Tidak diragukan lagi bahwa wanita adalah fitnah (godaan) terbesar bagi laki-laki. Allah Ta’ala berfirman,
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah lah tempat kembali yang baik (surga).” (QS. Ali-Imran: 14)
Dari Usamah bin Zaid radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam juga bersabda,
ما تَركتُ بَعدي فِتنَةً أضرَّ على الرجالِ منَ النساءِ
“Tidaklah ada sepeninggalku fitnah (cobaan) yang paling berbahaya bagi lelaki selain fitnah (cobaan) wanita.” (HR. Al-Bukhari no. 5096, Muslim no. 2740)
Laki-laki yang terkena fitnah wanita akan jatuh kepada banyak kerusakan dunia dan kerusakan agama. Oleh karena itu, Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam memperingatkan para lelaki agar berhati-hati terhadap fitnah wanita. Dari Maimunah bintu Al-Harits radhiyallahu ‘anha, Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam bersabda,
إن الدنيا حلوةٌ خضرةٌ . وإن اللهَ مستخلفُكم فيها . فينظرُ كيف تعملون . فاتقوا الدنيا واتقوا النساءَ . فإن أولَ فتنةِ بني إسرائيلَ كانت في النساءِ
“Sesungguhnya dunia itu manis dan hijau. Dan Allah telah mempercayakan kalian untuk mengurusinya, sehingga Allah melihat apa yang kalian perbuat (di sana). Maka berhati-hatilah kalian dari fitnah (cobaan) dunia dan takutlah kalian terhadap fitnah (cobaan) wanita. Karena sesungguhnya fitnah (cobaan) pertama pada Bani Isra’il adalah cobaan wanita.” (HR Muslim no. 2742)
Dan tentu saja berlaku sebaliknya, laki-laki juga merupakan fitnah (godaan) bagi wanita. Sehingga, wanita juga berhati-hati terhadap fitnah dari lawan jenis yang bukan mahram. Oleh karena itu, Allah Ta’ala peringatkan keduanya (laki-laki dan wanita) untuk menundukkan pandangan. Allah Ta’ala berfirman,
قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا
“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya. Yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.’ Katakanlah kepada wanita yang beriman, ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya.’” (QS. An Nur: 30-31)
Lalu, bagaimana dengan ucapan salam dari seorang lelaki kepada wanita yang bukan mahram atau sebaliknya? Jawabannya adalah pada asalnya mengucapkan salam dan menjawab salam hukumnya dianjurkan secara umum kepada sesama jenis ataupun kepada lain jenis. Allah Ta’ala berfirman,
وَإِذَا حُيِّيتُمْ بِتَحِيَّةٍ فَحَيُّوا بِأَحْسَنَ مِنْهَا أَوْ رُدُّوهَا إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ حَسِيبًا
“Jika Engkau diberikan suatu ucapan penghormatan, maka balaslah dengan yang lebih baik atau yang semisal. Sesungguhnya Allah Maha Menghitung segala sesuatu.” (QS. An Nisa: 86)
Dalam ayat ini, perintah untuk membalas salam bersifat umum. Sehingga berlaku untuk laki-laki maupun perempuan, sesama mereka atau kepada lawan jenis. Demikian juga dalam hadis dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
يا عائِشَةُ هذا جِبْرِيلُ يَقْرَأُ عَلَيْكِ السَّلامَ قالَتْ: قُلتُ: وعليه السَّلامُ ورَحْمَةُ اللَّهِ
“Wahai Aisyah, ini malaikat Jibril mengirim salam untukmu”. Aisyah menjawab, “Wa’alaihissalam warahmatullah.” (HR. Bukhari no. 6249, Muslim no. 2447)
Selengkapnya: https://muslim.or.id/69758-hukum-mengucapkan-salam-kepada-lawan-jenis.html
No comments