(232)
(Buat Pemuda Petanahan dan Sekitarnya)
Perkampungan Quba punya sejarah panjang. Jaraknya dari Masjid Nabawi 3,7 km. Di sanalah masjid Quba berada; masjid pertama yang dibangun Nabi Muhammad ﷺ.
Di dekat masjid Quba, ada sebuah rumah yang dikenal dalam sejarah sebagai Baitul 'Uzzab (rumah kaum bujang). Sebab, di rumah itu sempat tinggal beberapa sahabat muhajirin yang masih bujang di awal-awal Islam di kota Madinah.
Pemilik rumah itu bernama Sa'ad bin Khaitsamah. Seorang bujang juga.
Rumah itu dipilih oleh Nabi Muhammad ﷺ untuk menerima dan menyambut tamu-tamu yang datang tak berhenti guna menemui Nabi Muhammad ﷺ yang baru saja tiba di Madinah.
Sementara untuk istirahat, beliau memilih rumah Kultsum bin Al Hidmi yang lokasinya berdekatan.
Iya! Setibanya Nabi Muhammad ﷺ di kota Madinah, beliau sempat tinggal di perkampungan Quba sebagai bagian dari wilayah suku Aus selama beberapa belas hari.
Sebelum akhirnya beliau melanjutkan perjalanan hingga memilih perkampungan Bani Najjar, di wilayah suku Khazraj, untuk selanjutnya membangun rumah dan mendirikan masjid Nabawi.
Kaum muda yang masih bujang memang satu elemen kekuatan tersendiri. Karena belum berkeluarga, maka potensi waktu, tenaga, dan pikiran mereka, tentu dapat dimaksimalkan.
Keberadaan homebase sebagai lokasi berkumpul, berkoordinasi, berdiskusi, dan konsolidasi, sangatlah penting dalam mensukseskan suatu program.
Baitul 'Uzzab atau Baitul A'zaab (rumah kaum bujang) disebutkan oleh para ulama sejarah, seperti Ibnu Hisyam dalam Sirah Nabawiyah, untuk rumah Sa'ad bin Khaitsamah yang dimanfaatkan untuk berkumpulnya anak-anak muda bujang yang datang berhijrah ke Madinah.
Sa'ad bin Khaitsamah, walau masih bujang, sangatlah dihormati oleh kaumnya. Sa'ad termasuk anggota suku Aus yang mula-mula masuk Islam.
Dalam peristiwa Baiat Aqabah ke - II, Sa'ad terpilih sebagai satu dari tiga perwakilan suku Aus, melengkapi 9 perwakilan dari suku Khazraj.
Komitmen Sa'ad untuk memperjuangkan Islam yang tergambarkan pada sumpah setia pada Baiat Aqabah II, dijaga betul dan dipertahankan hingga nafas terakhir.
Adz Dzahabi dalam Siyar A'lam Nubala, menyebutkan semangat Sa'ad untuk berjuang.
Waktu itu, Nabi Muhammad ﷺ mengajak kaum muslimin yang sudah siap, untuk segera berangkat menghadang kafilah dagang Quraisy, yang kemudian berakhir dengan terjadinya perang Badar.
Ayahnya, Khaitsamah, meminta Sa'ad untuk tetap tinggal di rumah mengurusi keluarga. Sementara ayahnya yang akan berangkat berperang.
Kata Sa'ad, " Andaikan urusannya bukan surga, pasti aku akan mengalah dengan ayah ".
Mereka berdua, ayah dan anak, akhirnya melakukan undian, siapa yang akan berangkat dan siapa yang tetap tinggal? Nama Sa'ad lah yang keluar.
Sa'ad bin Khaitsamah kemudian gugur di perang Badar. Ayahnya gugur satu tahun berikutnya dalam perang Uhud.
Sahabat Sa'ad bin Khaitsamah adalah salah satu contoh pemuda teladan. Pemuda yang selalu memikirkan, apa yang bisa dilakukan untuk perjuangan Islam?
Bukan sekadar berpikir, Sa'ad telah membuktikan dengan aksi nyata. Beliau aktif dan selalu berada di baris terdepan. Tak mau ketinggalan dan tak ingin di belakang.
Sa'ad menjadi perwakilan generasi muda dalam mempelopori masyarakatnya untuk ber-Islam dengan berbaiat Aqabah. Sa'ad pun menunjukkan komitmen tinggi dengan tak mau mengalah walau dengan ayahnya sendiri.
Anak muda, kalau urusannya sudah tentang surga, jangan lagi cari-cari dan banyak alasan!
Rumah bujang milik Sa'ad bin Khaitsamah telah tercatat di dalam sejarah Islam. Pondok-pondok pesantren adalah rumah-rumah bujang; Baitul 'Uzzab.
Yang tidak di Pondok pun semestinya memiliki Baitul 'Uzzab. Tempat anak-anak muda berkegiatan aktif demi agama. Semoga para pemuda bisa menggali potensi terbaiknya untuk perjuangan Islam. Aamiiiin
t.me/anakmudadansalaf
No comments