PROPERTY SOLO

PROPERTY SOLO

HIDANGAN DARI LANGIT

Share:



اللّٰهُمَّ رَبَّنَاۤ اَنْزِلْ عَلَيْنَا مَآئِدَةً مِّنَ السَّمَآءِ تَكُوْنُ لَـنَا عِيْدًا لِّاَوَّلِنَا وَاٰ خِرِنَا وَاٰ يَةً مِّنْكَ ۚ وَا رْزُقْنَا وَاَ نْتَ خَيْرُ الرّٰزِقِيْنَ

"'Ya Tuhan kami, turunkanlah kepada kami hidangan dari langit (yang hari turunnya) akan menjadi hari raya bagi kami, yaitu bagi orang-orang yang sekarang bersama kami ataupun yang datang setelah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan Engkau; berilah kami rezeki, dan Engkaulah sebaik-baik pemberi rezeki."

Doa diatas adalah doa yang dipanjatkan oleh nabi Isa as, ketika al-hawariyyun (sebutan bagi pengikut setia nabi Isa) yang diperintahkan menjalankan puasa selama 30 hari dan mereka merengek kepada nabi Isa untuk memintakan hidangan surga kepada Allah.

Awalnya nabi Isa sangat terkejut dan khawatir, sebab menganggap permintaan al-hawariyyun telah melampaui batas. Nabi Isa takut akan murka Allah. Maka nabi Isa menjawab permintaan mereka dengan berkata

قَا لَ اتَّقُوا اللّٰهَ اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ

"Bertakwalah kepada Allah jika kamu orang-orang beriman."

Namun setiap hari al-hawariyyun merengek terus pada nabi Isa sambil berkata.

قَا لُوْا نُرِيْدُ اَنْ نَّأْكُلَ مِنْهَا وَتَطْمَئِنَّ قُلُوْبُنَا وَنَـعْلَمَ اَنْ قَدْ صَدَقْتَـنَا وَنَكُوْنَ عَلَيْهَا مِنَ الشّٰهِدِيْنَ

"Kami ingin memakan hidangan itu agar tenteram hati kami dan agar kami yakin bahwa engkau telah berkata benar kepada kami, dan kami menjadi orang-orang yang menyaksikan (hidangan itu)."

Nabi Isa tak sanggup menolak mereka. Beliau kemudian bersiap untuk meminta hidangan tersebut kepada Allah Ta’ala. Sang nabi mengenakan pakaian bagus kemudian pergi ke tempat peribadatannya. Menengadahkan tangan dan berdoa,

اللّٰهُمَّ رَبَّنَاۤ اَنْزِلْ عَلَيْنَا مَآئِدَةً مِّنَ السَّمَآءِ تَكُوْنُ لَـنَا عِيْدًا لِّاَوَّلِنَا وَاٰ خِرِنَا وَاٰ يَةً مِّنْكَ ۚ وَا رْزُقْنَا وَاَ نْتَ خَيْرُ الرّٰزِقِيْنَ

"'Ya Tuhan kami, turunkanlah kepada kami hidangan dari langit (yang hari turunnya) akan menjadi hari raya bagi kami, yaitu bagi orang-orang yang sekarang bersama kami ataupun yang datang setelah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan Engkau; berilah kami rezeki, dan Engkaulah sebaik-baik pemberi rezeki."

Allah kemudian mengabulkan doa utusan-Nya.

Allah SWT berfirman:

قَا لَ اللّٰهُ اِنِّيْ مُنَزِّلُهَا عَلَيْكُمْ ۚ فَمَنْ يَّكْفُرْ بَعْدُ مِنْكُمْ فَاِ نِّيْۤ اُعَذِّبُهٗ عَذَا بًا لَّاۤ اُعَذِّبُهٗۤ اَحَدًا مِّنَ الْعٰلَمِيْنَ

"Allah berfirman, Sungguh, Aku akan menurunkan hidangan itu kepadamu, tetapi barang siapa kafir di antaramu setelah (turun hidangan) itu, maka sungguh, Aku akan mengazabnya dengan azab yang tidak pernah Aku timpakan kepada seorang pun di antara umat manusia (seluruh alam)."

Lalu tiba-tiba, sebuah meja besar berisi makanan turun dari langit. Meja suci itu dibawa oleh dua buah awan yang kemudian di letakkan di hadapan Nabi Isa. Al Hawariyyun menyaksikan hal menakjubkan nan luar biasa itu dengan mata terbelalak. Sementara Nabi Isa dilanda kekhawatiran dan berharap agar hidangan dari surga itu akan menjadi rahmat dan bukan azab.

