Abdul Malik bin Habib Al Bashri justru lebih dikenal dengan kunyahnya; Abu Imran Al Jauni.
Ulama generasi tabi'in tersebut adalah ahli hadis di zamannya. Nama beliau tersebut dalam kutubus sittah. Wafat tahun 128 H.
Ibnu Abid Dunya ( Ar Riqqah, no.139 ) menyebutkan riwayat, " Jika mendengar adzan, Abu Imran Al Jauni berubah warna kulitnya dan menangis "
Adzan sebagai syiar Islam memiliki kisah panjang. Bermula dari ; bagaimana cara memberitahukan umat Islam bahwa salat wajib telah tiba waktunya.
Sempat ada beberapa pendapat, namun Rasulullah ﷺ memutuskan adzan yang kita kenal selama ini sebagai caranya.
Setiap lafal adzan dikumandangkan, yang mendengar diperintahkan untuk ikut mengucapkannya. Bukti jika adzan harus didengarkan dan direnungkan.
Jika adzan sudah selesai dikumandangkan, ada doa yang diajarkan untuk dibaca.
Adzan seakan tidak pernah berhenti. Dari satu negeri, berlanjut ke negeri setelahnya. Dari ujung timur hingga ke barat. Adzan menjadi kalimat-kalimat indah yang dinanti.
Adzan membuat setan ketakutan hingga lari sejauh-jauhnya. Rasulullah ﷺ bersabda dalam hadis Abu Hurairah ( Bukhari 608 Muslim 389 ) :
إذا نُودي بالصلاة أدبر الشيطان وله ضراطٌ حتى لا يُسمع الأذان
" Jika adzan salat dikumandangkan, setan lari menghindar sampai terkentut. Supaya tidak mendengar adzan "
Maka, adzan adalah neraca untuk menimbang iman! Apakah ia merasa nyaman dan selalu merindukan, ataukah membikin dirinya terganggu dan menjadi beban?
Al Imam Muslim meriwayatkan (653) dari Abu Hurairah tentang sahabat buta yang menemui Rasulullah ﷺ bertanya, " Apakah ada keringanan jika salatnya dikerjakan di rumah? ".
Awalnya, Nabi Muhammad ﷺ memberi keringanan. Namun, tidak begitu jauh sahabat yang buta itu pergi, Nabi Muhammad ﷺ memanggil dan bertanya, " Apakah engkau bisa mendengar adzan? ".
Setelah sahabat yang buta itu menjawab, "Iya". Nabi Muhammad ﷺ pun bersabda :
فأجِب
" (Jika engkau masih bisa mendengar adzan) maka, penuhilah (panggilan itu) ! "
Iya! Adzan bukanlah panggilan biasa. Bukan seruan seperti seruan umumnya. Melalui adzan, Allah memanggil. Dengan adzan, manusia diseru untuk mengingat Allah Ta’ala.
Allahu Akbar! Allah Akbar! Allah adalah dzat yang maha besar. Lebih besar dari apapun, lebih besar dari siapapun.
Orang beriman itu adalah orang yang pasti sukses. Siapa mereka? Allah berfirman:
رِجَالٌ لَّا تُلْهِيهِمْ تِجَارَةٌ وَلَا بَيْعٌ عَن ذِكْرِ اللَّهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ ۙ يَخَافُونَ يَوْمًا تَتَقَلَّبُ فِيهِ الْقُلُوبُ وَالْأَبْصَارُ
" Orang-orang yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang, dan (dari) membayarkan zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang " QS An Nur 37
Kitab-kitab tafsir, seperti Ibnu Katsir dan Al Qurthubi, menyebutkan beberapa riwayat dari Salaf bahwa yang dimaksud ayat di atas adalah : orang-orang yang menghentikan segala aktivitasnya jika telah mendengar adzan.
Warung dan toko ditutup, tukang kayu atau tukang batu meletakkan palu, dan pekerjaan rumah dihentikan.
Karena, adzan adalah rambu penanda iman!
Bukan hanya Abu Imran Al Jauni seperti paragraf pembuka tulisan ini. Abu Bakar An Nahsyali (wafat 166 H) pun demikian. Jika mendengar adzan, wajah beliau berubah pucat lalu menangis.
Apalagi Nabi Muhammad ﷺ bersabda:
الدعاءُ لا يُرَدُّ بين الأذانِ والإقامةِ
" Doa antara adzan dan iqamah tidak tertolak " HR Abu Dawud no. 489 dari Anas bin Malik.
Amat banyak hamba-hamba Allah yang masuk Islam karena tersentuh saat mendengar lantunan adzan. Tak sedikit hamba Allah yang bertaubat karena disadarkan melalui lafal-lafal adzan.
Adapula yang hatinya kaku dan keras, hingga alunan adzan sama sekali tak menggugah hatinya. Semoga tidak demikian kita!
Setelah membaca tulisan ini, coba dengarkan adzan yang dikumandangkan dengan sepenuh hati, seksama, dan resapi tiap lafal beserta maknanya!
Apa yang dirasakan, itulah kita!
Silangit, 08 September 2023
t.me/anakmudadansalaf
No comments