PROPERTY SOLO

PROPERTY SOLO

Memanusiakan Manusia

Share:



Di Mekkah, ada ajaran kemanusiaan yang hebat. Persamaan dan kesetaraan sebagai manusia benar-benar nyata terlihat. 


Ketika warna kulit, jenis rambut, latar belakang suku dan bangsa, bahasa, profesi, kemampuan finansial, dan bentuk fisik, bukanlah sebagai alat ukur.


Di Mekkah, di sejarah umroh dan haji, ajaran kemanusiaan sangatlah istimewa. Ketika jutaan orang pada posisi yang sama.


Di Mekkah, belasan abad yang lalu, ajaran kemanusiaan disuarakan oleh Islam. Semua sama dan setara sebagai manusia. Faktor pembeda di hadapan Allah hanyalah takwa.


Allah Ta’ala berfirman:


إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ


" Sungguh! Orang yang paling mulia di antara kalian, adalah yang paling bertakwa " QS Al Hujurat; 13.


Kaum budak yang masuk Islam, dihormati dan diberi hak yang sama dengan orang merdeka, adalah bukti nyata tentang ajaran kemanusiaan di dalam Islam.


Nabi Muhammad secara nyata memberikan contoh untuk membebaskan kaum budak sehingga mereka merdeka.


Di antara yang dimerdekakan oleh beliau adalah; Zaid bin Haritsah, Abu Rafi', Tsauban, Dhamrah, dan Abu Muwaihibah.


Sahabat Abu Bakar Ash Shiddiq termasuk yang sering membebaskan budak. Selain Bilal bin Rabah, Abu Bakar juga memerdekakan Amir bin Fuhairah, Abu Fakihah, Labibah, Zinnirah, dan lainnya.


Walaupun saat ini, sistem perbudakan dinyatakan terlarang, namun prakteknya masih ada dan terus dilakukan. Bahkan lebih parah.


Manusia diperdagangkan. Dieksplotasi habis-habisan. Tanpa menganggap mereka sebagai manusia yang layak. Dieksplotasi tenaganya, dijadikan budak seks, dan diperlakukan seperti binatang.


Polri dalam salah satu rilisnya (22/9/2023) menyatakan ada 2.710 korban TPPO yang diselamatkan dengan tersangka sebanyak 1.014 orang.


TPPO adalah singkatan dari tindak pidana perdagangan orang atau disebut human trafficking.


Memperdagangkan manusia dinilai sebagai tindak kejahatan yang diperangi. Modusnya; penculikan atau penipuan dengan iming-iming kerja bergaji tinggi di luar negeri.


Hal ini bukan hanya di Indonesia, secara global di dunia pada tahun 2021, dirilis dalam tajuk 2022 Trafficking in Person Report, ada 90.354 orang yang menjadi korban perdagangan manusia yang teridentifikasi.


Keyakinan yang menilai tinggi rendahnya manusia berdasarkan warna kulit, sudah lama berkembang. Orang-orang berkulit putih merasa lebih tinggi dan memandang rendah orang-orang berkulit gelap, bahkan memaksa mereka untuk dijadikan budak.


Politik Apartheid di Afrika Selatan adalah contohnya. Belum lagi fakta kolonisasi di Amerika yang menempatkan penduduk asli sebagai budak. Suku Aborigin di Australia. Bangsa Eropa yang menjajah Afrika. Bahkan, jauh sebelum itu adalah diskriminasi warna kulit di zaman kerajaan Romawi dan Persia Kuno.


Budak-budak itu tidak dianggap manusia. Dipukul, disiksa, dipenjara, dikerjapaksa, tanpa diberi fasilitas hidup yang pantas. Bahkan, sejarah perbudakan di Cina, kaum budak diharuskan dikebiri.


Sungguh bertolak-belakang dengan Islam!


Rasulullah ﷺ bersabda :


مَن لَطَمَ مَمْلُوكَهُ، أَوْ ضَرَبَهُ، فَكَفَّارَتُهُ أَنْ يُعْتِقَهُ


" Barangsiapa menampar budaknya, atau memukulnya, maka tebusannya dengan memerdekakannya " HRMuslim 1657 Ibnu Umar


Rasulullah ﷺ bersabda,


لِلْمَمْلُوكِ طَعَامُهُ وَكِسْوَتُهُ وَلاَ يُكَلَّفُ مِنَ الْعَمَلِ إِلاَّ مَا يُطِيقُ


“Budak memiliki hak makan dan pakaian. Dan tidak boleh dibebani pekerjaan kecuali sebatas kemampuannya" HR. Muslim 1662 dari Abu Hurairah


Menurut Islam, status budak hanya terjadi oleh satu sebab, yaitu orang kafir yang kalah perang dan ditangkap. Dikarenakan mereka menolak untuk menghambakan diri kepada Allah, maka dihukum untuk menjadi budak manusia.


Itupun tetap dengan tujuan mulia, bagaimana meyakinkan para budak agar masuk Islam melalui perlakuan yang baik dan pemenuhan fasilitas.


Jika budak tertarik dan masuk Islam, maka sangat dianjurkan untuk segera dimerdekakan. Kalaupun tetap bertahan sebagai budak karena satu dan lain hal, Islam memerintahkan untuk memperlakukannya sebagai saudara.


Rasulullah ﷺ bersabda :


إخْوَانُكُمْ خَوَلُكُمْ


" Mereka adalah saudaramu sendiri; yang membantu kalian "


Beliau menerangkan lebih lanjut, "


جَعَلَهُمُ اللَّهُ تَحْتَ أَيْدِيكُمْ فَمَنْ كَانَ أَخُوهُ تَحْتَ يَدِهِ فَلْيُطْعِمْهُ مِمَّا يَأْكُلُ وَلْيُلْبِسْهُ مِمَّا يَلْبَسُ وَلَا تُكَلِّفُوهُمْ مَا يَغْلِبُهُمْ فَإِنْ كَلَّفْتُمُوهُمْ مَا يَغْلِبُهُمْ فَأَعِينُوهُمْ


 Allah jadikan mereka di bawah tanggungjawabmu. Siapa yang saudaranya menjadi tanggungjawabnya, hendaknya ia beri makanan seperti yang ia makan, pakaian seperti yang ia pakai. Jangan bebani mereka pekerjaan di luar kemampuan. Kalaupun kamu beri pekerjaan berat, bantulah mereka! " HR Bukhari 30 dari Abu Dzar


Maka, belasan abad lalu di Mekkah, dimulailah sejarah peradaban manusia yang sesungguhnya. Ketika kaum budak diberi kesempatan yang sama dengan orang merdeka untuk berjuang menggapai derajat yang tinggi di sisi Allah Ta’ala.


Budak-budak yang kemudian menjadi tokoh-tokoh Islam yang dihormati dan dicintai. Budak-budak yang menjadi inspirasi bahwa kemuliaan bukanlah hal yang mustahil.


Mekkah, 26 Januari  2024


No comments

Featured Post

HIDUP TIDAK PERNAH BERMASALAH, KITALAH SENDIRI YANG MEMBUATNYA MENJADI MASALAH

  "Hari ini sungguh sial. Jalanan macet, angkot biadab berhenti sembarangan, bos di kantor kurang ajar, mengapa semua orang menjadi bod...