Nabi Isa kemudian membuka kain penutup hidangan di atas meja tersebut sembari berucap, "Dengan nama Allah sebaik-baik pemberi rezeki,"

Begitu penutup dibuka, aroma harum semerbak segera menyeruak. Hidangan itu terdiri dari beragam jenis pangan, di antaranya roti, ikan, buah-buahan, dan masih banyak lagi. Nabi Isa pun kemudian segera tersungkur sujud kepada Allah. Al Hawariyyun pun mengikuti apa yang dilakukan Nabi Isa.

Kejaiban hidangan dari langit itu pun makin nampak saat disantap. Ribuan orang menyantapnya, namun hidangan tak kunjung habis. Bahkan, mereka yang sakit menjadi sembuh setelah memakannya. Mereka yang cacat pun kembali normal setelah menyantapnya.

Seluruh peristiwa diatas diabadikan dalam QS. Al-Ma'idah 5: Ayat 112 - 115

Guru saya berkata, kita pun boleh mengamalkan do'a nabi Isa untuk ikut menikmati hidangan dari langit, dengan syarat قَا لَ اتَّقُوا اللّٰه  yaitu "bertaqwalah kepada Allah"

1. Jagalah setiap yang masuk kedalam mulutmu. Hindari yang makruh, maka kau akan jauh dari yang haram. Hidupkan sunnah, maka kau sedang menyempurnakan yang wajib.

Syarat halalan thoyyiban :
- Zatnya halal
- Sumbernya halal
- Proses pengolahannya halal

2. Jagalah setiap yang keluar dari mulutmu. Bicaralah yang baik saja atau diam! tulislah yang baik saja atau tak usah menulis apapun!

3. Jaga perbuatanmu.
    - Tundukan pandanganmu
    - Jaga pendengaranmu
    - Jaga tanganmu
    - Jaga kakimu
    - JAGA PIKIRANMU!
    - JAGA HATIMU!

4. Maafkan mereka yang pernah berbuat tidak baik bagi hidupmu!

5. Bersedekahlah!

Lima hal diatas adalah poin-poin yang disebutkan oleh guru saya agar tak ada hijab antara do'a kita dengan Allah.

Sungguh ini tamparan keras bagi saya. Ternyata penghambat rizki saya selama ini adalah diri saya sendiri. Setiap hari saya berdo'a, setiap hari saya meminta, kabarnya setiap pagi Allah utus malaikat Mikail untuk membagikan rizki bagi sekalian alam, mengapa aku terus menerus bagai diperbudak dunia ? Ternyata selama ini aku tidak selektif dengan makananku. Cukup sudah bagiku makanan berlabel halal, seolah label halal itu kelak yang akan menolongku dihari pertanggung jawaban.

Kemudian mencari pembenaran. "Agama tidak mempersulit, kalau ternyata daging ini disembelih tidak sesuai syari'at, yaa dia yang dosa, kita bismillah aja." Seolah bismillah adalah mantra untuk mengubah sesuatu yang syubhat menjadi halal. Astaghfirullah 😔.

Kemudian mulut ini, lebih sering digunakan untuk apa ? mendo'akan kebaikan atau mengghibah dan menfitnah ?

Jari ini, lebih sering digunakan untuk apa ? menulis kebaikan, menulis hal-hal bermanfaat, atau menyuguhkan berita yang membuat orang merasa khawatir, terancam, merasa menang saat berhasil mengerahkan massa untuk membully, mencela dan menebar kebencian?

Bila saat ini hidup terasa makin sulit, cobalah tanya, "Apakah diri ini pengghibah? pembully? pemfitnah? senang melihat orang susah? susah melihat orang senang? dengki melihat keberhasilan orang lain? gemar bersaksi dusta? takut bernahi mungkar, sehingga membiarkan kemaksiatan ada didepan mata? lebih takut pada pelaku maksiat dibanding pada azab Allah?

Coba tanyakan... tanyakan....

Jangan sampai menunjuk orang lain munafik, namun 3 jari yang lain menunjuk ke diri sendiri, ternyata diri sendirilah yang munafik. Merasa diri telah beriman, lebih bertaqwa, namun perilaku jauh dari iman dan taqwa. Astaghfirullah...

Al-Maidah (hidangan) akan menjadi berkah dengan syarat قَا لَ اتَّقُوا اللّٰه  yaitu "bertaqwalah kepada Allah"

Silahkan diamalkan. Semoga kita semua masuk dalam golongan manusia yang selalu diberi hidayah oleh Allah dalam ketaqwaan.

Aamiin ya robbal alamiin


No comments

Featured Post

🌿 RAHASIA KEBAHAGIAAN 🌾

(Wasiat Syekh Asy Syinqithi Kepada Anaknya) Oleh : Ustadz Fachrudin Nu'man, Lc 🌷 وصية ﺍﻟﺸﻨﻘﻴﻄﻲ لابنه :  🌹Wejangan Syekh Asy Syinqithi ...