Dari Jabir bin Abdillah radhiallahu'anhu, bahwa Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda:
اسْتَكْثِرُوا مِنَ النِّعَالِ، فإنَّ الرَّجُلَ لا يَزَالُ رَاكِبًا ما انْتَعَلَ
"Seringlah memakai sandal (atau alas kaki). Karena seseorang senantiasa dianggap sedang berkendara selama ia memakai alas kaki" (HR. Muslim no. 2096).
Imam An Nawawi dalam Syarah Shahih Muslim, memuat hadits ini dalam bab:
استحباب لبس النعال وما في معناها
"Dianjurkan menggunakan sandal dan yang semakna dengannya".
Maka niatkanlah ketika memakai sandal, untuk menjalankan anjuran Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam dalam hadits ini. Sehingga aktivitas memakai sandal menjadi ladang pahala.
Memakai sandal merupakan upaya preventif agar tidak terkena bahaya pada kaki. Dan juga mengusahakan kemudahan dalam muamalah, tidak memperberat diri.
An Nawawi menjelaskan:
معناه أنه شبيه بالراكب في خفة المشقة عليه ، وقلة تعبه ، وسلامة رجله ممّا يعرض في الطريق من خشونة وشوك وأذى
"Makna hadits ini, bahwa orang yang memakai sandal itu mirip seperti orang yang berkendara, ia mengurangi kesulitan dan mengurangi kelelahan. Serta menjadi sebab keselamatan dari perkara yang bisa mengenai kaki di jalan, baik berupa batu kasar, duri dan gangguan lainnya" (Syarah Shahih Muslim).
Ini juga dalil bahwa mengambil sebab-sebab preventif untuk mencegah keburukan, adalah perkara yang disyariatkan dalam agama.
Namun dianjurkan juga terkadang berjalan tanpa alas kaki, untuk menumbuhkan ketawadhuan. Sebagaimana hadits dari Fadhalah bin Ubaid radhiallahu'anhu:
كانَ النَّبيُّ صلَّى اللَّهُ عليْهِ وسلَّمَ يأمرُنا أن نحتَفِيَ أحيانًا
"Dahulu Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam memerintahkan kami untuk berjalan tanpa alas kaki sesekali" (HR. Abu Daud no.4160, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Abu Daud).
Wallahu a'lam.
No comments