PROPERTY SOLO

PROPERTY SOLO

IKHLAS

Share:


Ikhlas, sesuatu yang mudah dikatakan tetapi tidak mudah diamalkan.


Menurut pak Naqoy, dalam bukunya 21 day to be transhuman; "Keikhlasan adalah kunci kebahagiaan tanpa syarat. Ada ruang hati yang luas yang membuat diri ingin selalu tersenyum lebar. Keikhlasan melatih kepercayaan, bukan hanya kepada orang lain, melainkan juga kepada Tuhan, bahwa apapun yang terjadi adalah yang terbaik. Keikhlasan adalah sebuah pintu awal dan akhir kesuksesan."


Kembali ingatan pada empat tahun yang lalu, dimana saat itu hati dan perasaan kami benar-benar bercampur aduk. Ketika harus melepas anak pertama untuk berangkat mondok.


Disatu sisi kami ingin untuk selalu bersamanya, disisi lain mengharuskan kami untuk melepaskannya. 


Saat itu benar-benar merasakan bahwa anak hanyalah titipan, yang sewaktu-waktu kita harus ikhlas melepaskan. 


Saat itulah kami dilatih untuk bisa melepaskan. Saat itulah pelajaran iklas kami dapatkan. Saat kami melibatkan Allah didalamnya. 


Tidak berhenti sampai disitu, pengalaman pertama melepaskan seorang buah hati pastilah tidak mudah. 


Anak yang tadinya masih dalam pengawasan orangtua, apa-apa masih harus dibantu orangtua. Tidak mudah pastinya melepaskan kebiasaan semua itu begitu saja.


Karena pada dasarnya, seseorang ingin bisa mengontrol orang lain. Suami kepada istrinya, orangtua kepada anaknya, teman kepada sesama. Terkadang kita lupa, bahwa tidak semua bisa kita kontrol. Bahkan mengontrol diri kita sendiri aja kadang kita tidak bisa. 


Yang membuat akhirnya kita bisa tenang dengan apa yang sedang kita khawatirkan, saat kita bisa Ikhlas dan Percaya.


Percaya bahwa Allah akan menjaga anak kami disana, Allah akan memudahkan segala urusan anak kami. Ikhlas dan percaya bahwa kejadian ini pasti yang terbaik bagi kami.


Menurut Pak Naqoy, ada empat hal yang tak terpisahkan yang menjadi hambatan untuk bersikap ikhlas. Jika kita berhasil melewatinya maka kita akan memiliki jiwa besar, dan sebaliknya.


1. Berharap kepada selain Tuhan. 

Iklas adalah harapan. Manusia diatas rata-rata selalu percaya bahwa berharap kepada selain Tuhan hanya akan membuat derita, dan sebaliknya.


2. Menceritakan kebaikan untuk berharap pujian.

Jangan harap pujian untuk kebaikan yang anda lakukan, jika akan merusak keikhlasan.


3. Niat yang buruk.

Sesuai hadis Nabi, "Setiap perbuatan tergantung kepada niatnya." Hal ini mengingatkan kita, agar berhati-hati dengan niat. Jika kita berniat buruk, energi keburukan akan mengumpul, memudahkan kita melakukan keburukan itu, dan sebaliknya.


4. Selalu berpikir untung rugi.

Tidak semua aspek kehidupan berorientasi untung dan rugi. Setiap kegagalan tidak selalu berarti kerugian. Orang yang bersikap ikhlas bisa mengartikan kegagalan sebagai modal untuk sukses.


Keikhlasan tidak muncul secara spontan, tetapi perlu latihan untuk mendapatkannya. Ada suatu proses yang harus kita lewati. Cinta kasih, pelayanan, pengorbanan, dan kepercayaan (keimanan) adalah bagian yang tidak terpisahkan dengan keikhlasan.


Cara menemukan keikhlasan salah satunya dengan kita fokus pada apa yang ingin kita beri, bukan fokus pada apa yang ingin kita dapatkan.


Kita seringkali diingatkan bahwa tujuan kita hadir dimuka bumi adalah untuk banyak-banyak berbuat kebaikan, memberi manfaat. 


Pada saat kita selalu ingat hakekat tujuan hidup kita, kita akan senantiasa ikhlas dalam memberi. Dan tidak pernah berharap mendapatkan, berharap hanya pada Allah.


Pada saat menjalani bisnis juga demikian. Kita fokus pada hakekat tujuan hidup sehingga kita fokus untuk memberi. 


Dengan kita berusaha banyak-banyak memberi manfaat kepada mitra, konsumen. Dangan kita berbagi info, berbagi ilmu, berbagi materi dll.


Kita benar-benar merasa bahwa menawarkan (menyebar info manfaat produk/peluang usaha) adalah proses kita menanam. Sehingga kita ikhlas dalam menjalani, masalah hasil kita serahkan pada Allah.


Karena pada saat kita fokus pada apa yang ingin kita dapatkan, sama halnya kita fokus pada dunia. Sangatlah rugi bila kita hanya fokus pada dunia.


Rasulullah SAW bersabda, ''Barangsiapa yang menjadikan akhirat sebagai tujuannya, maka Allah akan memberikan kekayaan kepada hatinya, memudahkan urusannya dan dunia (yang hina ini) akan datang kepadanya (dengan sendirinya), dan barangsiapa yang menjadikan dunia sebagai tujuannya, maka Allah akan memberikan (rasa) fakir kepadanya, mempersulit urusannya dan dunia tidak akan mendatanginya kecuali apa yang sudah ditetapkan baginya.'' (HR At-Tirmidzi dari Anas bin Malik RA).


Semoga Allah senantiasa menjaga hati kita untuk senantiasa ingat Allah, sehingga kita mudah untuk ikhlas dalam menjalani hidup Aamiin Ya Rabb.


Silakan share ke semua sahabat Anda. 

Sumber grup WA. 

Https://t.me/Moeslemdays

No comments

Featured Post

HIDUP TIDAK PERNAH BERMASALAH, KITALAH SENDIRI YANG MEMBUATNYA MENJADI MASALAH

  "Hari ini sungguh sial. Jalanan macet, angkot biadab berhenti sembarangan, bos di kantor kurang ajar, mengapa semua orang menjadi bod...