Hukum alam bilang, apa yang kita dapatkan sesuai dengan apa yang kita berikan. Bahasa bulenya, what you get is what you give. Kita ngukurnya dalam perkara yang kita kuasai sebagai manusia ya.
Misal ketika seorang pelajar ngotot belajar menjelang ujian. Setiap waktu luangnya dia pakai untuk mengulang pelajaran. Rajin berlatih soal atau belajar mandiri secara online. Insya Allah dia lebih berpeluang untuk menyelesaikan soal-soal ujian dengan hasil memuaskan.
Sebaliknya, kalo ada pelajar lain yang malas-malasan belajar menjelang ujian. Waktu luangnya lebih banyak dipake mabar atau scrolling gaje linimasa sosial media. Bisa jadi dia bakal keteteran menjawab soal-soal ujian. Jurus andalannya hanya ngitung kancing. Atau nyari contekan. Hasilnya, zonk!
# Remaja Muslim Premium
Sebagai seorang muslim, kita diperintahkan mengisi hari-hari kita dengan ibadah. Sebagaimana Allah swt firmankan: “Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku” (TQS. Az-Zariyat; 56)
Ngomongin perkara ibadah, pastinya kita sudah hafal di luar kepala. Minimal kalo ditanya rukun Islam mah auto bener urutan jawabannya. Dari mulai syahadat hingga menunaikan ibadah haji. Dan biasanya, lima aktifitas ini yang sering dijadikan standar ibadah prioritas.
Padahal, kalo kita ulik lagi aktifitas ibadah yang mencerminkan hubungan manusia dengan Allah swt, gak cuman rukun Islam aja. Ada juga ibadah sunah yang jadi keutamaan dilakukan setelah ibadah wajib kelar dikerjain. Atau pilihan terbaik daripada nongkrong, mabar, atau sekedar mager.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Di antara kebaikan islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat” (HR. Tirmidzi no. 2317, Ibnu Majah no. 3976. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Ibnu Rajab berkata, “Jika seseorang meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat, kemudian menyibukkan diri dengan hal yang bermanfaat, maka tanda baik Islamnya telah sempurna” (Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam, 1: 295)
Inilah hakikat remaja muslim premium. Sehari-hari membiasakan diri untuk mengutamakan nilai yang lebih mulia. Prinsipnya, untuk ibadah yang sunah kalo gak dikerjain bukan dipahami gak apa-apa. Tapi rugi pake banget. Lantaran kehilangan kesempatan untuk menambah tabungan pahala.
Dan balasan bagi remaja muslim premium itu gak main-main lho. Dalam hadits qudsi dari Abu Umamah riwayat ath-Thabrani di dalam al-Kabir, Rasulullah saw bersabda
“...Hamba-Ku yang terus-menerus mendekatkan dirinya kepadaKu dengan melaksanakan ibadah sunah, maka pasti Aku akan mencintainya. Maka (jika Aku telah mencintainya) Aku akan menjadi hatinya yang ia berpikir dengannya; Aku akan menjadi lisannya yang ia berbicara dengannya; dan Aku akan menjadi matanya yang ia melihat dengannya. Jika ia berdoa kepada-Ku, maka pasti Aku akan mengabulkannya. Jika ia meminta kepadaKu, maka pasti Aku akan memberinya. Jika ia meminta pertolongan kepada-Ku, maka pasti Aku akan menolongnya. Ibadah hambaKu yang paling Aku cintai adalah memberikan nasihat.”
# Berikan Yang Terbaik Darimu
Remaja muslim premium nyadar kalo hidupnya gak cuman di dunia. Tapi bakal dihidupkan lagi di alam akhirat untuk mempertangungjawabkan perilakunya selama hayat masih di kandung badan.
Terlebih lagi Rasulullah SAW menjelaskan tentang perkara-perkara yang akan ditanyakan pada hari kiamat, beliau bersabda: “Tidak akan bergeser dua telapak kaki seorang hamba pada hari kiamat sampai dia ditanya (dimintai pertanggungjawaban) tentang umurnya kemana dihabiskannya, tentang ilmunya bagaimana dia mengamalkannya, tentang hartanya; dari mana diperolehnya dan ke mana dibelanjakannya, serta tentang tubuhnya untuk apa digunakannya” (HR. Tirmidzi).
Untuk itu, dia akan selalu memberikan yang terbaik dari empat hal di atas.
