PROPERTY SOLO

PROPERTY SOLO

Menua Bersama Lebaran

Share:

 





Sudah berapa kali Lebaran dilalui? Pelajaran hidup apa yang dipetik?


Lebaran momen kita saling berjumpa. Teman lama, tetangga kampung, sampai keluarga jauh. 


Dari sederet pertanyaan yang membumbui adalah " Anakmu berapa? " dan " Sudah punya cucu atau belum? ".


Saling berbangga ketika menjawab, " Anakku sekian" dan " Cucuku sudah beberapa ". Bahkan, diberi tambahan jawaban tentang sekolahnya, kuliah di mana, dan pekerjaannya apa.


Namun, sadarkah bila di balik jawab tanya itu ada satu fakta yang sering terlupa, bahwa kita semakin menua bersama Lebaran. 


Punya anak, apalagi cucu, sama artinya telah menjadi orang tua dan seorang kakek nenek.


Kita tak hanya menua bersama Lebaran. Bahkan, langkah ke liang lahat bertambah dekat.


Coba kita list beberapa informasi yang menjadi bahan cerita saat momen Lebaran.


Si A sudah meninggal dunia tahun lalu. Si B kini menjanda. Si C statusnya duda. 


Si Fulan sekarang pikun, buang hajatnya sembarangan. Si Alan stroke, tidak bisa apa-apa. Si Rajul rutin cuci darah. Si Polan terbaring di tempat tidurnya karena terserang kanker.


" Loh, kamu sudah banyak ompongnya ". " Rambutmu putih beruban". " Kenapa jalanmu tertatih-tatih?". " Sepertinya pendengaranmu menurun?".


" Saya sekarang harus pilih-pilih makanan". " Makanan berkolesterol saya kurangi". " Sudah jarang saya makan nasi". " Dua tahun terakhir, saya tidak lagi minum yang manis-manis ".


Itulah manusia! Tidak ada yang kekal. Tidak ada yang abadi.


Dulunya pintar, namun kepintarannya sedikit demi sedikit menurun. Dulunya kuat, berikutnya dia terus melemah. Dulunya olahraga berjam-jam, tapi kini nafas dan lutut tak lagi bisa diajak kompromi.


Dulunya gagah dan ganteng. Tapi, akhirnya keriput dan ringkih. Dulunya cantik dan menawan. Tapi, akhirnya menjadi nenek-nenek tua peyot.


Dulunya pejabat berkuasa, sekarang tinggal sebatangkara. Dulunya kaya raya, sekarang sendiri di rumah tanpa siapa-siapa. Dulunya berbangga dengan banyaknya anak, sekarang anak entah di mana.


Allah Ta’ala berfirman;


ٱللَّهُ ٱلَّذِى خَلَقَكُم مِّن ضَعْفٍ ثُمَّ جَعَلَ مِنۢ بَعْدِ ضَعْفٍ قُوَّةً ثُمَّ جَعَلَ مِنۢ بَعْدِ قُوَّةٍ ضَعْفًا وَشَيْبَةً ۚ يَخْلُقُ مَا يَشَآءُ ۖ وَهُوَ ٱلْعَلِيمُ ٱلْقَدِيرُ


" Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa" (QS Ar Ruum; 54)


Momen Lebaran adalah momen refleksi diri, sudah sejauh apa ia menempuh perjalanan hidup?.


Ia harus sadar bahwa Lebaran menjadi pengingat jiwa bahwa ia terus menua, bertambah lemah, dan semakin memerlukan alat bantu.


Ia mesti mengerti bahwa Lebaran tahun ini artinya ia semakin dekat dengan akhir perjalanan; kematian. Maka, bersiap-siaplah!


Rasulullah ﷺ bersabda dalam hadis Anas bin Malik ;


يَتْبَعُ المَيِّتَ ثَلاثَةٌ، فَيَرْجِعُ اثْنانِ ويَبْقَى معهُ واحِدٌ: يَتْبَعُهُ أهْلُهُ ومالُهُ وعَمَلُهُ، فَيَرْجِعُ أهْلُهُ ومالُهُ، ويَبْقَى عَمَلُهُ


" Orang mati diiringi tiga. Dua kembali, hanya satu yang tinggal menemani. Diikuti keluarga dan hartanya, tapi keluarga dan hartanya kembali. Hanya amal perbuatannya yang tinggal menemani" HR Bukhari 6514 Muslim 2960.


Semoga Lebaran tahun ini, Syawwal 1446 H, adalah momen berbenah diri.


Musholla Al Ilmu, Pusdiklatmu, Lendah. Antara Maghrib dan Isya. 




Post a Comment

No comments

Featured Post

Menua Bersama Lebaran

  Sudah berapa kali Lebaran dilalui? Pelajaran hidup apa yang dipetik? Lebaran momen kita saling berjumpa. Teman lama, tetangga kampung, sam...