يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا ۖ إِنِّي بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ
"Wahai Rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik (halal), dan kerjakanlah amal yang saleh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan."
Barangkali diantara pembaca ada yang telah hafal surat Al-Mukminun ayat 51 diatas, hari ini kita coba telaah kandungan dan makna ayat tersebut.
Dalam ayat tersebut Allah menyandingkan makanan HALAL dengan amal SHALEH, ulama tafsir menjelaskan hal ini sebgai pertanda bahwa jika apa yang dimakan itu baik maka hasilnya adalah perbuatan baik pula.
Segala sesuatu yang telah masuk kedalam perut berupa kebaikan, maka akan menyebabkan apa yang keluar juga berupa kebaikan. Seharusnya inilah prinsip yang harus dipegang oleh peranan ayah dalam mencari nafkah (HALAL | BAIK) dan diridhoi oleh Allah. Sehingga keluarga yang dirumah akan ringan pula dalam mengerjakan amal kebaikan
Namun sebaliknya, Jika kepala rumah tangga mencari nafkah dengan cara yang tidak berkah, maka jangan pernah menyalahkan siapapun jika keluarganya dirumah juga melakukan perbuatan yang tidak terpuji. Na'udzubillah.
"Tatkala kala kita memasukan kopi kedalam teko maka yang keluar kopi, maka seperti itulah filosofi."
Kandungan surat Al-Mukminun ayat 51 ini bukan hanya berlaku dalam keluarga rumah tangga, melainkan dalam pada skala yang lebih besar ketika bermasyarakat atau bahkan negara.
Tatkala para khalifah dipilih dengan cara yang baik sebagai pengganti Rasulullah maka mereka semua memberikan kontribusi dan karya yang penuh keberkahan kepada kaum muslimin. Itulah masa-masa khulafaur Rasyidin.(Buka kembali sejarah khulafaur Rasyidin)
Karena dimasa-masa awal pemilihaan mereka menduduki kursi kepemimpinan itu dengan jujur dan halal, maka seperti itulah akhirnya bakti mereka untuk Negeri yaitu baik dan terpuji.
Maka sebaliknya, jika suatu saat nanti kita menemukan seorang pemimpin yang meraih kursi kekuasaan dengan jalan yang tidak jujur, tidak baik maka tidak usah heran jika kebijakan yang ia haailkan juga tidak berpihak kepada keadilan yang diridhai oleh Allah.
Sejatinya telah berabad-abad yang lalu Al-Quran telah menyampaikan prinsip-prinsip tata negara, politik, ekonomi dan kehidupan sehari-hari.
Seyogyanya kita bermuhassabah diri. Adakah sesuatu yang tidak berkah yang telah masuk kedalam pendapatan kita? Bisa jadi karena sebab itu kita terasa berat untuk mengerjakan kebaikan.
Semoga Allah melindungu keluarga kita semua, lingkungan kita, dan negeri tercinta dari apa-apa yang datang dengan jalan tidak berkah, yang nanti menghasilkan sesuatu yang semakin tidak terpuji
No comments