAIKH AMMAR BUGIS, PENAKLUK KEMUSTAHILAN

Share:

 




---------------------------------------------------------------------------

Adalah Syaikh Ammar Bugis, pria lumpuh berdarah Makassar yang lahir di Amerika Serikat, 22 Oktober 1986. 


Nama Bugis diambil dari nama kakek buyutnya yang berasal dari Sulawesi, Syeikh Abdul Muthalib Bugis. Beliau hijrah dari Sulawesi ke Mekkah dan mengajar Tafsir di Masjidil Haram.

 

Syaikh Ammar lumpuh total sejak usia 2 bulan, hanya mata dan mulutnya yang masih berfungsi, walau nada bicaranya agak tidak jelas. Itu semua tak mengurangi semangatnya untuk hidup dan berarti.


Syeikh Ammar yang kelahiran Amerika Serikat sejak lahir sudah dalam keadaan cacat. Tidak ada anggota tubuh yang bisa digerakkan kecuali mulut dan mata. 


Dokter Amerika sendiri ketika kelahiran beliau bahkan menyampaikan bahwa paling sang bayi (beliau) bisa hidup hingga usia 8 tahun saja. Namun atas Qudratullah jua lah, hingga tua seperti sekarang beliau masih hidup bahkan lebih unggul hidupnya dari kita yang tidak cacat secara fisik.

 

Cacat tidak menghalangi beliau untuk menuntut ilmu dan bersekolah hingga kuliah dan mencapai predikat Professor. Sejak usia 11 tahun sudah mulai menghafal Quran dan ketika menginjak 13 tahun sudah hafal Quran 30 Juz. Tentunya ini adalah kelebihan yang sangat jarang dimiliki oleh anak-anak zaman sekarang.


Selain itu, ketika di Universitas mampu meraih nilai tertinggi (cumlaude) pada jurusan penyiaran dan komunikasi. Beliau juga sebagai dosen di universitas yang ada di AS dan Dubai. 


Yang menarik juga adalah bahwa beliau telah mempunyai anak yang sekarang sudah 14 tahun usianya. Subhanallah! Sungguh mulia wanita yang mau dan ridha bersuamikan beliau.

 

Mengawali nasihatnya dihadapan para dosen dan mahasiswa LIPIA Jakarta, Syaikh Ammar mengomentari sebuah pepatah yang mengatakan bahwa akal yang selamat hanyalah terdapat pada badan yang sehat, menurutnya hal ini kurang tepat.

 

“Selama ini kita mendengar pepatah bahwa akal yang selamat itu terdapat pada badan yang sehat, padahal semestinya adalah akal yang selamat hanyalah terdapat pada hati yang sehat,”kata Ammar mengawali nasihatnya.

 

Hal ini, kata Ammar, terdapat didalam hadits “Jika sepotong daging itu baik, maka baiklah seluruhnya. Ketahuilah bahwa ia adalah hati.

 

Saat beliau menceritakan kesabaran dan ketelatenan ibunya dalam mengurus dan menjaganya sehingga ia saat ini menjadi seorang hafidz Al Quran, para mahasiswa yang hadir menangis tersedu-sedu, bahkan ada beberapa dosen yang bertakbir keras sambil menangis menjerit.

 

Beliaupun menyayangkan banyak kaum muslimin yang memiliki fisik sempurna tapi hatinya tidak sesempurna fisiknya. “Banyak diantara kita yang memiliki fisik sempurna, tapi hatinya tidak sesuai dengan fisiknya, “katanya.

 

Beliaupun menyarankan kepada para Mahasiswa agar giat menghafal Al Quran dan jangan mudah putus asa. “Hafalkan Al Quran, lakukan dengan ayat-ayat yang pendek terlebih dahulu, sayapun dulu melakukannya demikian, sampai waktu itu saya bisa menghafal satu juz dalam sehari,” ujarnya.


Sehingga menurut beliau bahwa cacat yang sesungguhnya adalah orang yang cacat berpikir, cacat kemauan, cacat perjuangan dan sejenisnya. 


Dan beliau pun menyampaikan bahwa Allah Subhanahu Wa Ta'ala akan menanya kalian (jamaah yang hadir), yang cacat saja mampu menghafal, sedang kalian yang bisa bergerak?

 

Diantara pesan yang disampaikan Syaikh Ammar untuk jamaah adalah agar menunaikan rukun Islam yang lima: Bersaksi tiada tuhan selain Allah subhanahu wa ta'ala dan Muhammad rasul-Nya, Sholat 5 waktu, puasa dan zakat serta naik haji ke baitullah bagi yang mampu.

 

Banyak musuh Allah subhanahu wa ta'ala yang menghina Rasulullah (baru-baru ini), maka pesan beliau bela lah Rasulullah dengan cara melaksanakan Sunnah Rasulullah dalam kehidupan rumah tangga, masyarakat, sekolah, kantor, pabrik dan sebagainya. Bukan dengan jalan teriak-teriak (demonstrasi) dan kekerasan.

No comments

Featured Post

Memanusiakan Manusia

Di Mekkah, ada ajaran kemanusiaan yang hebat. Persamaan dan kesetaraan sebagai manusia benar-benar nyata terlihat.  Ketika warna kulit, jeni...