PROPERTY SOLO

PROPERTY SOLO

KHAWATIRKAN IBADAHMU DAN JANGAN KHAWATIRKAN DUNIAMU

Share:

KITA sering mendengar para ustadz mengingatkan dari atas mimbar, bahwa mati, jodoh, dan rezeki telah ditentukan. Kita juga sering meyakinkan diri sendiri, jika sudah jodoh tak akan ke mana, jika sudah rezeki tak akan tertukar dan jika sudah ajal tak akan tertunda.


Tapi hari ini, peluang kerja bertambah sulit. Seorang sarjana lulusan S1, perlu waktu paling cepat satu tahun untuk mendapatkan pekerjaan. Ekonomi terasa sedang susah. Kerisauan tentang susahnya pekerjaan, menjadi kerisauan masal. 


Namun yakinlah...! Jangan risau ada Allah! Selama usaha maksimal telah dilakukan, ikhtiar besar telah dilaksanakan, Insya Allah pertolongan akan datang. 


“Tidak ada satupun yang bergerak di muka bumi ini kecuali Allah yang menanggung rezekinya” (QS. Hud ayat 6).


"Sesungguhnya rezeki akan mencari seorang hamba sebagaimana ajal yang akan mencarinya” (H.R. Ibn Hibban).


Yang justru perlu kita khawatirkan adalah apa yang tak pernah dijamin dan tak pernah diberi kepastian oleh Allah azza wa Jalla. Apa itu? Ibadah kita. Shalat kita. Amal kita. Allah tak pernah mengeluarkan jaminan bahwa ibadah yang kita lakukan akan mendapatkan nilai A+ dan layak diterima. Allah tak pernah memberikan kepastian bahwa seluruh amal yang kita lakukan berstatus sempurna dan akan mengantarkan kita ke surga. 


Tentu saja kita selalu berbaik sangka atas semua yang kita lakukan dalam rangka beribadah kepada Allah. Tapi kita juga wajib memastikan melakukan semua ibadah tersebut dengan ikhlas, yaitu dengan kuantitas yang banyak dan kualitas yang baik (khusyu'). 


Malik bin Dinar suatu hari berkata, “Seberapa besar khawatirmu karena dunia? Maka sebesar itu pula khawatirmu pada akhirat hilang dari dirimu. Seberapa besar khawatirmu karena akhirat? Maka sebesar itu pula khawatirmu pada dunia akan menguap sirna.”


"Wahai sekalian manusia, sesungguhnya kalian tidak akan mati sampai sempurna jatah rezekinya, karena itu, jangan kalian merasa rezeki kalian terhambat dan bertakwalah kepada Allah, wahai sekalian manusia. Carilah rezeki dengan baik, ambil yang halal dan tinggalkan yang haram” (HR. Baihaqi dalam Sunan al-Kubro nomor 9640, dishahihkan Hakim dalam Al-Mustadrak nomor 2070 dan disepakati Adz-Dzahabi).

Kekayaan bukanlah dengan banyaknya harta. 

Namun kekayaan adalah hati yang selalu merasa cukup.

HR. Bukhari - Muslim



By. Satria hadi lubis 

No comments

Featured Post

HIDUP TIDAK PERNAH BERMASALAH, KITALAH SENDIRI YANG MEMBUATNYA MENJADI MASALAH

  "Hari ini sungguh sial. Jalanan macet, angkot biadab berhenti sembarangan, bos di kantor kurang ajar, mengapa semua orang menjadi bod...