Pada jaman Rasulullah SAW ada seorang pemilik kebun kurma, yang salah satu pohon kurmanya memiliki mayang (bunga yang akan menghasilkan buah) yang menjulur kearah rumah seorang keluarga yang sangat fakir.
Pemilik kebun tersebut seorang muslim tetapi ia pelit. Jika ia ingin mengambil buah kurma dari kebunnya, si bakhil akan memetik dari rumah tetangganya yang fakir itu, tetapi ia sama sekali tidak memberi sedikitpun kepadanya.
Jika ada kurma yang jatuh dan diambil oleh anak-anak si fakir, maka ia akan segera mendatangi dan merampasnya. Bahkan kalau kurma itu telah masuk ke mulut anak-anak itu, ia akan memaksa untuk mengeluarkannya.
Karena perilaku buruk pemilik kebun yang bakhil tersebut, maka si fakir mengadukan halnya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, dan beliau pun berjanji akan menyelesaikan perihal tersebut.
Suatu ketika, Rasulullah bertemu dengan si pemilik kebun dan beliaupun berkata,
“Berikanlah kepadaku pohon kurmamu yang mayangnya menjulur ke rumah tetanggamu yang fakir, dan sebagai ganti bagimu adalah sebuah pohon kurma di surga!!”
Karena sifatnya yang ‘hubbud dunya’ dan materialistis, pemilik kebun itu berkata,
“Hanya segitukah penawaran engkau?”
“Benar!!” Kata Rasulullah.
Lalu si bakhil menjawab, “Saya mempunyai banyak sekali pohon kurma, dan pohon yang engkau minta itu adalah yang paling baik buahnya!”
Kemudian ia berlalu pergi.
Nabi pun hanya memandang kepergiannya dengan sedih, tanpa berucap sepatah katapun.
Tetapi ada sahabat lain yang telah mendengar pembicaraan tersebut, sehingga diam-diam sahabat lelaki ini sangatlah tertarik dengan penawaran Rasulullah.
Lelaki itu mendatangi beliau dan berkata, “Wahai Rasulullah, apakah penawaranmu itu berlaku juga bagiku, jika pohon itu bisa jadi milikku?”
Rasulullah bersabda, “Ya…!!”
Kemudian sahabat lelaki itu pamit, dan segera pergi menemui pemilik kebun kurma tersebut.
Bersambung, in syaa Allah
No comments