Saat masih anak-anak, saya sering melihat ibu-ibu yang pulang dari pasar sambil menyunggi barang belanjaan mereka. Sampai sekarang pun saya masih takjub melihat keterampilan mereka dalam menjaga keseimbangan seperti itu.
Tahukah saudara apa itu menyunggi? Berasal dari kata dasar sunggi, yang artinya menurut KBBI adalah membawa barang dengan cara meletakkannya di atas kepala. Contohnya yang dilakukan perempuan Bali membawa nampan berisi buah-buahan saat berlangsungnya acara adat.
Biasanya memang kaum perempuan yang terbiasa menyunggi barang. Ibu pedagang pecel di lingkungan saya, masih piawai melakukan atraksi tersebut ketika membawa barang dagangannya di dalam bakul.
Kalau tantangan ini dilimpahkan kepada kita, sanggupkah kita menyunggi sebuah barang dan menjaganya agar tidak jatuh dari atas kepala? Saya pikir jawabannya pasti bisa! Bahkan kita adalah para penyunggi yang hebat! Sebentar lagi akan saya jelaskan alasannya.
Terkait dengan tema ini, ada satu kisah yang cukup menarik. Terjadi pada abad ke-19 di sebuah masjid di pulau Jawa. Seorang pemuda tertawa terkekeh-kekeh saat berlangsungnya shalat berjamaah. Tentu saja hal ini membuat ramai orang-orang di sana.
Selesai shalat, sang imam menegur pemuda tersebut mengapa tertawa terus sejak awal hingga akhir. Sambil meminta maaf ia menjawab,
"Aku tak bisa menahan geli, melihat di kepala imam ada bungkusan nasi berkat ketika shalat tadi!"
Imam tersebut tersipu malu, memang benar ia shalat terburu-buru karena hendak datang memenuhi undangan warga dan tepat sekali niatnya memang untuk mendapatkan nasi berkat dari acara itu.
Rupanya pemuda itu mendapatkan kelebihan dari Allah untuk dapat melihat sesuatu yang tidak tampak dengan mata manusia biasa. Kelak pemuda itu menjadi seorang ulama ternama di Bangkalan. Beliau adalah Syeikhuna Kholil.
Kisah ini dicatat oleh Kiai Aziz Masyhuri dalam buku karangan beliau. Sebuah kisah yang sebenarnya juga terjadi kepada kita setiap hari. Ketika sedang shalat, ada saja yang terbayang dalam pikiran. Mulai dari urusan pekerjaan, episode sinetron yang terbaru, hingga status-status medsos.
Semua hal tersebut kita sunggi dengan begitu baik ketika shalat. Inilah yang saya maksud di atas, bahwa kita adalah para penyunggi yang hebat! Lebih dari sekedar nampan atau bakul, kita bahkan menyunggi barang-barang yang jauh lebih besar.
Maka sekarang tantangannya yang perlu dilimpahkan kepada kita, sanggupkah kita melepaskan semua hal dari atas kepala sepanjang shalat berlangsung? Sehingga kita bisa shalat dengan tenang, karena tak ada beban yang memberatkan kepala kita lagi.
Sumber @UstadArrafat
No comments