Ditanya begitu jawabannya kita juga bingung, paling mudah ya, mati saat dakwah. Tapi nggak yakin juga itu sudah cukup buat kita dapetin ridha Allah
Soalnya, bandingin sama ana-anak di Gaza, mereka bukan hanya naik panggung dan ngomong, mereka jihad, korban nyawa, saya? masih pengecut buat itu
Nanti kalau sudah hafal Al-Qur'an, baru siap mati. Iya kalau hafal, dan sampai kapan? Bisa jadi malah besok subuh sudah dibacain Al-Qur'an, mepet
Nanti kalau anak-anak sudah gede, bisa lihat mereka nikah atau punya cucu. Siapa yang jamin gedenya mereka malah bukan jadi fitnah? Kayak banyak kasus
Ditanya siap mati hari ini juga belum siap, sebab masih keingetan dosa tadi pagi, zina mata, zina hati, hasad, prasangka, atau demennya kita liatin aurat
Dikasih 3 hari lagi sebelum mati, juga nggak bakal bisa nyelesain semua tanggungan? 3 hari mana bisa khatam Al-Qur'an, 30 hari aja nggak bisa khatam
Dikasih setahun lagi, mesti lebih banyak lupanya. Kalau nggak lupa, ya stres mikirin matinya. Nggak siap juga, kita memang nggak siap hadepin mati
Kita dikasi waktu banyak, tapi sadarnya mungkin baru beberapa menit sebelum kita sakaratul maut, atau malah kita nggak bakal sadar sama sekali
Kita sadar nggak sih, seribu itu jadi berarti banget, dihitung kalau kita lagi kere, lagi kejepit. Tapi kalau pas lagi kaya, seratus ribu aja entah keselip kemana-mana
Artinya, most likely, manusia gak akan inget untuk nyiapin akhiratnya pas lagi luang, lagi sempet. Kapan ingetnya? Kalau sudah sakit, nggak lagi mampu ibadah
Jangan sampai kita kangenin tarwih pas sudah gak Ramadhan, kangen baca Al-Qur'an kalau sudah nggak bisa bersuara, kangen amal setelah mati
Jadi, kapan siap mati? Mungkin itu yang nggak pernah bisa kita siapin
#siapmati #dakwah #renungan
Ditulis : felixsiauw
No comments