PROPERTY SOLO

PROPERTY SOLO

Meneladani Ummu Syuraik Al-Quraisyiyah

Share:
Meneladani Ummu Syuraik Al-Quraisyiyah, Wanita yang Diberi Minum dari Langit /
Oleh: Ir. Hj. Rina Komara

Termasuk di antara para shahabat dari kalangan wanita adalah Ummu Syuraik. Ummu Syuraik Al-Quraisyiyah adalah kunyah (panggilan) bagi Ghaziyah binti Jabir bin Hakim. Beliau adalah seorang wanita Quraisy dari Bani Amir bin Lu’ai. Ia pernah menjadi istri Abu al-Akr ad-Dausi. Beliau masuk Islam ketika Rasulullah ﷺ berdakwah di Mekah.
Ia merasa simpati dengan agama baru yang dibawa oleh Muhammad, seorang Rasul bergelar al-Amin. Hingga ketika iman telah merasuk di hatinya dan mengerti konsekuensi yang harus ditanggung oleh seorang Muslimah, iapun bergerak untuk menyebarkan agama baru itu, agama yang mengajarkan Laa Ilaaha Illallah, Muhammad Rasulullaah, agama yang sesuai dengan fitrah dan memuaskan akal manusia.
Secara diam-diam, Ghaziyah menjumpai para wanita Quraisy, mengajak mereka untuk mengikuti langkahnya, menganut agama Tauhid. Ia datangi rumah-rumah mereka tanpa bosan ataupun merasa lelah. Ia sadar benar bahwa agama baru ini harus disebarkan. Masyarakat Mekah yang saat itu hidup bergelimang dengan maksiyat, harus segera dibangunkan dari tidur panjangnya, untuk segera menyambut agama yang penuh rahmat bagi alam semesta. Masyarakat Mekah yang jahiliyah harus segera dibangkitkan, untuk menyongsong cahaya Islam yang akan menerangi kehidupan mereka
Ghaziyah juga sadar bahwa aktivitas ini menuntut pengorbanan dan kesiapan menanggung resiko dakwah yang dilakukannya. Betapa tidak, dakwah Islam yang dijalaninya seakan menantang arus. Masyarakat Mekah yang musyrik tentu tidak akan begitu saja membiarkan agama nenek moyang mereka diinjak-injak, kebiasaan hidup mereka dicela, bahkan Tuhan-Tuhan mereka dihina. Hingga pada akhirnya Ghaziyah mendapati realita penentangan hingga penyiksaan dari para pemuka Mekah. Inilah ujian dan cobaan yang menuntutnya kesabaran dan tawakal kepada Allah subhanahu wa ta'ala.
===
Ummu Syuraik, Wanita yang Diberi Minum dari Langit
Ummu Syuraik menuturkan pengalaman penyiksaan itu. Ia berkata, “Mereka menaikkanku ke atas unta yang tidak dilengkapi dengan pelana atau lainnya. Lalu membawaku selama tiga hari tiga malam tanpa memberiku makan atau minum. Pada suatu hari, mereka beristirahat. Biasanya, jika beristirahat, mereka membiarkanku kepanasan sedangkan mereka berteduh. Mereka juga tidak memberi makan atau minum, sampai tiba waktu perjalanan. Akan tetapi, dalam kesempatan istirahat kali ini, tiba-tiba aku merasakan sesuatu yang menetes di tubuhku, lalu menetes kembali.
Setelah kuraba, ternyata itu adalah tetesan air dari sebuah ember. Maka aku segera minum sedikit, lalu ember terangkat dan kembali lagi, aku mengambilnya lagi dan minum sedikit . Lalu ember itu terangkat dan kembali lagi. Kejadian itu terus berulang beberapa kali dan aku meminumnya sedikit demi sedikit sampai puas. Kemudian aku membasuh seluruh tubuh dan pakaianku.
Ketika orang-orang yang membawaku terbangun, mereka terkejut karena melihat tumpahan air ada di mana-mana dan mendapatiku tampak lebih segar dari sebelumnya. Mereka menudingku, ‘Engkau telah membuka ikatan, lalu mengambil wadah air kami dan meminumnya!’ Aku menjawab, “Demi Allah, aku tidak melakukannya. Melainkan yang terjadi adalah begini dan begini”. Mereka berkata polos, ‘Jika pengakuanmu itu benar, maka agamamu lebih baik daripada agama kami.’ Untuk membuktikan pengakuanku, mereka memeriksa wadah-wadah air yang mereka bawa, ternyata semuanya tetap seperti semula. Maka, saat itu juga, orang-orang musyrik yang membawaku itu menyatakan diri masuk Islam.”
Demikianlah, sebagaimana disampaikan dalam kitab yang lain, Ummu Syuraik diberi minum dari sebuah ember yang menggantung antara langit dan bumi, yang berulangkali menjulur untuk memberi minum dan menghilangkan panas di tubuhnya. Itulah rezeki dari Allah kepada Ummu Syuraik sekaligus keutamaan yang Allah berikan kepadanya.
===
Pelajaran yang Bisa Diambil dari Kiprah Ummu Syuraik
Pelajaran yang sangat berharga dari apa yang dilakukan oleh Ummu Syuraik Al-Quraisyiyah, yaitu tentang peran wanita dalam dakwah. Dakwah yang dilakukan Ummu Syuraik memberikan teladan bahwa wanita pun mempunyai peran besar dalam merubah masyarakat jahiliyah menjadi masyarakat yang diliputi dengan keimanan. Ia melakukannya jauh sebelum ayat-ayat yang memerintahkan berdakwah -terlebih bagi wanita- diturunkan.
Tidak ada yang membuatnya bahagia, melainkan tersebarnya hidayah, sebagaimana Rasulullah ﷺ bersabda, 
لَأَنْ يَهْدِيَ اللهُ بِكَ رَجُلًا وَاحِدًا خَيْرٌ لَكَ مِنْ حُمْرِ النَّعَمِ

