Anak gajah mungkin salah satu hewan yang menunjukkan perilaku unik dibandingkan dengan binatang lainnya. Coba bayangkan, sampai berumur sembilan bulan, anak gajah tidak tahu apa fungsi belalainya.
Jadi selama itu pula mereka akan menenggelamkan mulutnya ke dalam sungai jika hendak minum, karena tidak tahu bahwa belalainya dapat dengan mudah berfungsi sebagai sedotan.
Begitu pula ketika menyantap dedaunan, maka mulutnya akan mendekati pepohonan. Padahal mereka bisa mengambil daun-daun tersebut dari jauh dengan belalainya, dan nanti belalai itu pula yang akan mengantarkan makanan tersebut ke dalam mulut.
Mendekati usia sembilan bulan, barulah instingnya bertanya-tanya, apakah belalainya bisa menyedot air? Bagaimana caranya? Adakah fungsi lain dari belalainya? Dan sebagainya. Mereka mulai bermain-main dengan belalainya sendiri, melakukan aneka pekerjaan yang selama ini belum pernah ia ketahui bisa dilakukan.
Begitulah perilaku unik dari seekor anak gajah. Terlahir dengan belalai, tapi belum tahu fungsinya untuk apa. Untung saja tidak terjadi pada manusia. Kalaupun ada, mungkin terjadi pada sebagian fungsinya saja.
Misalnya, ada di antara manusia yang terlahir dengan kedua mata. Namun ia mengira bahwa mata hanya untuk melihat saja. Ia belum tahu bahwa kedua mata ini juga berfungsi untuk menangis di pertengahan malam atas dosa-dosa yang diperbuat kepada Allah.
لا يلج النار رجل بكى من خشية الله حتى يعود اللبن في الضرع
“Tidak akan masuk neraka seseorang yang menangis karena merasa takut kepada Allah sampai susu bisa masuk kembali ke tempat diperahnya.”
(Hadist Riwayat At-Tirmidzi)
Begitu pula sebagian manusia terlahir dengan kedua telinga, namun dianggapnya telinga itu hanya untuk mendengar saja. Ia tidak tahu bahwa telinga juga berfungsi untuk berjaga-jaga apabila suara azan tetiba berseru, maka ia bisa bergegas menuju masjid.
كَانَ يَكُونُ فِي مِهْنَةِ أَهْلِهِ – يَعْنِى فى خِدْمَةَ أَهْلِهِ – فَإِذَا حَضَرَتِ الصَّلاةُ خَرَجَ إِلَيها
“Rasulullah biasa membantu pekerjaan keluarganya, ketika ada panggilan shalat beliau bergegas pergi menunaikannya.”
(Hadist Riwayat Bukhari)
Tak sedikit pula manusia yang terlahir dengan lisan yang sempurna sehingga ia bisa berkomunikasi dengan orang lain, namun menurutnya lisan hanya untuk berbicara saja. Ia tidak tahu bahwa lisan juga berfungsi untuk berzikir mengingat Allah.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا
"Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya."
(Surat Al-Ahzab: 41)
Rupanya kita masih seperti anak gajah saja, terlahir dengan beragam anggota tubuh yang dapat bekerja dengan baik, namun amat disayangkan belum kita manfaatkan sesuai fungsinya.
No comments