Ketika berita kematian beruntun kuterima, rasa khawatir begitu kuat mendera. Kapan saatku tiba. Kapan aku menyusul mereka.
Karena kematian sebuah keniscayaan. Hanya masalah waktu yang tak bisa diraba.
Terbersit juga rasa was-was, bagaimana catatan buku raportku. Dihiasi tinta merah semua, atau ada yang hitam?
Ah, bertahun menjalani hidup. Melangkah kadang tanpa arah. Mengikuti nafsu sesaat.
Tetapi toh aku tetap ingat salat dan puasa. Sedekah juga walau sedikit kulakukan. Beberapa amalan sunnah juga pernah.
Istighfar menderas, sesak rasa di dada. Tak pantas menilai diri kecuali hanya memohon dan berharap, segala langkah memiliki makna.
Yang baik menurut-Nya semoga bisa menutup alpa yang kadung tercatat.
Hanya satu yang kuyakini, Dia Maha Pengasih dan Penyayang.
Dia akan mendengar setiap pinta.
Dia paling memahami kelemahan hamba
Dia pasti akan mengampuni sebesar apapun khilaf, sepanjang aku bertobat.
Robbi, tunjukkan hamba jalan yang benar untuk kembali, agar berjumpa dengan kekasih-Mu dan bersama orang-orang yang mencintai-Mu. Aamiin.
No comments