“Sungguh, jika Allah memberi petunjuk kepada satu orang dengan perantaraanmu, maka itu lebih baik bagimu daripada mendapatkan unta merah” (Muttafaq ‘Alaih)
Allah subhanahu wa ta'ala pun memberikan pujian kepada para penyeru kebaikan, penyeru kepada Allah Rabb semesta alam,
ومنْ أحْسنُ قولا ممّنْ دعا إلى الله و عمِل صالحا و قال إنّنيْ من المسْلميْن
“Dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah dan mengerjakan kebaikan dan berkata, ‘Sungguh, aku termasuk orang-orang yang berserah diri’?” (TQS. Fushilat: 33)
Oleh karena itu, selayaknya apa yang dilakukan oleh Ummu Syuraik al-Quraisyiyah memberi inspirasi kepada para Muslimah untuk bersegera menyambut perintah Allah subhanahu wa ta'ala yang bertebaran dalam al-Qur’anul Karim yang secara nyata menuntut seluruh kaum Muslimin untuk berdakwah.
===
Dengan demikian, wanita sebagaimana laki-laki memiliki kewajiban yang sama dalam mengubah masyarakat sebagaimana yang dilakukan oleh Ummu Syuraik bersama dengan para lelaki. Mereka satu sama lain saling membantu dalam menegakkan kalimatullah, hingga Islam bisa tegak di Madinah dan terus membesar dan menyebar hingga 2/3 dunia di bawah naungan Khilafah.
Namun sayang, saat ini kondisi telah berbalik. Islam yang dulu pernah berjaya hingga lebih dari 13 abad lamanya, kini mengalami kemunduran.
Oleh karena itu, sudah saatnya para Muslimah mengambil bagian dalam dakwah kepada tauhid, dakwah untuk mengembalikan kehidupan Islam yang dulu pernah diterapkan dalam rentang sejarah dari masa Rasulullah sw. hingga masa kekhilafahan Turki Usmani berakhir pada tahun 1924.
Selain yakin akan kebenaran Islam, kita juga harus yakin terhadap janji dan pertolongan dari Allah subhanahu wa ta'ala. Berbagai ujian dan cobaan itu tidak akan ada nilainya jika dibandingkan dengan janji Allah berupa pahala yang besar hingga surga sebagaimana dijanjikan Allah kepada keluarga Yasir ketika mendapatkan penyiksaan dari orang-orang Quraisy.
Allah subhanahu wa ta'ala pun menjanjikan pertolongan-Nyakepada orang-orang yang menolong agama Allah.
إن تنصروا الله ينصركم و يثبت أقدامكم يأيها الذين أمنوا
“Wahai orang-orang yang beriman, Jika kalian menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolong kalian dan meneguhkan kedudukan kalian” (TQS. Muhammad: 7)
Sebagaimana pertolongan yang Allah berikan kepada Ummu Syuraik, semoga pertolongan Allah dan kemenangan yang dekat juga Allah limpahkan kepada kita semua yang secara nyata terlibat dalam dakwah. Aamiin.. Wallahu musta’aan
—————————————

No comments

Featured Post

HIDUP TIDAK PERNAH BERMASALAH, KITALAH SENDIRI YANG MEMBUATNYA MENJADI MASALAH

  "Hari ini sungguh sial. Jalanan macet, angkot biadab berhenti sembarangan, bos di kantor kurang ajar, mengapa semua orang menjadi bod...