PROPERTY SOLO

PROPERTY SOLO

Meredakan Ambisi Duniawi

Share:


:



 


Keluar dari Masjid Nabawi di pintu Raja Fahd, gunung Uhud di sebelah utara gagah terlihat. Tingginya 1000 meter lebih sedikit. 7 km panjangnya, dengan lebar sekitar 3 km. Membentang timur ke barat.


Al Bukhari (2389) dan Muslim (991) meriwayatkan kisah Abu Dzar yang mendampingi Rasulullah ﷺ berjalan-jalan. 


Sambil menghadap ke arah gunung Uhud, Rasulullah ﷺ berkata, "Wahai, Abu Dzar". Abu Dzar menjawab, " Labbaik, wahai Rasulullah "


Beliau ﷺ bersabda;


لَوْ كانَ لي مِثْلُ أُحُدٍ ذَهَبًا ما يَسُرُّنِي أنْ لا يَمُرَّ عَلَيَّ ثَلاثٌ، وعِندِي منه شيءٌ إلَّا شيءٌ أُرْصِدُهُ لِدَيْنٍ


" Andai saya mempunyai emas sebanyak gunung Uhud itu, saya tidak merasa tenang jika lewat 3 hari, sementara masih ada emas yang tersisa walaupun sedikit. Kecuali yang saya pergunakan untuk melunasi utang"


Salawat dan salam untuk Beliau! Ya, itulah ajaran Rasulullahﷺ! Emas seperti gunung Uhud, berapa banyak itu? 7 km x 3 km × 1 km. Emas yang sangat banyak.


Jangan sampai lebih dari 3 hari 3 malam, emas itu dibagi-bagikan untuk kebaikan. Tidak tersisa sedikit pun! Kecuali untuk melunasi utang.


Nabi Muhammad ﷺ mengajarkan untuk kita bagaimana memandang kehidupan dunia, dan seperti apa hakikat kehidupan di akhirat.


Allah Ta'ala berfirman:


وَمَا هَٰذِهِ ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَآ إِلَّا لَهْوٌ وَلَعِبٌ ۚ وَإِنَّ ٱلدَّارَ ٱلْءَاخِرَةَ لَهِىَ ٱلْحَيَوَانُ ۚ لَوْ كَانُوا۟ يَعْلَمُونَ


"Dan kehidupan dunia ini hanya senda gurau dan permainan. Dan sesungguhnya negeri akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya, sekiranya mereka mengetahui" QS Al Ankabut; 64


Kadang-kadang ketika melihat rumah amat bagus, rumah sangat indah, rumah penuh aksesori, rumah banyak pernak-perniknya, rumah yang perabotnya mahal, hati ikut tergelitik, " Andai, saya memiliki rumah seperti ini ".


Ah, jauhnya kita dari Rasulullah ﷺ! Kita di mana, Beliau di mana?


Tidak satu dua riwayat yang menjelaskan seperti apa alas tidurnya Rasulullah ﷺ. Ada kisahnya Umar bin Khattab, ada ceritanya Abu Musa, dan ada hadisnya Ibnu Mas'ud. Semuanya sama! Tentang alas tidurnya Rasulullah ﷺ. 


Kenapa alas tidur? Sebab, tempat tidur selalu menjadi lambang kedamaian dan obyek penting dalam kehidupan. 


Tidur dengan nyaman adalah ukuran kebahagiaan. Maka, industri tempat tidur selalu menawarkan teknologi terbaru dengan iming-iming aspek kesehatan fisik dan tinjauan psikis.


Banyak riwayat menyebut alas tidur Rasulullah ﷺ terbuat dari daun-daun kurma yang dianyam dengan disilangkan, tindih menindih, dan disusup-susupkan. Iya, tikar dari anyaman daun kurma.


Jelas, setiap kali bangun dari tidur, bekas-bekas tikar kasar itu terlihat di badan Rasulullah ﷺ.


Ibnu Mas'ud menyampaikan, " Wahai Rasulullah, jika Anda berkenan kami akan membuatkan ranjang yang empuk untuk Anda "


Rasulullah ﷺ bersabda:


ما لي وما للدُّنيا ، ما أنا في الدُّنيا إلَّا كراكبٍ استَظلَّ تحتَ شجرةٍ ثمَّ راحَ وترَكَها


" Apa urusanku dengan dunia! Di dunia ini, tidaklah saya melainkan seperti seorang pengendara yang berteduh di bawah rindangnya sebuah pohon. Ia pasti melanjutkan perjalanan dan meninggalkan pohon tersebut " HR Tirmidzi (2377)


Ah, tertampar rasanya. Seperti ada palu godam yang menghantam. Sederhana kata-kata Beliau ﷺ, namun sangat menghujam. Bukankah perumpamaan itu sangat jelas?


Jika seseorang menempuh perjalanan jauh demi pulang ke kampung halaman, tentu ia ingin cepat-cepat sampai. Kalau pun lelah, ia cari tempat teduh untuk singgah. Sebentar saja, bukan?


Ia tentu ingin segera melanjutkan perjalanan. Rindunya ke kampung halaman mengalahkan lelah dan letihnya.


Di tempat singgahnya itu, apa yang ia lakukan? Mendirikan rumah? Membuat bangunan? Berlama-lama? Atau malah berpikir di situlah ia akan tinggal seterusnya?


Semua pertanyaan di atas, tentunya jawabannya: Tidak! Dan Tidak!


Hidup di dunia adalah perjalanan pulang kembali ke surga, kampung halaman manusia. Apa yang dimiliki dan dipunya sekarang, kirimkanlah sebagai pahala untuk membangun istana di surga!


Jangan sia-siakan hartamu untuk sesuatu yang tidak akan dibawa mati! Jangan buang energimu untuk hal-hal yang tidak bermanfaat di akhirat!


Bukan berarti tidak boleh menikmati dunia. Jangan salah artikan bahwa memiliki harta dilarang. Apalagi sampai menuduh iri, janganlah!


Boleh berharta, tapi carilah dengan jalan yang halal. Silahkan berharta, namun jangan sampai melekat di hati. Tidak ada salahnya berharta, selagi membantumu beribadah. Berharta banyak monggo, namun jangan sampai dibuat pusing


Hayatilah dalam-dalam sabda Rasulullah ﷺ di atas! Beliau ﷺ yang menolak tawaran ranjang yang empuk. Mencukupkan apa yang ada. 


" Apa urusanku dengan dunia! Di dunia ini, tidaklah saya melainkan seperti seorang pengendara yang berteduh di bawah rindangnya sebuah pohon. Ia pasti melanjutkan perjalanan dan meninggalkan pohon tersebut"


Masjid Nabawi, 03 Maret 2025



Post a Comment

No comments

Featured Post

Menua Bersama Lebaran

  Sudah berapa kali Lebaran dilalui? Pelajaran hidup apa yang dipetik? Lebaran momen kita saling berjumpa. Teman lama, tetangga kampung, sam...