# Tentang usianya, dia bercermin pada Sahabat Mushab bin Umair yang memaksimalkan usianya untuk belajar dan berdakwah. Sebelum kenal Islam, beliau terbiasa ikut bersama ayahnya dalam pertemuan para tokoh masyarakat Quraisy di Darun Nadwah. Dia menyimak bagaimana para tokoh itu berdiskusi dan berdebat. Sehingga beliau punya kemampuan yang mumpuni dalam berdiplomasi.
Setelah kenal Islam, Mush’ab diutus ke Yatsrib (Madinah) untuk mempersiapkan tempat hijrah Rasul. Meski masih belia, beliau tak gentar menghadapi pimpinan suku Auz dan Khajraz. Dan hasilnya, penduduk dua suku terkenal di Madinah itu berbondong-bondong masuk Islam setelah para pemimpinnya bersyahadat di hadapan Mush’ab.
# Tentang Ilmunya, dia meneladani sahabat Zaid bin Tsabit yang ilmunya dalam bidang literasi digunakan untuk menjadi sekretaris Rasulullah. Suatu saat, seorang anak yang usianya belum genap 13 tahun berjalan mendekati barisan pasukan muslim. Dia membawa sebilah pedang yang panjangya melebihi tinggi badannya. Dia mendatangi Rasulullah saw dan minta izin agar ikut berjihad.
Namun Rasulullah saw menolak karena usia Zaid masih belia. Meski begitu, Rasul memerintahkan Zaid untk belajar bahasa dan tulisan Yahudi. Karena kecerdasan, keterampilan, dan ketekunannya, Zaid berhasil menguasai bahasa Ibrani dan Syriac. Tak hanya itu, kepiawaian Zaid juga membantu Rasulullah saw dalam menghafal dan menuliskan wahyu segera setelah ayat-ayat tersebut diturunkan.
# Tentang Hartanya, dia meniru sahabat Thalhah bin Ubaidillah. Seorang pemuda Quraisy yang memilih untuk bergelut di dunia perdagangan sebagai profesinya. Walau masih sangat muda, dia memiliki kelebihan dalam mengatur strategi berdagang yang cerdik dan pintar sehingga dapat mengalahkan pedagang yang lebih tua.
Suat saat, Thalhah menerima keuntungan dari Hadramaut, sebuah lembah di Yaman, senilai 700 ribu dirham (setara dengan Rp 35 miliar sekarang). Kemudian istrinya, Su’da binti Auf, menyarankan untuk membagikan harta tersebut pada fakir miskin. Ia pun membagikan hartanya hingga tak bersisa sedikit pun. Untuk itu, Rasulullah saw menjulukinya Thalhah Al-Jaud (Thalhah yang pemurah) serta Thalhah Al-Fayyadh atau Thalhah yang dermawan.
# Tentang Tubuhnya, dia menjadikan sahabat Usamah bin Zaid sebagai role model. Usamah merupakan panglima Islam termuda sekaligus panglima terakhir yang ditunjuk langsung oleh Rasulullah. Ia mulai memimpin perang pada usia 18 tahun.
Bersama pasukannya, Usamah bergerak cepat meninggalkan Madinah menuju perbatasan Syam. Setelah melewati beberapa daerah yang masih tetap memeluk Islam, akhirnya mereka sampai di Wadilqura. Dengan strategi perang yang matang, pasukan Usamah mampu mengalahkan musuh dari pasukan Romawi secara cepat. Setelah 40 hari kemudian, mereka kembali ke Madinah membawa sejumlah harta rampasan perang serta tanpa jatuh korban satu pun.
Teman surga, berikan yang terbaik dari diri kita untuk Islam dan mengejar ridho Allah swt sesuai dengan kemampuan. Waktu kita maksimalkan untuk mengenal Islam lebih dalam. Baca buku Islam atau ikut kajian pekanan. Ilmu yang kita kuasai, apapun bidangnya, maksimalkan untuk berkontribusi dalam kebangkitan Islam dan kaum Muslimin. Harta yang kita punya, meski masih dapat subsidi dari orang tua, sisihkan untuk bersedekah dan membantu orang yang membutuhkan. Serta tubuh kita, maksimalkan untuk berolahraga dan menjaga stamina agar aktifitas dakwahnya nggak kendor.
Mari jadikan diri kita bagian dari barisan remaja muslim premium. Selalu memberikan yang terbaik dalam keaatan serta getol ikut pengajian. You are the best! []
Buletin Teman Surga Edisi #223 (Dzulhijjah 1444 / Juni 2023)
No comments