Tidak banyak, bahkan sangat sedikit, seorang tokoh Islam yang diberi kemampuan menggabungkan keilmuan, kekayaan, dan jabatan tinggi. Coba-coba dicari, ada satu nama yang ditemui. Ibnu Hubairah, terkenalnya.
Adz Dzahabi dalam Siyar A'lam Nubala (20/426) memuji beliau sebagai ; “ Menteri dengan kapabilitas lengkap sekaligus seorang ulama bijaksana. Kepercayaan kekhilafahan”.
Al Wazir (Menteri) Ibnu Hubairah menjabat menteri untuk khalifah Al Muqtafi Li Amrillah selama 11 tahun. Setelah al Muqtafi wafat, al Mustanjid putranya sebagai khalifah penerus masih mempertahankan Ibnu Hubairah sebagai menteri kepercayaan.
Sebagai menteri, kepercayaan itu tidak disia-siakan dan tidak disalahgunakan. Keadilan ditegakkan setinggi-tingginya. Menteri anti suap dan jujur dalam bertindak. Tidak ada yang ditakuti, bahkan kepada khalifah pun, Ibnu Hubairah secara terbuka menyatakan kejujuran.
Ibnul Jauzi memuji, “ (Sebagai pejabat tinggi) beliau selalu cermat untuk mengikuti kebenaran, membenci kezaliman, dan tidak mau memakai pakaian terbuat dari sutera”
Ibnu Hubairah pun tergolong ulama produktif dalam berkarya. Adz Dzahabi menyebut beliau dengan, “Penulis karya-karya berkualitas”. Selain meriwayatkan hadis, Ibnu Hubairah juga menguasai Qira'ah Sab'ah (Tujuh Bacaan Al Qur'an). Ibnu Hubairah termasuk ahli bahasa dan ulama fikih madzhab Hanbali terkemuka. Setiap selesai salat Asar, Ibnu Hubairah mengampu kajian hadis.
“Seorang salafi dan selalu mengikuti atsar”, sanjung Adz Dzahabi.
Walau masuk dalam ring satu dan lingkungan istana terdalam, Ibnu Hubairah tidak menselewengkan jabatan untuk menumpuk harta. Berapapun harta yang diterima, selalu habis untuk dibagi-bagikan kepada penuntut ilmu dan kaum fakir miskin.
“Setiap tahun, Ibnu Hubairah selalu terlilit utang”, tutur Ibnul Jauzi. Bahkan, Ibnu Hubairah menyatakan, “Sepanjang hidupku, tidak pernah aku terkena wajib zakat satu kali pun”
Subhaanallah!
Di sini, saya tidak hendak bercerita panjang lebar tentang Ibnu Hubairah. Biografi beliau terbilang panjang. Kisah-kisah inspiratif yang mengagumkan tentang beliau sangat banyak. Di sini, saya hanya ingin berbagi tentang perjalanan hidupnya yang penuh perjuangan.
Ibnu Hubairah adalah anak seorang prajurit berpangkat rendah di masa kekhilafahan Abbasiyyah. Masa kecilnya dilewati dengan kemiskinan. Sampai-sampai beliau masih teringat, “ Suatu hari saya pergi ke sungai Tigris. Jangankan uang, sekeping roti pun saya tak punya untuk bisa menyeberang”
Walau berasal dari keluarga miskin, Ibnu Hubairah sejak remaja sangat senang dan mencintai thalabul ilmi. Di Baghdad, Ibnu Hubairah yang lahir tahun 499 H melalui masa remajanya di berbagai majlis hadis dan fikih.
Untuk biaya hidup, Ibnu Hubairah bekerja sebagai buruh di gudang logistik Istana. Karena sifatnya yang amanah dan kemampuannya, Ibnu Hubairah naik jabatan menjadi pengawas. Setelah beberapa waktu, terbuktilah potensi, bakat, dan kecakapannya, Ibnu Hubairah resmi diangkat sebagai kepala departemen logistik istana pada tahun 542 H.
Dua tahun kemudian, 544 H, saat berusia 45 tahun, Ibnu Hubairah dipanggil menghadap khalifah al Muqtafi Li Amrillah untuk menerima pangkat dan jabatan sebagai menteri kepercayaan.
Jika kita membaca sejarah khalifah al Muqtafi Li Amrillah (489-555 H), pemerintahan beliau memang dikenal dengan keadilan dan kesejahteraan yang luar biasa. Peran Ibnu Hubairah selaku menteri cukup besar. Karena, beliau selalu mendekatkan khalifah kepada para ulama dan orang-orang saleh.
Ibnu Hubairah wafat tahun 560 H karena diracun. Cukuplah kata-kata Adz Dzahabi (Duwalul Islam) sebagai ringkasan pujian tentang Ibnu Hubairah, “ Beliau adalah tokoh hebat di tengah ulama-ulama fikih, orang-orang saleh. Keutamaannya amat banyak. Sangat terhormat. Berjasa besar. Selalu bertindak adil. Memiliki banyak karya tulis. Beliau wafat sebagai syahid karena diracun di Baghdad. Jenazah beliau dihantarkan lautan manusia dengan disertai tangisan dan ratapan”
Sebagai penutup, berikut ini 2 bait syair yang pernah digubah Ibnu Hubairah ;
ياَ أَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي نَاصِحٌ لَكُمْ ... فَعُوْا كَلَامِيْ فَإنِّي ذُوْ تَجَارِيْبِ
لَا تُلْهِيَنَّكُمُ الدُّنْيَا بِزَهْرَتِهَا ... فَمَا تَدُوْمُ عَلَى حُسْنٍ وَلَا طِيْبٍ
He, manusia! Sungguh, aku ingin memberimu masukan.
Perhatikan ucapanku ini,karena aku banyak pengalaman.
Jangan sekali-kali kalian tertipu oleh dunia yang penuh perhiasan
Sebab, dunia tidak selalu dilalui dengan keindahan dan kesenangan
Untukmu anak muda secara khusus! Satu bait syair berikut adalah kunci keberhasilan Ibnu Hubairah yang memulai hidup dari seorang anak tak punya hingga masuk di lingkungan istana. Beliau berprinsip ;
وَالْوَقْتُ أَنْفَسُ مَا عُنِيَتْ بِحِفْظِهِ ... وَأَرَاهُ أَسْهَلَ مَا عَلَيْكَ يَضِيْعُ
Waktu adalah harta paling berharga yang mesti dijaga
Kenapa aku lihat dirimu begitu mudah mensia-siakannya?
Lendah, 15 Oktober 2021 21.41 WIB
Sumber @anakmudadansalaf
No comments