Tidak semua perbatasan negara itu berupa pagar tinggi dengan dijaga oleh pasukan militer dan petugas imigrasi. Terkadang, batas di antara dua negara hanya berupa tanda garis putih yang dibubuhkan di jalanan. Sesederhana itu.
Sampai-sampai ada sebuah restoran di Belanda, yang terletak pada perbatasan dengan negara Belgia. Sebagai tanda pemisah batas negaranya hanya berupa cat silang putih di lantainya. Itulah restoran Den Engel.
Jadi saat kita menikmati segelas kopi di restoran ini, kita bisa menyeruput pertama kalinya di Belanda (Netherland) dan seruputan kedua di Belgia. Tinggal geser kursi saja dari wilayah NL ke wilayah B. Unik bukan?
Oleh karena itu, jangan dikira batas dua negara selalu terlihat kokoh dan besar. Terkadang bahkan tidak kelihatan dan sangat berdekatan.
Itu baru batas dua negara. Apalagi batas antara dua alam, yaitu alam dunia dan alam barzakh. Lebih tidak terlihat lagi, dan lebih dekat lagi. Demikianlah ketentuan Allah.
Apakah garis pembatas antara dua alam ini? Tidak lain adalah kematian. Jadi, garis kematian terkadang tidak terlihat tanda-tandanya dan teramat dekat dengan kita. Allah telah mengingatkan dalam surat An-Nisa 78,
أَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِكْكُمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنْتُمْ فِي بُرُوجٍ مُشَيَّدَةٍ ۗ
"Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh."
Seorang tetangga saya, suatu hari ia sedang memanaskan mesin mobilnya di garasi rumah. Seperti biasa ia duduk di kursi kemudi, menginjak gas, melepaskannya, menginjak lagi, dan melepaskan lagi.
Siapa sangka pada detik itu ajalnya tiba. Ia masih menginjak gas di alam dunia, tetapi sesaat kemudian melepaskannya di alam barzakh. Duhai, betapa dekatnya garis pembatas antara dua alam tersebut.
Garis kematian juga tidak mengenal tempat. Ia bisa dilewati di mana saja. Tidak peduli kita masih berada di dalam mobil, di atas pesawat, atau di tempat tidur. Maka benar sekali pesan dari Buya Hamka,
"Lebih banyak orang menghadapi kematian di atas tempat tidur daripada orang yang mati di atas pesawat.
Tetapi kenapa lebih banyak orang yang takut mati ketika menaiki pesawat daripada orang yang takut mati ketika menaiki tempat tidur."
Begitulah gambaran tentang garis pembatas tersebut. Semoga kita termasuk orang-orang yang selalu mempersiapkan diri dalam menghadapinya.
By @arafat
No comments