PROPERTY SOLO

PROPERTY SOLO

SIAPA MENANAM PASTI MENUAI

Share:


Siapa Yang Membuat Lubang Untuk Mencelakakan Orang, Justru Dia Yang Akan Celaka


Ada sebuah kitab, jika diterjemahkan judulnya, akan begini kira-kira : Cerita Unik, Kisah Aneh, Peristiwa Ganjil, Berita Ajaib, dan Nasehat Dammaj. Bersumber dari Majlis Adab Syaikh Muqbil bin Hadi Al Wadi'i; Ahli Hadis Negeri Yaman.


Penulis buku tentunya salah satu murid beliau.


Di antara yang pernah diceritakan Syaikh Muqbil di majlis beliau adalah tentang Abu Ismail Abdullah bin Muhammad Al Harawi Al Anshari (halaman 117 dan 118 )


Kisah lengkapnya disampaikan oleh Adz Dzahabi dalam Siyar A'lam Nubala (18/512).


Raja Seljuq kedua, yaitu Sultan Alp Arslan pernah melakukan kunjungan ke kota Harah.


Kesempatan itu disalahgunakan oleh sejumlah tokoh untuk memfitnah Abu Ismail Al Harawi.


Mereka datang menemui Al Harawi ke rumahnya.


" Sultan datang berkunjung. Kami ingin bersama-sama menemui beliau untuk mengucapkan salam. Namun, sebelum itu, kami ingin mengucapkan salam terlebih dahulu kepada Anda ", ujar mereka.


Tanpa diketahui Al Harawi, diam-diam mereka meletakkan sebuah patung kecil dari tembaga di bawah sajadah salat Al Harawi.


Setelah bertemu Sultan, mereka memfitnah, " Al Harawi seorang mujassim. Dia menyimpan sebuah patung di tempat salatnya. Dia meyakini Allah memiliki wujud seperti patung tersebut "


Mendengar itu, Sultan Alp Arslan marah. Beliau memerintahkan pengawal-pengawalnya untuk menghadirkan Abu Ismail. Sekaligus memeriksa kebenaran informasi orang-orang itu.


Benar saja! Para pengawal menemukan patung tembaga di lokasi salat Al Harawi.


" Tahukah engkau apa ini? ", Sultan bertanya.


Al Harawi menjawab, " Ini patung tembaga. Seperti mainan anak-anak "


" Bukan itu yang saya tanyakan!" bentak Sultan.


" Lalu, mengenai apa yang ditanyakan Sultan? ", kata Al Harawi.


Sultan Alp menjelaskan, " Orang-orang itu bilang engkau menyembah patung ini. Engkau meyakini Allah memiliki wujud seperti patung ini "


Al Harawi tersadar bahwa beliau difitnah. Ada orang-orang menghasut Sultan.


Dengan lantang, keras, dan penuh keyakinan, Al Harawi menyatakan, " Maha suci Engkau, yaa Allah! Ini semua tuduhan dusta yang nyata! "


Mendengar itu, Sultan merasa ada yang janggal. Kata-kata Al Harawi benar-benar mengena dan sangat terasa. Sultan sadar bahwa Al Harawi lah yang berada di posisi yang benar.


Al Harawi lantas dimuliakan dan dihantarkan pulang ke rumah dengan penghormatan.


Kepada orang-orang yang memfitnah, Sultan bertanya dengan ancaman. Supaya mereka mengaku. Dan mereka akhirnya mengakui. 


Ketika ditanyakan apa sebabnya?


" Di hadapan khalayak umum, kami tidak berarti apa-apa bila dibandingkan dia. Maka, kami ingin memutus itu semua ", mereka beralasan.


Sultan lalu memerintahkan agar mereka diusir dan dihinakan.


Subhanallah!


Oleh penulis, kisah di atas diberi judul : Barangsiapa membuat lubang untuk mencelakai saudaranya, justru dialah yang akan terperosok.


Cerita di atas menarik dicermati :


1. Siapa yang berbuat, dialah yang akan menanggung akibat. Siapa menabur benih, dia juga yang akan memanennya.


2. Balasan sesuai perbuatan. Apa yang didapat tergantung apa yang diperbuat.


3. Hati-hati dan takutlah untuk berlaku jahat. Apalagi bukan sebatas berniat. Sudah nyata-nyata berbuat. Sebab, hukuman atasnya sudah menunggu; jauh atau dekat. 


4. Walau merasa sudah rapi dan teliti merancang kejahatan, ada saatnya terungkap. Karena tidak ada kejahatan yang sempurna.


5. Jangan karena alasan iri. Jangan karena alasan, kenapa saudaranya bisa lebih diterima orang lain, lebih disukai dan lebih diikuti, sementara dirinya tidak, lantas membuat-buat cara untuk menjatuhkan. Jangan!


6. Salah satu sebab iri adalah melihat kenyataan bahwa saudaranya lebih banyak diikuti dan lebih disukai. Sementara dirinya, hanya sedikit yang menyukai. Merasa tidak dihargai. Daripada iri, akan lebih baik jika instrospeksi diri.


7. Berbuat baik tidak perlu takut. Tidak ada rasa khawatir. Berbuat baiklah dan ikhlaskan niat. Allah yang melindungi. Allah yang menjagamu.



Lendah, 04 Muharram 1444 H/02 Agustus 2022



t.me/anakmudadansalaf

No comments

Featured Post

HIDUP TIDAK PERNAH BERMASALAH, KITALAH SENDIRI YANG MEMBUATNYA MENJADI MASALAH

  "Hari ini sungguh sial. Jalanan macet, angkot biadab berhenti sembarangan, bos di kantor kurang ajar, mengapa semua orang menjadi bod...