Entah berapa juta tadi yang datang meramaikan Aksi 212 hari ini, masih perdebatan antara 7 hingga 10 juta. Manapun angkanya, sama-sama menyenangkan
Yang lebih saya soroti, tiap-tiap jiwa yang punya kisah dan cerita dalam menghadiri rangkaian acara itu. Pengorbanan yang dilakukan, makna dibalik semuanya
Saya sebagai warga Jakarta, tiba-tiba merasa badan saya seolah menyusut di gelapnya subuh itu. Merasa tak ada bandingannya dibanding para mujahid disekeliling saya
Mereka kebanyakan dari luar kota, ada yang dari malam, ada yang sengaja memesan kamar hotel sekeluarga, demi bisa menghadiri silaturahim akbar 212
Tak terhitung yang datang membawa anak-anak kecil bahkan yang masih tertidur, rupanya ghirah itu memang harus diajarkan sedari belum sadar
Saya merasa kecil, sebab pengorbanan saya tidak ada seberapa dibanding mereka semuanya. Kisah mereka pastilah lebih menarik, lebih penuh warna
Tak ada yang mengeluh, tak ada yang marah, saling mendahulukan sesama Muslim, tak lupa senyum dilempar pada siapapun yang ditemui, istimewa
Selepas subuh, dipanjatkan doa buat seluruh kaum Muslim, saat disebutkan nama Allah dan Rasul, airmata sudah tak tertahan, tumpah semua disitu
Siapa yang sanggup, melihat sebanyak itu Muslim, datang dengan sukarela, berpanas-panasan, sabar sampai acara selesai, hanya untuk mengajarkan kebersamaan
Munajat bersama itu memang mengharukan. Karena tiap-tiap yang disitu sangat yakin, bahwa Allah takkan mengabaikan sebanyak itu Muslim
Yang didoakan bukan diri sendiri, tapi ummat, negeri Indonesia, pemimpin-pemimpinnya, negeri Muslim lain yang masih terjajah dan ternista
Sirna sudah rasa deg-degan pada diri saya tiga hari belakangan, selesai sudah. Sekali lagi, Muslim Indonesia mengajarkan para pembencinya, tentang kasih sayang
Terimakasih hadirin 212, terimakasih yang memanjatkan doa dirumah masing-masing, walau tak bersama, doa-doa itulah yang membujuk malaikat menjaga hadirin 212
By @UstazFelixSiauw
No comments