Bukan mengenai pilihan presiden apalagi pasangan capres-cawapres, tapi ini sebenarnya sebuah kisah pacaran dan pernikahan
Banyak orang bilang jika seorang lelaki sedang bernafsu, apa saja akan dilakukan. Seumpamanya berjalan kaki solo-jakarta, mendaki gunung rinjani, melewati lembah yang curam, meyebarangi lautan atau bahkan harus mengorbankan yang dimiliki, demi mendapatkan apa saja untuk memuaskan nafsu yang sedang bergejolak.
Apalagi yang sedang di incarnya adalah seorang wanita cantik, pintar, kembang desa, dan semua orang dikampungnya mendukungnya bahkan ibarat satu kecamatan sudah mengiyakan.
Sudah pasti lelaki mana yang tidak akan berambisi, tergila-gila, maka orang tuanya akan selalu dipuji, maharnya pun disiapkan, semua kebiasaan hampir disesuaikan. kebetulan wanita yang di impikan itu seorang muslim sehingga sang lelaki berusaha dan berupaya dengan kalimat thayyibah, dzikir, semua dilakukan oleh sang pria yang terpenting harus bersanding dengan wanita impiannya, meskipun menyalahi kebiasaan dan tentu saja diluar kewajaran.
Karena sang ayah selalu dipuji dan diberikan apa yang di inginkan oleh sang pria, maka disuruhlah putrinya pacaran dengan sang pria, dimana hubungan tanpa kejelasan, belum ada akad, belum ada kontrak.
ibarat kata orang sang pria "mendapat durian rontok, karena sedang sedang mengejar- malahan disodorkan, nafsunya datang malah disodorkan." Tentu saja sang pria merasa dirinya paling hebat, timbul rasa sombong bahwa semua yang ia inginkan pasti terwujud.
Begitulah cerita awalnya, dimana sang pria mengejar-ngejar karena penuh nafsu dan hasrat, diakhir cerita wanita dan bapaknya yang gantian mengejar-ngejar sang pria. Tahu tidak sebab nya? karena sudah kejadian. itu merupakan buah dari pacaran yang tidak taat akan syariat, disebabkan belum terjadi AKAD, belum nikah.
Pernikahan dapat di umpamakan sebuah "kontrak", tanda keseriusan supaya sang pria tidak memberikan harapan palsu (PHP), dan tidak lari setelah nafsunya penuh. Akad merupakan sebuah tanda keseriusan dan kedewasaan dari seorang lelaki.
So, apa yang bisa ditarik benang merah dari kisah diatas. "Jangan pernah mau memberikan cek kosong kepada pria manapun dengan pacaran. tidak ada kebahagian tanpa AKAD, tiada ada kenikmatan sejati tanpa AKAD, karena hubungan tanpa pernikahan itu dapat di umpamakan kita masuk kedalam lubang buaya." Hari ini pria yang mengejar-ngejar, besok giliran kamu yang mengemis kepada sang pria.
ingat ya hubungan itu harus ada akad yang jelas, untuk menciptakan suasana yang bahagia dunia dan akhirat. ini hanya hubungan dalam pernikahan dan juga berlaku untuk urusan yang lebih besar lagi seperti urusan negara.
Read (Hijrah bareng kekasih)
Read (Hijrah bareng kekasih)
#Islam #NOpacaran #akad #putusinaja
#IndonesiaTanpaPacaran
ReplyDelete