PROPERTY SOLO

PROPERTY SOLO

Mereka Yang Menghina Kaum Wanita

Share:


Paling tidak artikel kecil ini adalah bukti keprihatinan dan masih adanya kesadaran bahwa tanggungjawab pendidikan anak adalah kewajiban bersama.


Beberapa saat lalu, kita dibuat miris dan risau oleh fakta banyaknya pelajar yang hamil di luar nikah. Memang beberapa kabupaten saja yang merilis, tetapi sudah menjadi rahasia umum bahwa di setiap kabupaten dihadapkan dengan kasus serupa.


Wanita sejak dahulu kala memang sering dianggap hina. Kalaupun ditinggi-tinggikan, itu hanya kamuflase yang membohongi. Ujung-ujungnya tetap sama ; merendahkan kaum wanita.


Eropa tentu lebih parah. Daratan Amerika pasti sangat buruk. Persia, Romawi, India, Cina, Afrika, dan Asia, atau manapun tempatnya, kita temukan fakta sejarah yang menempatkan wanita di titik nadir paling rendah.


Tidak terkecuali bangsa Arab di masa jahiliah. Contohnya; bayi yang terlahir dengan jenis kelamin perempuan, banyak yang dibunuh orang tua nya sendiri dengan ditanam hidup-hidup di padang pasir. Karena dianggap aib dan tidak berguna!


Nabi Muhammad ﷺ mengajak masyarakat waktu itu untuk melakukan hal yang bersifat antitesis dan melawan arus, yaitu memuliakan kaum wanita.


Dimulai dari mana? Dimulai dengan menyayangi dan mengasihi anak perempuan!


Beliau bersabda ﷺ :


لا تَكْرَهوا البَناتِ ، فإنَّهنَّ المُؤْنِساتُ الغالياتُ


" Jangan pernah membenci anak-anak perempuan! Sungguh, mereka adalah penenang jiwa dan aset yang sangat mahal " HR Ahmad dari sahabat Uqbah bin 'Amir. Sempat didhaifkan Al Albani dalam Dhaiful Jami' no.6268, lalu beliau koreksi dan sahihkan di As Sahihah no.3206


Nabi Muhammad ﷺ adalah ayah dari 4 anak perempuan. Masing-masing memiliki keistimewaan yang luar biasa.


Misalnya Fathimah, putri bungsu beliau, yang lahir 5 tahun sebelum kenabian.


Suatu saat, Nabi Muhammad ﷺ tengah bersujud di halaman Ka'bah.


Saat itu, sejumlah tokoh musyrik Mekkah sedang berkumpul. Mereka menantang, siapa yang berani menaruh kotoran unta di punggung Nabi Muhammad ﷺ.


Saat itu, tidak ada satu orang pun yang berani tampil membela.


Saat itu, Fathimah yang mendengar kabar, langsung datang ke depan Ka'bah. Kotoran unta itu dibersihkan dari punggung ayahnya.


Saat itu, Fathimah menghadap ke tokoh-tokoh musyrik Mekkah sambil mendoakan kejelekan.


Saat itu, Fathimah masih gadis kecil belum masuk usia baligh.


Subhanallah! Luar biasa!


Siapa yang mendidik Fathimah menjadi pemberani di usia yang masih kecil? Siapa yang membentuk karakter pejuang pada Fathimah? Ayahnya. 


Beliau bersabda ﷺ :


فاطِمَةُ بَضْعَةٌ مِنِّي، فمَن أغْضَبَها أغْضَبَنِي


" Fathimah adalah bagian (tak terpisahkan) dariku. Siapa yang membuatnya marah, sama artinya membuatku marah " HR Bukhari 3714 dan Muslim 2449


Ayah, jika engkau berikan cinta kepada anakmu, ia akan membalasnya dengan berlipat cinta. Bila engkau memperhatikan dengan takaran cukup, anakmu tentu akan menyerahkan waktu untuk memperhatikanmu. 


Ketika engkau, wahai Ayah, mencurahkan kasih sayang, suatu hari nanti engkau akan menyaksikan keajaiban pengorbanan seorang anak.


Sayang, justru banyak ayah yang melakukan sebaliknya.


Adz Dzahabi dalam Siyar A'lam Nubala dan Al Hafiz Ibnu Hajar dalam Al Ishabah menyebut gelar Ummu Abiiha untuk Fathimah.


Ummu Abiiha artinya ibu untuk ayahnya. Kenapa? Karena, Fathimah sejak kecilnya telah mendampingi dan melayani ayahnya, yaitu Rasulullah. 


Lebih-lebih setelah ibunda Khadijah wafat, praktis urusan rumah dan keperluan pribadi Rasulullah ditangani oleh Fathimah. 


Bayangkan, seorang gadis remaja telah menanggung beban berat karena mendampingi sang ayah yang melaksanakan tugas-tugas kerasulan dengan berbagai persoalannya.


Oleh sebab itu, sebagai point pertama adalah memperhatikan pesan Nabi :


لا تَكْرَهوا البَناتِ ، فإنَّهنَّ المُؤْنِساتُ الغالياتُ


" Jangan pernah membenci anak-anak perempuan! Sungguh, mereka adalah penenang jiwa dan aset yang sangat mahal"


Ingat-ingatlah selalu bahwa anak-anak perempuan adalah aset berharga dan sangat tinggi nilainya, maka jagalah mereka!



03 Rajab 1444 H/24 Januari 2023



No comments

Featured Post

HIDUP TIDAK PERNAH BERMASALAH, KITALAH SENDIRI YANG MEMBUATNYA MENJADI MASALAH

  "Hari ini sungguh sial. Jalanan macet, angkot biadab berhenti sembarangan, bos di kantor kurang ajar, mengapa semua orang menjadi bod...