PROPERTY SOLO

PROPERTY SOLO

KEKUATAN MAGNET

Share:

 MAGNET MENARIK BESI, BUNGA MENARIK LEBAH, SEPERTI ITULAH MANUSIA MENARIK MANUSIA YANG LAIN


Saya yakin kita semua pernah mendengar bahwa hari Proklamasi terjadi pada hari yang mulia dan bulan yang mulia, yaitu Jum'at di bulan Ramadhan. Namun boleh jadi kita belum dengar apa yang terjadi di waktu fajar 17 Agustus 1945 tersebut. 


Bahwa Bung Karno ketika itu mengayuh sepedanya dari Pegangsaan Timur menuju Kwitang, kediaman seorang ulama yang saleh Al-Habib Ali Al-Habsyi yang berjarak 3,5 km. 


Bung Karno yang saat itu berusia 44 tahun, meminta pandangan dan arahan dari ulama yang beliau segani tersebut, yang usianya terpaut tiga puluh tahunan lebih tua darinya, mengenai waktu yang tepat untuk mendeklarasikan kemerdekaan. 


Al-Habib Ali Al-Habsyi pun menyampaikan persetujuannya jika proklamasi hendak dilaksanakan pada hari tersebut, seraya beliau mendoakan semoga momentum ini mendapat keridhaan Allah. 


Fakta sejarah ini tertulis dalam buku harian putra sang ulama, yaitu Al-Habib Muhammad bin Ali Al-Habsyi. Alangkah indahnya kisah tersebut, ketika ulama yang hebat didatangi oleh negarawan yang hebat. 


Tiga bulan berikutnya juga terjadi peristiwa senada, ketika Bung Tomo datang kepada Kiai Hasyim Asyari untuk mendapatkan nasihat tentang perlawanan yang akan beliau lancarkan kepada penjajah asing. 


Kiai Hasyim lantas menganjurkan agar jangan melakukan pergerakan apapun sebelum kedatangan Kiai Abbas dari Cirebon ke Surabaya. Benar saja, dalam hitungan hari Kiai Abbas tiba, kemudian bersama-sama para pejuang kemerdekaan turun ke medan perang yang meletus pada 10 November 1945. 


Fakta sejarah ini tertulis dalam buku karangan Kiai Aziz Masyhuri. Kisah ini juga tak kalah indahnya, ketika ulama yang ikhlas didatangi oleh pahlawan yang ikhlas. 


Mari kita bersama-sama menangkap pelajaran dari kisah-kisah di atas, yaitu pejuang yang baik akan dipertemukan Allah dengan guru yang baik. Karena segala sesuatu sudah diatur pasangannya. 


Demikian pula sebaliknya jika suatu saat nanti kita melihat para penguasa yang zalim semakin menjauh dari ulama yang baik, maka tak perlu heran. Karena Allah pula yang mengatur agar yang kotor tidak bertemu dengan yang bersih. 


وَمِن كُلِّ شَىْءٍ خَلَقْنَا زَوْجَيْنِ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ 


_"Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah."_ 


Para ulama ahli tafsir dalam menjelaskan Surat Az-Zariyat ayat 49 itu tidak hanya membatasi makna berpasangan dalam ayat tersebut semata-mata untuk lelaki dan perempuan. Melainkan segala sesuatu di alam ini, seperti langit dan bumi ataupun darat dan laut. Semuanya berpasangan. 


Begitulah kita akhirnya mengerti prinsip tersebut. Agar dipertemukan dengan orang-orang mulia, hiasi terlebih dahulu diri ini dengan kepribadian yang mulia. 


Contohnya bila tetangga yang mengelilingi kita adalah orang-orang yang tidak menyenangkan, maka cobalah koreksi diri. Boleh jadi memang kita sendiri bukan pribadi yang ramah dalam bertetangga. Karena segala sesuatu mengikuti aturan Allah untuk senantiasa berpasang-pasangan. Kebaikan akan dipasangkan dengan yang baik pula. 


Contoh lainnya bagi para pedagang yang merasa akhir-akhir ini banyak mitra dagang yang ternyata hanya mencari keuntungan sepihak tanpa peduli berakibat merugikan kita. Barangkali hal itu disebabkan kita yang sering tidak jujur dalam melayani pembeli. Sehingga dengan sendirinya sifat ketidakjujuran kita itu mencari pasangannya. 


Seperti etalase toko emas, pasti hanya berisi sekumpulan perhiasan emas. Tak ada ceritanya gelang plastik akan dipasangkan dengan emas di sana.


Ustadz @arrafat

No comments

Featured Post

HIDUP TIDAK PERNAH BERMASALAH, KITALAH SENDIRI YANG MEMBUATNYA MENJADI MASALAH

  "Hari ini sungguh sial. Jalanan macet, angkot biadab berhenti sembarangan, bos di kantor kurang ajar, mengapa semua orang menjadi bod...