Manusia tak hanya tentang fisik. Masih ada nilai-nilai etika dan moral yang tak boleh diabaikan.
Banyak orang fisiknya dibilang sempurna, namun tak beretika. Tak sedikit yang memiliki kekurangan fisik, namun selalu dikenang sebagai orang baik.
Al Ahnaf bukanlah nama aslinya. Al Ahnaf adalah julukan. Ayahnya memberi nama Dhahhak. Namun, karena kedua kakinya bengkok ke dalam, orang-orang menyebutnya Al Ahnaf bin Qais bin Mu'wiyah.
Iya, Al Ahnaf artinya orang yang kedua kakinya bengkok ke arah dalam.
Secara fisik, kaki yang bengkok bukanlah satu-satunya cacat fisik pada Al Ahnaf.
Al Ahnaf tubuhnya pendek, kepala nya kecil, dagu nya miring, mata cekung, dan buta sebelah mata.
Namun, lihatlah pujian Adz Dzahabi dalam Siyar A’lam Nubala (4/87)! Al Ahnaf bin Qais adalah, " Panglima besar, Ulama mulia, seorang yang dijadikan tokoh dalam perangai sabar dan bijak...Pemimpin kabilah Bani Tamim ".
Ada orang mengajak Al Ahnaf bertengkar dan mengancam, " Kalau kamu bicara satu patah kata, kamu akan mendengar sepuluh kata sebagai balasan!".
Al Ahnaf menjawab, " Andaikan kamu menyerangku dengan sepuluh kata, maka dengan satu kata pun tidak akan aku membalasnya"
Al Ahnaf masuk Islam semasa Nabi Muhammad ﷺ masih hidup, namun tidak berkesempatan bertemu langsung dengan beliau.
Walau demikian, Al Ahnaf bersemangat untuk belajar Islam kepada para sahabat, terutama kepada Umar bin Khattab, Ali bin Abu Thalib, Utsman bin Affan, Abu Dzar, dan Ibnu Mas'ud.
Al Ahnaf dipercaya menjadi panglima perang di beberapa momen pertempuran, termasuk penaklukan kota Marwa-roudz, kota Haraah, dan kota Balkh.
Sang ibu, wanita dari suku Bahilah, sejak kecilnya Al Ahnaf sudah menanamkan nilai-nilai keperwiraan padanya.
Sambil mengayun-ayunkan buaian, ibu nya bersyair :
وَالله لَوْلَا حنف بِرجلِهِ ... وَقلة أخافها من نَسْله)
(مَا كَانَ فِي فتيانكم من مثله ...
Demi Allah, kalau bukan karena cacat di kakinya
Dan takutku akan sedikitnya anak keturunannya.
Pasti, tidak ada yang bisa menandinginya di kalangan pemuda kalian.
Al Ahnaf wafat pada tahun 67 H di Irak pada masa pemerintahan Mush'ab bin Zubair.
Adz Dzahabi berkata, " Al Hafizh Ibnu Asakir menyebutkan biografi Al Ahnaf dalam banyak halaman. Saya sendiri secara panjang lebar menerangkan biografi beliau dalam kitab Tarikh Islam. Semoga Allah Ta'ala merahmati beliau"
Al Ahnaf bin Qais adalah tokoh yang menginspirasi anak muda, bahwa jalan kemuliaan selalu terbuka untuk siapa saja. Mulia dengan makna yang sesungguhnya!
Asalkan ia mau menempuh perjalanan, akhirnya akan sampai juga. Sepanjang ia bersabar dengan banyaknya rintangan, ujungnya akan bahagia.
Sayang, banyak anak muda yang sesat pikir. Ia kira mulia itu dengan penampilan luar, dengan fashion yang dikenakan, dengan outfit yang melekat, dengan kendaraan yang dinaiki, dengan tubuh yang dibentuknya.
Banyak anak muda yang gagal paham. Ia sangka mulia itu dengan gelar sarjana, dengan bertabur piala, dengan di dada berhias lencana, atau emblem di lengan atau pundaknya.
Ia lupa, atau mungkin tak pernah mengerti bahwa mulia itu ditandai dengan akhlak mulia, hidup penuh moral dan etika, juga dicapai dengan semangat ibadah dan amal saleh yang nyata.
Itupun tak bisa didapat begitu saja. Ada proses panjang yang harus dilalui, ada mekanisme menantang yang mesti dilewati, yaitu Thalabul Ilmi; menuntut ilmu agama dengan benar.
Dengan thalabul ilmi, anak muda yang berasal dari keluarga sederhana akan dimuliakan, anak muda yang cacat fisik pun akan dihormati.
Sedihnya jika anak muda sudah miskin, fisik tak menarik, tambah lagi tak ada tekad untuk thalabul ilmi. Rugi dunia, rugi akhirat.
01 November 2023
t.me/anakmudadansalaf
No comments