Bisa jadi apa-apa yang masih tertahan untuk sampai kepada kita saat ini karena memang kita belum siap.
Iya, manusia sering kali keliru menafsirkan kata siap. Seolah telah mempersiapkan segala sesuatu dengan matang namun nyatanya Allah yang paham batas kemampuan.
Ada banyak kejadian dalam hidup yang hadir sebagai pembelajaran. Beberapa di antaranya bahagia dan sisanya berdiri di sisi sebaliknya.
Seperti seorang istri tentara yang harus menyiapkan diri atas berbagai macam hal yang mungkin terjadi saat suaminya bertugas. Jika kabar duka datang, kesedihan itu akan tetap hadir tak peduli seberapa matang persiapannya untuk menyambut kehilangan.
Begitu pun hal-hal bahagia. Seringkali hadir saat kita memang sedang butuh-butuhnya. Atau mungkin ditunda sementara, sampai kita jenuh dan mencerca nasib, namun akhirnya Allah datangkan dalam bentuk yang jauh lebih indah. Sebuah bahagia yang megah.
Terkadang kita lupa akan doa-doa yang pernah dipanjatkan, namun Allah tidak. Dihadirkannya satu-persatu jawaban saat kita siap.
Karenanya, sebuah iseng-iseng berhadiah kalau kita hobi nyeletuk hal-hal baik. Karena kita tidak pernah tau, doa dan harapan yang mana yang akan Allah ijabah lebih dahulu.
Lagi, kita yang terbatas seharusnya percaya pada Ia yang tak terbatas. Percaya penuh pada segala yang Ia rencanakan. Karena sebuah permintaan iblis yang terkutuk saja Allah ijabahi, apalagi permintaan hamba-Nya yang ikhlas penuh ketundukan?
No comments