Ada rasa menggetar mengaliri tubuh saat seorang teman berkirim gambar keberangkatan dari hotel di Aziziyah menuju Arafah. Tahun ini, teman tersebut diberi kemudahan oleh Allah Ta'ala untuk berhaji.
Wukuf di Arafah sejak selepas rangkaian khutbah, salat Zuhur, dan Ashar, hingga tenggelamnya matahari, adalah momen terindah dalam hidup. Ketika, hasrat nafsu ditanggalkan, di waktu ambisi duniawi ditinggalkan.
Wukuf di Arafah adalah inti dari ibadah haji. Haji tidak akan dihukumi sah bila tidak berwukuf di Arafah. Nabi Muhammad ﷺ :
الْحَجُّ عَرَفَةُ
" Haji itu dengan wukuf di Arafah " HR Tirmidizi 889.
Oleh karenanya, pemerintah Arab Saudi sangat memperhatikan hal ini. Bahkan, jamaah haji yang sedang terbaring sakit tidak bisa apa-apa pun, dibawa ke Arafah menggunakan ambulan. Maka, hari Arafah adalah hari hilir mudiknya ambulan untuk memberikan kesempatan walau sebentar kepada jamaah haji yang sakit untuk wukuf.
Wukuf di Arafah menjadi momen yang paling indah dalam hidup. Ketika hamba merasa sehina-hinanya, mengakui serendah-rendahnya karena dosa, dan sekecil-kecilnya diri di hadapan Allah Penguasa alam semesta.
Wukuf di Arafah akan sulit terlupa. Di sana, hamba berharap penuh agar diampuni, dimaafkan kesalahannya, dan dimasukkan ke dalam surga- Nya.
Doa-doa di Arafah mustajab. Maka, setengah hari di sana, 6 jam kurang lebih lamanya, ingin rasanya terulang kembali. Mungkinkah?
Hal ini tentang niat. Masalah kita adalah niat. Artinya? Niat berhaji saja tidak ada, belum bulat, dan bukan mimpi besar yang ingin terwujud.
Bahkan, kita masih saja kalah oleh bayang-bayang tak beralasan yang membuat cemas. Seringkali faktor usia yang dijadikan sebab.
Ada apa dengan usia, Saudaraku? Siapa yang mengetahui batas usia hamba?
Jamaah haji Indonesia tertua tahun ini berasal dari Madura dengan usia 119 tahun. Jamaah tertua Aceh, 100 tahun. Jamaah tertua Sumatera Selatan, 105 tahun. Jamaah tertua Sulawesi Selatan, Bali, dan Jawa Barat, 103 tahun. Dan seterusnya.
Bukankah itu bukti dan fakta bahwa usia bukanlah penghalang! Problemnya karena rasa pesimis yang mendominasi. Masalahnya karena tidak punya tekad kuat untuk berhaji.
Tidak usah memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang buruk! Itu kan buruk menurut orang. Kemungkinan sakit lah, meninggal lah, gagal sehingga uang tidak bisa kembali lah, merepotkan lah, atau hal-hal lain.
Sederhana saja, Saudaraku...Saudara saat ini memiliki kemampuan finansial untuk mendaftar agar mendapat porsi haji, maka langsunglah mendaftar. Jangan ditunda-tunda lagi!
Apapun nantinya, Saudara memiliki jawaban di hadapan Allah bahwa Saudara telah berusaha memenuhi panggilan-Nya ke Tanah Suci, sudah berupaya untuk menyambut seruan-Nya berhaji.
Maka, mulai sekarang resapilah kalimat talbiyah seutuhnya.
لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ، لَبَّيْكَ لَا شَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ، إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ
" Aku datang memenuhi panggilan-Mu ya Allah, aku datang memenuhi panggilan-Mu, aku datang memenuhi panggilan-Mu, tiada sekutu bagi-Mu, aku datang memenuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya segala puji, kemuliaan, dan segenap kekuasaan adalah milik-Mu. Tidak ada sekutu bagi-Mu."
Semoga pembaca dimudahkan berhaji. Jangan pesimis!
Lendah, 17 Dzulhijjah 1444 H/06 Juli 2023
t.me/anakmudadansalaf
No comments