Ini tentang berbisnis! Detail dan teknis pun tak luput dari perhatian Islam. Benar-benar sempurna agama kita!
Misalnya saja membuka usaha warung bahan makanan. Kenapa contohnya warung bahan makanan? Karena hadis yang akan disampaikan di akhir tulisan berkaitan dengan pedagang bahan makanan.
Sebagai pendatang baru dan pedagang pemula, rata-rata cara berpikirnya tentang marketing, yaitu bagaimana caranya supaya laku dan laris.
Ada yang salah mengambil langkah, keliru menentukan cara jitu. Tidak lagi mempertimbangkan salah benar dan halal haram.
Penglaris, katanya. Cara ini banyak ditempuh karena sangat akrab dengan dunia pedagang. Contohnya? Garam krosok ditaburkan di sekitar tempat usaha, air bekas cucian beras disiramkan ke sekeliling warung, atau bawang merah dibungkus lalu dimasukkan ke laci uang.
Penglaris bukan ajaran Islam. Tidak boleh dilakukan. Apalagi jika diperparah dengan unsur kesyirikan, seperti memberi sesaji atau tumbal untuk makhluk halus.
Ini lebih tidak boleh lagi!
Cara salah yang lain adalah mengesankan banyak pelanggan, banyak yang puas, dan banyak pendukung. Padahal, itu hanya trik kotor.
Dibuat spanduk, banner, dan spanduk sebanyak mungkin lalu dipasang dimana-mana. Isinya support, dukungan, dan ajakan untuk ikut melarisi.
Di era media sosial, akun-akun anonim, robot, dan buzzer digunakan. Seolah-olah banyak! Padahal, hanya didesain oleh segelintir orang.
Jika merasa pesaingnya kuat, karena warung bahan makanan yang lain terlihat ramai pengunjung, banyak pembeli, dan padat pelanggan, cara yang dilakukan adalah memfitnah dan menjatuhkan.
Dibuatlah berita-berita bohong, disebarlah cerita-cerita hoax. Kesalahan sekecil apapun dicari lalu dibesar-besarkan. Bahkan, urusan yang tidak terkait bisnis, dikait-kaitkan.
Pokoknya, jatuhkan pesaing dengan cara licik supaya pelanggan pindah ke tempatnya!
Parahnya kalau dia menarasikan telah dirugikan. Playing victim dalam bisnis. Dia bayar orang untuk menjelek-jelekkan dan memfitnah warung miliknya. Tujuannya?
Untuk mengambil simpati, dibelaskasihani, mencari pembelaan dari banyak pihak, dan memperoleh dukungan.
Hah, padahal fitnah itu dibuat atas ide nya. Pukul dan lukai saya, maka saya akan menjadi pusat perhatian. Hina dan cacimaki warung saya, maka warung saya akan ramai dicari orang. Trik kuno!
Endorse artis atau tokoh. Dengan ribuan bahkan jutaan follower, artis dibayar dengan mahal sekadar untuk nebeng postingan di medsos nya.
Apakah berefek? Banyak survei dibuat dan hasilnya? Endorse artis hanya mengangkat 4% saja dari penjualan.
Maka, banyak pebisnis yang mengalami rugi besar. Sudah banyak dana digelontorkan, sudah banyak uang dialokasikan, tetap saja warung nya sepi. Endorse artis terkenal tidak ngeffect. Padahal si artis sudah sampai datang ke warungnya.
Rasulullah ﷺ pernah sidak pasar. Melewati warung bahan makanan yang menjual biji-bijian, seperti gandum, Rasulullah ﷺ melakukan pengecekan.
Beliau ﷺ memasukkan tangan ke tumpukan biji-bijian gandum sampai ke bagian dasar. Ada basah di bawah!
" Apa ini, wahai pedagang bahan makanan?", tanya Rasulullah ﷺ.
Pedagang itu menjawab, " Kena air hujan, wahai Rasulullah ".
Rasulullah ﷺ mengingatkan, " Kenapa engkau tidak memposisikannya d bagian atas saja, supaya para pembeli mengetahui?!".
Kemudian Beliau ﷺ bersabda:
مَن غَشَّ فليسَ مِنِّي
" Siapa yang menipu, dia bukan bagian dariku " HR Muslim 102 dari sahabat Abu Hurairah.
Maka dari itu, kalau mau laku, kalau ingin laris, dan kalau pengin banyak pelanggan, janganlah menipu! Apapun bentuk penipuannya.
Jangan iri dan sakit hati kalau faktanya warung-warung bahan makanan lainnya jauh lebih ramai dan laris. Apalagi sampai menjelek-jelekkan dan memfitnah. Jangan!
Berperilaku saja yang jujur! Fokus memperbaiki kualitas barang dan kualitas pelayanan. Jangan lupa berdoa kepada Allah Ta'ala, sering bersedekah, dan banyak-banyak istighfar. Bisa jadi warung sepi karena banyak berbuat salah.
06 Agustus 2024
No comments