Masih berlanjut belajar tentang kesabaran dan kesetian dari HACHIKO.
Read : (Kesabaran dan kesetian HACHIKO )
Dikisahkan didalam lubang neraka yang paling dalam, terdapat seorqng muslim yang mengalami siksa untuk mempertanggungjawabkan dosa-dosa yang telah ia lakukan. Sudah lebih dari 40 ribu tahun ia disana.
Selama itu pula ia menerima azab dari neraka yang begitu dahsyat sambil merintih "Ya Hannan Ya Mannan."
Suara rintihan tersebut lah yang kemudian menyebabkan Allah perintahkan kepada Malaikat Malik untuk menelusuri lubang demi lubang neraka yang tak berujung guna mencari sumber suara itu.
Singkat cerita, orang itu berhasil ditemukan oleh Malaikat Malik dan dibawa ke hadapan Allah. Rupanya ia mendapat pembebasan dan kemudian dimasukkan ke dalam surga dengan sebab rahmat-Nya.
Tentu kita bertanya-tanya, bagaimana bisa orang yang sudah empat puluh ribu tahun di neraka, lalu diampuni oleh Allah? Apakah gerangan penyebabnya?
Ternyata kasih sayang Allah menyasar kepadanya disebabkan karena ketabahan dan prasangka baiknya kepada Allah. Orang itu yakin bahwa Allah Yang Hannan (Pengasih) dan Mannan (Pemberi nikmat) suatu saat akan mencurahkan pertolongan kepadanya.
Prasangka baik ini bertahan begitu lama bukan lagi sepuluh atau seratus tahun, melainkan empat puluh ribu tahun! Allahu Akbar! Memang sudah sepantasnya orang yang demikian akhirnya mendapatkan surga Allah.
Saudaraku, bandingkan dengan sikap kita selama ini. Seberapa lama kita bertahan dengan penuh keyakinan bahwa Allah pasti mencurahkan pertolongan kepada kita?
Mungkin saat musibah-musibah pertama kita masih berbaik sangka pada Allah. Lalu apakah di musibah-musibah berikutnya kita tetap menaruh harapan kepada Allah?
Sanggupkah kita untuk masih melirihkan, Ya Hannan Ya Mannan, setelah sekian lama ketabahan kita seperti tidak ada artinya? Duhai alangkah jauhnya keadaan kita dengan seseorang dalam kisah di atas.
Tidak heran Al-Imam Hasan Al-Basri ketika mendengar cerita tersebut berkata, "Aku harap akulah orangnya yang dibebaskan oleh Allah itu!"
Saudaraku, kembali kita mendapat pelajaran berharga, untuk bekal di tahun yang baru ini. Yaitu pelajaran bahwa kita tak boleh sedikitpun berhenti mengharap kemurahan Allah.
Berniatlah di tahun baru ini kita akan menjadi muslim yang baru, mukmin yang baru, yang tegas dan kokoh bahwa nikmat iman dan Islam kita tak bisa dibandingkan dengan apapun.
Semoga dengan muhasabah tahun baru ini kita bisa menjadi pribadi yang terlahir kembali.
Aamiin ya robbal alamiin.
No comments