Pohon!
Ada banyak jenis pohon. Kayu, penyerap air, pelindung, buah, dan lain-lain.
Kali ini, tentang pohon buah.
Ada banyak faktor yang mempengaruhi buah yang dihasilkan. Itupun jika berbuah, sebab banyak juga yang gagal berbuah.
Paling tidak ada 3 hal mendasar terkait pohon, yaitu lokasi menanam, perlakuan kepada pohon, dan waktu memetik atau memanen.
Jika lokasi tanam tidak atau kurang tepat, pohon sekalipun bisa hidup, akan kurang maksimal hasilnya.
Jika perlakuan kepada pohon asal-asalan, dibiarkan begitu saja, tidak dirawat, kurang dipupuk, pengairan sering telat, rumput liar banyak di sekitar, itu pertanda pohon akan kurang produktif. Bahkan bisa mati.
Begitupula bila terburu-buru, tidak sabaran, ingin instan, maunya cepat-cepat, memetik sebelum waktunya, memanen sebelum masanya, tentu buah belum masak. Belum manis. Pahit atau kecut atau masam.
Anak, kurang lebih sama dengan pohon. Dalam hal ini!
Ada 3 hal fundamental dalam proses pendidikan anak. Lingkungan anak tumbuh, perlakuan orang tua, dan waktu merasakan hasilnya.
Agar anak tumbuh berkembang dengan baik dan positif, pilihkanlah lingkungan yang baik. Tempatkan anak di area yang kondusif, agamis, dan aman dari pengaruh negatif. Sebisa-bisanya!
Jangan merasa eman atau sayang, walaupun harus berkorban, untuk memilihkan lingkungan tinggal dan lingkungan belajar yang baik.
Sebab, lingkungan yang buruk sangat besar pengaruhnya terhadap anak! Pengaruh yang buruk.
Cara perlakuan orang tua kepada anak juga sangat besar pengaruhnya!
Cukupkah perhatian yang ia berikan (dengan takaran anak, bukan anggapan orang tua)?
Sudahkah ia luangkan waktu buat anak hingga anak pun puas?
Apakah ia selalu menyediakan kesempatan untuk berkomunikasi dengan anak? Ngobrol lepas sambil bercanda dan tertawa? Diskusi ringan namun menyenangkan?
Seberapa lama orang tua berbincang-bincang dengan anak? Satu menit, satu jam, atau tak ada sama sekali?
Faktor ke- 3 adalah waktu!
Jangan terburu-buru, itu pesan Salaf. Bukan hari ini orang tua merasakan manfaat anak. Bukan saat mereka masih kecil atau remaja bahkan sekalipun sudah dewasa. Bersabarlah menunggu sampai mereka masak di pohon!
Hisyam masih terkesan dan tersimpan betul pesan ayahnya, yaitu Urwah bin Zubair bin Awwam.
يَا بَنِيَّ تَعَلَّمُوا فَإِنْ تَكُونُوا صِغَارَ قَوْمٍ فَعَسَى أَنْ تَكُونُوا كِبَارَ آخَرِينَ وَمَا أَقْبَحَ عَلَى شَيْخٍ يُسْأَلُ لَيْسَ عِنْدَهُ عِلْمٌ
" Anak-anakku. Belajarlah dengan baik! Jika hari ini kalian dianggap masih kanak-kanak di tengah-tengah kaum, namun suatu saat nanti kalian akan menjadi panutan untuk yang lain. Betapa buruknya seseorang yang sudah lanjut usia, ketika ditanya ia tidak tahu ilmunya " ( HR Darimi no.571 ).
Pesan semacam di atas, seakan menjadi pesan baku di zaman Salaf. Oleh sebab itu, kita mendapatkan hal yang sama dari Al Hasan bin Ali bin Abi Thalib saat berpesan kepada anak-anak dan keponakan-keponakannya.
Melalui pesan Salaf di atas, sebagai orang tua, haruslah bersabar membimbing dan mendampingi anak. Jangan tinggi-tinggi menuntut! Sesuaikanlah dengan waktu dan prosesnya.
Sebentar lagi masa liburan tiba. Liburan Ramadhan dilanjutkan Lebaran. Tentu ada hal-hal yang tidak sesuai harapan pada anak-anak kita. Maka, bersabarlah. Jangan marah-marah. Mungkin mereka sedang mencari perhatian dari orang tua, yang sudah satu tahun atau satu semester berpisah.
Mlarangan, 02 Ramadhan 1444 H/24 Maret 2023
t.me/anakmudadansalaf
No comments