السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــم
Diawali dengan melihat-lihat status, kemudian pelan-pelan memberikan komentar.
Mulai memberikan emotion, like dari foto-foto yang di upload.
Berlanjut bercanda ria melalui kolom komentar
Tidak terasa hari demi hari semakin akrab.
Dimana ia tidak muncul online mulai perasaan menjadi rindu.
Akhirnya memberikan pesan melalui inbox
Tanya-tanya nomor hp supaya bisa chat melalui WA.
Mulai membuka aib keluarganya, sampai "merasa" ada kecocokan satu sama lain.
Tak terasa muncul perkataan diantara salah satu:
"Kenapa ya kita tidak dipertemukan dari dulu, padahal kamu orang yang bisa memperhatikan aku."
Lama-lama berlanjut lah kepada ketemuan di dunia nyata.
Itulah titik awal dari sebuah bencana.
Bencana hati, bencana keluarga pun tidak dapat dihindarkan.
Mulai memberikan perhatian ke "dia" daripada pasangannya. Lebih sering berkomunikasi dengan "dia" daripada dengan pasangannya.
Mulai berkata menggunakan bahasa asing, mulai menggunakan kata-kata " AKU dan KAMu"
Dimana sebelumnya sayangkuh, kekasihku dan kata-kata romantis untuk saling memberi kan kasih sayang.
Apa yang selama ini mereka impikan menjadi VISI MISI dan TUJUAN berumah tangga hilang. Konsentrasi untuk meraih sukses jadi suram, niat untuk membina rumah tangga yang sakinah bersama pasangan sudah menipis di hancurkan oleh nafsu birahi.
Mulai dengan kebohongan kecil, lantas kebohongan kecil lainya. akhirnya kebohongan satu menutupi kebohongan yang lainnya. Hatinya mulai menghitam akibat dari berdusta.
Telinganya tuli karena tidak mendengar nasihat dan kata-kata lembut.
Matanya jadi rabun karena tertutup oleh rasa penasaran.
Pikirannya menjadi tumpul karena di isi oleh harapan semu.
Mulai muncul omongan-omongan tidak sedap ditelinga karena tetangga yang mulai menggosipkan.
Padahal dengan yang baru belum tentu lebih bahagia dan tentram.
Mereka hanya dipermainkan oleh bayang bayang dunia yang semu, mulai hati disibukan oleh hal - hal yang tidak membawa ketenangan jiwa.
Hidup ini sungguh sangat berharga dan hanya 1 kali, jangan kita gunakan menumpuk maksiat dan dosa.
Maka selamatkan keluargamu, selamatkan hatimu, dan selamatkan jiwamu.
Semua cobaan itu pada hakekatnya ilusi, fana dan perangkap untuk sebuah kehancuran.
Seyogyanya pergunakan sosmed untuk hal-hal yang positif dan ladang amal ibadah.
@secangkirTeh.
No comments