PROPERTY SOLO

PROPERTY SOLO

Belajar 5 Etika Makan dari Ramadhan

Share:





Ramadhan sudah pasti istimewa. Buktinya, setiap kali Ramadhan tiba, pelajaran-pelajaran hidup yang diserap bisa bertambah. Sehingga, Ramadhan tahun ini lebih baik dibandingkan Ramadhan tahun kemarin. Ramadhan tahun depan usahakanlah agar lebih bermakna!


Tentang sahur dan berbuka puasa, paling tidak ada 5 etika makan yang dapat dicatat untuk direnungkan. 


Ibnul Qayyim dalam Zaadul Ma’ad menyebut 3 etika dalam satu paragraf, “ (Nabi Muhammad ﷺ ) tidak pernah menolak makanan yang dihidangkan dan tidak mencari-cari yang tidak ada. Tidak ada makanan apapun yang disajikan, selagi baik, melainkan Beliau berkenan menyantapnya…Satu kali pun, Beliau tidak pernah mencela makanan. Jika berselera, Beliau makan. Jika tidak, Beliau membiarkan “


Subhanallah! Akhlak yang sangat indah. Etika makan yang berkualitas tinggi. 


Jelas tergambar bagaimana pribadi Beliau ﷺ yang sangat menyenangkan, menenangkan, dan tidak menyakiti perasaan. Tidak merepotkan dan tidak membuat orang susah. Tuan rumah yang menjamu atau teman yang duduk makan bersama tidak berasa sungkan atau kecil hati. 


Apa yang dihidangkan, sudah itu yang Beliau ﷺ nikmati. Beliau bersabda;


لَوْ دُعِيتُ إلى كُراعٍ لَأَجَبْتُ


“ Andai aku diundang makan dengan menu kaki kambing (tulang di bawah lutut kambing), tentu akan aku penuhi “ HR Bukhari 5178 dari Abu Hurairah.


Ah, Beliau ﷺ tidak pilih-pilih menu untuk menentukan, apakah undangan makan nantinya dipenuhi ataukah tidak? 


Betapa kita dan anak-anak kita perlu ditanamkan akhlak mulia semacam ini.


Bandingkan dengan pola konsumsi makanan yang berbasis kuliner mahal dan mewah! Anak-anak dibiasakan untuk makan di restoran-restoran yang di luar batas kemampuan finansial. Bahkan, ada fenomena mengejar viral menu makan yang mesti antri berjam-jam dengan harga yang tidak masuk akal. 


Bandingkan dengan pola hidup terkait konsumsi makanan yang semakin hari semakin menyedihkan. Anak-anak yang menangis berteriak-teriak karena menolak makan yang diberikan. Anak-anak yang ngambek, bahkan pergi tanpa kata, karena menu makan yang tidak sesuai. Tidak sedikit anak yang membanting piring atau wadah makannya, gara-gara menunya yang berbeda dengan keinginan.


Ajarkan dan contohkan kepada mereka bahwa ;


ما عَابَ النبيُّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ طَعَامًا قَطُّ؛ إنِ اشْتَهَاهُ أكَلَهُ، وإلَّا تَرَكَهُ


“ Nabi Muhammad ﷺ tidak pernah, walau satu kali, mencela makanan. Jika berselera, Beliau makan. Jika tidak, Beliau membiarkan “ HR Bukhari 3563 Muslim 2064


Etika yang ke- 4 adalah tidak berlebihan makan. Silahkan makan, namun sesuai takaran. Jangan sampai terbuang percuma!. Ingin makan, tidak dilarang. Namun, tidak boleh mubazir. Silahkan pesan makanan, tetapi pesanlah berdasarkan kebutuhan. Jangan gara-gara alasan budaya atau kebiasaan yang sudah berjalan, banyak menu yang tidak termakan.


Allah Ta’ala berfirman:


وَكُلُوا۟ وَٱشْرَبُوا۟ وَلَا تُسْرِفُوٓا۟ ۚ


“ Silahkan makan, silahkan minum, namun janganlah berlebihan “ QS Al A'raf; 31


Etika ke- 4 ini sangat terkait dengan etika nomor 5, yaitu pikirkanlah orang lain dan jangan hanya mengejar kenyang sendiri. Ingatlah bahwa masih ada saudaramu, tetanggamu, atau keluargamu yang menahan lapar. Tegakah jika makanan berlebih sampai terbuang, sementara masih ada yang lapar? 


Jangan egois hingga melupakan orang lain. Tawarkan kepada yang ada di sekitarmu. Ajaklah yang ada di sekelilingmu. Kenyang, kenyanglah bersama. 


Rasulullah bersabda ﷺ; 


طَعامُ الرَّجُلِ يَكْفِي رَجُلَيْنِ، وطَعامُ رَجُلَيْنِ يَكْفِي أرْبَعَةً، وطَعامُ أرْبَعَةٍ يَكْفِي ثَمانِيَةً


“ Makanan porsi 1 orang, bisa dimakan berdua. Makanan porsi 2 orang, bisa dimakan berempat. Makanan porsi 4 orang, bisa dimakan berdelapan “ HR Muslim 2059 dari Jabir bin Abdillah.


Demikianlah Islam! Agama yang sangat detil mengatur dan memperjuangkan tatanan kehidupan terbaik. Semoga Ramadhan tahun ini semakin bermakna.


26 Ramadhan 1446 H


https://t.me/anakmudadansalaf

No comments

Featured Post

KITA MENGERJAR DUNIA ATAUKAH DUNIA MENGEJAR

 Yudhistira: sumber @noname Guru saya bercerita... Akan kebanggaan dunianya: Dari beliau yang sangat ku banggakan:  Dulu dikala aku kecil, a...