Ibrahim An-Nakha'i adalah salah seorang sahabat yang hidup dimasa Thabi'in, antara tahun 670—710 M. Beliau seorang yang faqih, dari kota Kufah. Beliau juga termasuk murid dari Alqama ibnu Qays yang juga merupakan murid dari Ibnu Mas'ud ra., seorang sahabat Rasulullah. Pernah bertemu dengan keluarga dan sahabat nabi, termasuk diantaranya Anas bin Malik ra. dan Aisyah ra. binti Abu bakar.
Adapun Ibrahim An-Nakha'i sangatlah faqih dalam bidang teologi, ahli hukum dan senang mempelajari tentang ajaran—ajaran Islam (wikipedia dot org).
Diceritakan bahwasanya Imam Ibrahim An-Nakha’i ra. adalah seorang yang bermata juling, dan muridnya, Sulaiman ibn Mihron adalah seorang yang penglihatannya juga lemah.
Ibn Al-Jauizy dalam kitabnya Al-Munthadham meriwayatkan dari mereka berdua:
Suatu hari keduanya sedang melewati salah satu jalan di kota Kufah, Iraq, menuju ke Masjid Jami’. Tatkala mereka berdua sedang berjalan, Imam Ibrahim memanggil muridnya dan berkata: “Wahai Sulaiman, aku mengambil jalan ini, dan engkau ambillah jalan yang lain."
"Sesungguhnya aku khawatir kalau kita berdua melewati orang-orang, mereka akan mengatakan: Orang juling kok menuntun orang yang lemah penglihatannya, sehingga mereka jatuh pada perbuatan dosa gara-gara meng-ghibahi (ngomongin) kita."
Maka muridnya menjawab: “Wahai Imam, biarkan saja mereka meng-ghibahi kita, toh mereka akan mendapat dosa dan sebaliknya kita akan mendapat pahala.”
Ibrahim An-Nakha’i langsung menjawab: "Subhanallah! Lebih baik kita selamat dan mereka juga selamat dari pada mereka mendapat dosa dan kita mendapat pahala."
Itulah sekelumit kisah dari Ibrahim An-Nakha'i yang bisa kita ambil hikmahnya. Hal ini sering kita temui dalam hidup keseharian. Tanpa disadari, kadangkala tindakan kita bisa "membuka" peluang bagi orang lain untuk ber-ghibah (membicarakan) kekurangan diri kita.
Meskipun dosanya akan kembali buat orang lain, namun bagaimana sebaiknya kita tetap berhati-hati dalam tindakan dan menjauhi sikap egois agar orang lain juga ikut selamat, bersama-sama mendapatkan pahala.
Mungkin akan terasa berat, namun itulah sikap teladan sesungguhnya..…
Hikmah:
1. Jiwa yang sangat mulia, begitu bersih dan peduli pada orang lain.
2. Jiwa yang tidak menghendaki keselamatan hanya untuk dirinya sendiri.
3. Berharap dirinya selamat dan orang lain juga ikut selamat bersamanya.
Semoga bermanfaat
https://t.me/moeslemdays
No comments