Seorang muslim sudah seharusnya selalau berprasangka baik kepada sesama muslim. Sebab setan sangat lihai untuk menjerumuskan manusia kedalam lembah permusuhan dan kebencian. Ia akan berusaha keras untuk menggoda manusia dalam kenikmatan dunia dengan berbagai cara.
Salah Satu jalannya, melalui prasangka buruk. Makanya Allah memperingatkan melalui firman-Nya:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan beburuk sangka (kecurigaan), karena sebagian dari prasangka itu adalah dosa.
(QS. Al-Hujurat: 12)
Demikian juga Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Beliau dalam banyak haditsnya mewanti-wanti, di antaranya beliau bersabda:
إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيثِ
"Hati-hatilah kalian terhadap prasangka karena sesungguhnya prasangka buruk itu adalah sedusta-dustanya ucapan."
(HR. Bukhari: 6064)
Jika seandainya kita melihat ataupun mendengar sesuatu dari saudara kita sesama muslim yang masih mengandung banyak kemungkinan maka bawalah hal tersebut kedalam prasangkaa baik. Itu merupakan salah satu cara menutup pintu masuknya setan.
Kadangkala dalam keseharian kita lebih banyak mendengar berita-berita yang belum tentu kebenaran nya, secara tidak langsung kitapun ikut dalam menyebarkan berita-berita tersebut dengan cara menambahkan atau mengurangi berita.
Umar bin Abdul Aziz rahimahullah pernah berpesan pada anaknya:
يَا بُنَيَّ، إِذَا سَمِعْتَ كَلِمَةً مِنَ امْرِئٍ مُسْلِمٍ فَلَا تَحْمِلْهَا عَلَى شَيْءٍ مِنَ الشَّرِّ، مَا وَجَدْتَ لَهَا مُحْمَلًا مِنَ الخَيْرِ
"Wahai anakku sayang, jika engkau mendengar satu kata dari seorang muslim maka janganlah engkau bawa pada sesuatu yang buruk selama engkau masih mendapati kemungkinan dari kebaikan." (Hilyatul Auliya': 5/277-278)
No comments